Empat Belas.

289 70 54
                                    

VICTON 1st BONSANG AWARDS!🎊 💙 CONGRATS 💛 🎊I'M CRYING 😭😭😭😭😭😭😭

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

VICTON 1st BONSANG AWARDS!
🎊 💙 CONGRATS 💛 🎊
I'M CRYING 😭😭😭😭😭😭😭





Click ⭐ first!





💙 Happy reading 💛




--- Nada Sunyi ---




Airi menatap kosong kanvas di hadapannya. Dia tidak memikirkan apa pun. Karena kalau dia berpikir, air matanya langsung jatuh begitu saja. Sudah cukup ia menangis semalaman sampai tidak tidur. Dan sekarang kelas pagi.

Kalau saja hari ini tidak ujian, gadis itu pasti sudah bolos. Tapi sepertinya, ia masuk pun tetap harus ikut ujian susulan. Sudah tiga puluh menit lebih kanvasnya masih putih polos.

Changkyun dan Clara yang duduk di sebelahnya pun bingung. "Tangan dewa" temannya itu tak bergerak sama sekali.

Clara menyenggol lengan Airi. Gadis itu tersentak sampai menjatuhkan kuas. Ia menatap Clara panik. "Kamu kenapa?" tanya Clara tanpa suara.

Airi menggeleng. Berusaha mengendalikan dirinya. Dengan gerakan cepat dia mengambil kuas dari lantai. Kemudian mulai melukis.




===




"Ri, lo gak apa-apa?" tanya Changkyun khawatir. Bagaimana tidak? Hari ini penampilan Airi benar-benar kacau. Matanya sayu, wajahnya pucat. Sikapnya juga aneh.

Gadis itu menggeleng dengan senyum yang dipaksakan. "Yakin?" tanya Changkyun lagi. Airi menatap matanya untuk meyakinkan kalau dia baik-baik saja.

"Yaudah. Ayo ke kantin. Muka lo pucet. Lo harus makan!" paksa Changkyun. "Biar mereka berdua nyusul." Airi hanya bisa pasrah dan mengikuti pria bertato bunga di tengkuk leher itu.

Sesampainya di kantin, langkahnya terhenti. Seketika tubuhnya terasa kaku. Dadanya begitu nyeri hanya dengan melihat sosok Chan dari jauh.

Changkyun menoleh. "Lo kenapa?" tanyanya sedikit panik melihat wajah Airi yang semakin pucat. Terlebih saat melihat genangan air di pelupuk mata dan mengalir dengan sendirinya. "Lah? Kok nangis!?"

Seakan nyawanya kembali masuk, Airi menghapus kasar air matanya. Ia harus pergi dari sana. Ia tidak boleh menangis di sana.

Dengan langkah cepat, ia memutar tubuh dan beranjak pergi. Namun kepalanya tiba-tiba sangat sakit. Dunia seakan berputar. Ia berpegangan pada tiang. Pandangannya semakin buram.

NADA SUNYI  (( HeoChan VICTON FF ))Donde viven las historias. Descúbrelo ahora