Part. 4 - Simple happiness

3.5K 616 58
                                    

Ayle & Neil nggak update minggu ini.
Sebagai gantinya, Sierra & Dimas.
Happy Reading 💜



🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



"Ma, kenalin. Ini Sierra, temen Dimas di kantor," ucap Dimas memperkenalkan Sierra pada ibunya.

Sierra yang merasa canggung, langsung menyapa dan mencium punggung tangan ibu Dimas dengan gugup. Well, menjomblo selama 2 tahun, tentu saja Sierra lupa bagaimana momen bertemu dengan orangtua dari pihak lelaki. Sierra memanggilnya dengan panggilan Tante Rachma.

"Pacarnya, Mas?" tanya Tante Rachma sumringah.

Sierra melirik singkat pada Dimas yang tampak tertegun dan wajahnya memerah. Tidak bisa tertahankan bagaimana ekspresi malu-malu seperti itu membuat Sierra merasa gemas.

"Bukan, Bu, Masih temen aja," jawab Sierra kalem.

"Kalau pacar juga nggak apa-apa. Tante senang kalau akhirnya Dimas bisa bawa kenalan ke rumah," balas Tante Rachma sambil melirik penuh arti pada Dimas.

Dimas berdecak pelan dan menegur Tante Rachma dengan suara pelan, tapi masih bisa didengar Sierra. "Jangan gitu, Ma. Nggak enak sama temen Dimas."

"Kenapa nggak enak? Emang bener kayak gitu kok," balas Tante Rachma tanpa beban.

Sierra terkekeh senang. "Jadi, aku tuh cewek pertama yang dibawa Dimas ke rumah, Tan?"

"Iya," jawab Tante Rachma. "Dari dulu, Tante selalu tanyain ke Dimas, kapan dikenalin sama pacarnya? Nggak pernah ngeliat Dimas deket sama siapa pun. Akhirnya, kedatangan kamu bikin Tante senang karena ternyata Dimas masih suka perempuan."

"Mama!" tegur Dimas dengan nada kesal.

"Nggak apa-apa, Mas. Santai aja. Namanya juga bercanda, Ye'gak, Tan?" sahut Sierra.

"Dimas memang suka malu-malu kayak gini," timpal Tante Rachma yang sama sekali tidak menggubris ekspresi menggelap dari Dimas.

Kunjungannya ke rumah Dimas, membuat Sierra merasa senang dengan sambutan hangat dari keluarga pria itu. Orangtua yang penuh kasih dan seorang adik yang penyayang. Sierra sudah yakin jika Dimas tumbuh dari kehangatan dan kasih sayang keluarga yang harmonis. Itu menambah alasan Sierra untuk mengenal Dimas lebih jauh.

"Maaf yah kalau Mama suka ngomong sembarangan," ujar Dimas dengan nada tidak enak hati, saat Tante Rachma sudah meninggalkan mereka untuk mengobrol di ruang tamu.

"Nggak apa-apa. Aku seneng-seneng aja kok. Kayaknya, seru yah kalau suasananya rame begini di rumah," balas Sierra sambil terkekeh.

"Biasa aja, malah terkadang terlalu mengganggu," sahut Dimas kalem.

"Wah, jadi kalau aku ngoceh mulu, itu udah mengganggu kamu dong," seru Sierra dengan mata melebar.

Dimas langsung menggeleng, lalu tertawa pelan sekali. "Maksud saya bukan kayak gitu. Kamu nggak mengganggu. Kamu cuma suka bercerita."

"Dan kamu suka mendengar," balas Sierra.

Dimas meringis pelan dan tersenyum saja. "Biasa aja. Saya termasuk orang yang suka dengan ketenangan."

Sierra berpikir sejenak. Dimas memang tipikal orang yang tenang dan cenderung pendiam. Ralat. Memang sangat pendiam hingga Sierra tidak bisa membedakan antara Dimas dengan tembok berjalan. Lucunya, Sierra merasa senang dan nyaman jika bersama dengan Dimas karena Sierra bisa menjadi dirinya sendiri.

"Kok diam?" tanya Dimas yang sukses membuyarkan pikiran Sierra.

Sierra terkekeh. "Kalau kamu nggak nyaman dan merasa berisik sama aku, ngomong aja yah. Aku tuh emang gini orangnya."

The Sparks (END)Место, где живут истории. Откройте их для себя