Punggung Jinyoung membentur pintu kelas dengan keras akibat dorongan kasar dari seseorang. Semua orang terkejut karena pelakunya adalah teman Jinyoung sendiri.

“sejak kapan lo jadi bejat gini?!” tanya Minhyun membentak.

Jinyoung menanggapinya dengan tertawa, “kenapa lo jadi ikut-ikutan nyerang gue? Teman lo siapa? Gue kan?”

“ini bukan masalah gue teman lo atau bukan! Tapi kelakukan lo itu sudah ke—“

“ngak usah ngebacot” sela Jinyoung dengan cepat, membuat Minhyun semakin geram.

“dahlah, muak gue. Lin, kita balik aja” ujar Minhyun pada Guanlin, guanlin hanya mengangguk karena ia juga sedikit tak mengira dan kesal dengan kelakuan Jinyoung itu.

Minhyun menyingkirkan tubuh Jinyoung yang masih berdiri di depan pintu dengan kasar, setelah Guanlin ikut keluar, mereka kembali menutup pintu itu.

Kemudian Jinyoung kembali menatap Renjun dan anak kelas lain secara bergantian, “gue udah kasih tau kalian semua. Kalian bisa aja ngomong ke Yuna, tapi gue yakin Yuna ngak akan percaya” ujar nya dengan penuh keyakinan.

“yakin banget lo Yuna ngak bakal percaya, dia udah tau kalau lo itu busuk!” ketus Renjun.

“sok tau” cibir Jinyoung, “Ryujin juga bilang, kalau Yuna tulus sama gue. Gue yakin ketulusannya itu bisa buat dia jadi bego untuk ngak percaya sama kalian kalau aja kalian kasih tau dia. Gue—“

Jinyoung memberhentikan kalimatnya, karena ia mendengar suara geseran pintu yang berada di belakang nya itu terbuka dengan kasar.

Hal itu membuat Jinyoung otomatis menoleh kebelakang, dan seketika matanya melebar saat tau orang yang baru saja membuka pintu itu adalah Yuna.

Renjun, Ryujin, dan anak kelas lainnya sama terkejutnya ketika melihat Yuna. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh anak kelas, terakhir ia melihat Renjun yang wajahnya terdapat luka itu.

Sementara Renjun, matanya menangkap mata Yuna yang tampak sedikit kemerahan. Yuna menangis? Dia dengar semua dari balik pintu? Pertanyaan itu Renjun tanyakan pada dirinya sendiri.

“Yuna, sejak kapan kam—“ pertanyaan Jinyoung terhenti saat Yuna langsung menoleh ke arahnya dan memberi tatapan tajam. Membuatnya tiba-tiba tidak punya nyali untuk melanjutkan perkataannya.

thanks, bitch” 2 kata itu yang keluar dari mulut Yuna

“a-apa?” 

“makasi udah ungkapin semuanya” jawab Yuna pelan dengan suara yang sedikit lirih. Tapi Yuna berusaha dengan keras untuk tetap memperlihatkan wajah ketusnya, agar ia tidak di pandang lemah oleh mantannya itu.

“Yun, itu ngak seperti yang kamu dengar. Aku—“

Buaghk!!

“agh!” Jinyoung meringis tertahan seraya memeganggi perutnya dan membungkuk 120 derajat, bagaimana tidak? Yuna baru saja mendaratkan pukulan yang keras tepat di atas pusarnya.

Semua anak kelas tentunya kaget dengan tindakan Yuna itu. Tapi detik berikutnya mereka tersadar, bahwa Jinyoung memang pantas mendapatkannya.


“wauw~”

Semua intensitas tertuju pada Jaemin ketika anak bermarga Na itu berseru kagum.

Jeno yang berada di dekat Jaemin langsung menepuk pelan perut anak itu, “sempat-sempatnya lo” bisik Jeno yang hanya di balas dengan cengiran khas oleh Jaemin.

Setelah sempat di curi oleh Jaemin, semua intensitas kembali pada Yuna dan Jinyoung. Meskipun sudah di pukul, rupanya lelaki itu masih punya keberanian untuk berbicara dan membujuk Yuna.

My savior & protector : Huang RenjunWhere stories live. Discover now