Mendengar suara seseorang yang berlari mendekat membuat pemuda itu menoleh kebelakang. Dia sudah menyiapkan senyuman nya, tapi wajah nya membeku saat tatapan mereka bertemu.
Karena dia bukan Wonpil
Tapi dia,
Pria yang selalu ditunggu nya diam-diam
"Udah lama yahh.." ujar pria yang lebih tua
Dowoon hanya mendesah pelan, ia mencoba menghirup nafas lebih panjang dan menahan nya sejenak di dada sebelum menghembuskan nya kembali pelan-pelan.
"Bagaimana kabar mu hyung?" tanya Dowoon
"Aku baik, kau sendiri?"
Cahaya mentari jadi lebih rendah sampai menyentuh puncak kepala mereka, menyilaukan mata dan warna langit semakin merah.
Untuk sejenak hening lebih mendominasi
Dowoon sibuk dengan pemikiran nya sendiri, belum lagi hasrat yang membuncah di dada.
Kemudian pemuda itu bisa tersenyum lagi.
"Aku baik hyung" balas Dowoon pelan
Lalu kedua pasang mata itu bertemu
Tentu rasa itu masih ada disana
Cara mereka menatap satu sama lain
"Ayo berhitung!" ajak Jae
Dowoon yang masih menolehkan kepala nya dapat melihat dengan jelas bagaimana antusias nya pria itu, membuat reka ulang pada masa lalu berputar kembali di kepala nya, bagaikan film hitam putih
Dulu, Jae yang selalu mengenakan kaus oblong tanpa lengan, dengan celana pendek bersama skateboard nya menarik tangan Dowoon secara paksa menuju pantai didekat rumah mereka
Jae selalu menyukai pantai,
Di musim panas dia bahkan akan menyelam di malam hari setelah matahari terbenam. Dowoon justru kebalikan nya, dia takut air, dia tak bisa berenang tapi karena itu Jae. Jadi apa yang bisa diperbuat nya?
Setidak nya matahari dan pasir dapat menghibur hati
"5 4 3 2 ... 1" mereka berhitung bersama layak nya masa lalu
Dowoon terkadang menghitung lebih lambat atau juga terlalu cepat. Tapi saat berhitung bersama Jae selalu tepat, berbeda jika sendirian.
Mereka tertawa bersama. Jae rindu sekali dengan tawa itu, dimple kecil milik Dowoon yang paling manis dari semua nya yang pernah dilihat nya.
Dowoon juga rindu melihat tawa Jae, dimana mata nya akan menyipit seolah lenyap saat pria itu tersenyum.
Kedua nya bangkit berdiri, sibuk menepuki celana mereka dari butiran pasir yang menempel.
Jae melebarkan kedua tangan nya
Sekilas Dowoon ragu namun akhirnya pemuda itu berlari kedalam pelukan yang lebih tua.
Mereka berpelukan erat dihiasi langit malam sebagai latar belakang nya.
Jae sibuk mencium seluruh aroma tubuh Dowoon, menumpuk nya agar nanti dia masih bisa mengingat nya lagi.
Dowoon menutup kedua kelopak mata nya menyimpan kehangatan pelukan yang diberikan pria yang lebih tua.
Sejujur nya tidak ada yang mau melepaskan pelukan itu diantara mereka. Tapi kedua nya sadar sendiri kalau mereka tidak bisa terjebak di masa lalu. Segala sesuati diantara mereka sudah berakhir
Meski tanpa kata terucap
Tidak ada salam perpisahan
Tiada penjelasan berarti
Jae ingin menggenggam tangan itu lagi. Memegang nya erat-erat, mengajak nya berlari bersama, karena rasa itu sungguh masih disana. Seolah tak berkurang sedikitpun
Tapi langit pun tau bahkan seluruh bintang sudah berjajar dan menyusun rasi nya sendiri. Tidak ada yang bisa mengubahnya. Mereka tidak bisa menulis ulang jalan cerita yang telah mempunyai akhir
Dowoon tau Jae sudah mempunyai pria bernama Sungjin
Jae juga tau kalau kini ada seorang bernama Wonpil yang selalu ada untuk Dowoon
In that breeze cold air,
We facing again.
When sunlight beaming low,
ours gaze find each other.
It's back to winter,
Can we rewrite our story?
It always back again.
The feeling, slowly then all at once.
In the evening.
We sit there, with the sand.
That golden light.
And your small dimple.
It fill up the emotion.
Why don't we go back, or..
We just couldn't?
Mereka mungkin punya perasaan yang sama tapi perbedaan itu juga terlalu besar
Daripada berusaha bersama
Akhirnya perpisahan menjadi pilihan
Sungguh?
Benar-benar hanya itu pilihan nya?
Tidak kah ego yang menjadi alasan nya?
I exhausted you but couldn’t let you go
I’m still living in that season
This is it, I know it’s over
I know everything now
The winter of you
Is passing
Iya mereka sekarang sama-sama tau
Akhir yang sebenarnya sudah tiba
Jae menggenggam tangan itu lagi, dengan sangat erat, sekali lagi
Dowoon ingin menangis tapi ketika Jae menangkupkan kedua tangan nya pada pipi yang lebih muda, mengusap bagian bawah mata Dowoon dengan ibu jari nya. Bibirnya justru melengkung membentuk senyuman.
Sebuah akhir tidak harus selalu menyakitkan
Karena bagaimanapun juga memori yang terbuat diantara mereka itu begitu indah dan tak akan pernah terlupakan
Sampai jumpa
Sampai nanti
Mungkin saat itu kita bisa menulis ulang cerita kita ke bagian yang lebih bahagia daripada saat ini
Dan..
Dan terimakasih atas semua cinta itu
Kedua nya melepaskan pelukan mereka
Berjalan ke arah yang berlawan tanpa menengok ke belakang
Selamat tinggal sayang
Selamat tinggal kasih
Begitulah akhir dari malam gelap yang dingin diantara mereka
.
.
.
Gimana ceritanya?
Ketika mencoba jadi poetric tp as always gagal tros XD
Effect abis ujian toefl online nihh
Penuh drama banget ujian nya=_=
YOU ARE READING
Random Stories
FanfictionCast campur2 tergantung mood XD Day6, Exo, Shinee, Got7, Red velvet, Blackpink dll.. bromance, straight, OC, dll boleh request juga,, tinggal komen aja.. Happy Reading^^ cerita ini tidak akan lepas dari typhos so hang on there hehehehehehehe
(JaeWoon) Re-write
Start from the beginning
