[12] Another Dimension!!

En başından başla
                                    

Menggelengkan kepalanya pelan, Khun menanyakan hal yang lebih menganggunya. "Kenapa kau melakukan semua itu?"

Jawaban yang dia dapat langsung dijawab dengan cepat bahkan dengan susunan huruf kapital semua. Mencerminkan betapa antusias dan bersemangatnya bayangan tersebut.

'KARENA AKU MENYUKAI MU! TIDAK! AKU MENCINTAI MU! SANGAT SANGAT SANGAT MENCINTAIMU! AKU TIDAK BISA MEMBANTU UNTUK TIDAK MENYENTUH DAN MEMANJAKAN MU!'

Khun merasa dia memiliki deman saat hangat menyiram wajahnya. Hm, dia pasti terlalu lama membiarkan rambutnya basah tadi pagi sehingga dia deman begini. Hm! Pasti begitu!

"Terserah sudah, aku akan tetap ke sana. Kau bisa lepaskan aku" Khun melangkah pergi saat pengekangan yang dia rasakan hilang.

Bayangan itu bergerak ragu, jelas tidak ingin membiarkan Khun kesana. Tapi dia juga tidak melakukan apapun untuk menghentikan Khun kali ini.

Khun memperhatikan gedung kelas di depannya. Bahkan walau dia bukan orang yang di anugerahi kelebihan itu, dia masih bisa merasakan hawa tak enak yang berasal dari dalam gedung tersebut. Tapi sekali lagi, Khun terlalu apatis dan tidak peduli. Apalagi ketika rasa penasarannya memuncak, dia akan melupakan hal-hal lain.

Bahkan walau itu keselamatannya sendiri.

Dengan pribadinya yang seperti itu, wajar jika Khun akan cepat menemui ajalnya ketika berada di Rumah Keluarga Khun yang penuh dengan intrik. Alasan dia selamat tentu berkat otak jenius dan rencana-rencana liciknya dalam menangani masalah.

Khun sendiri juga menyadari bahkan dengan otak dan bakatnya, tidak mungkin dia selamat dengan mudah. Terima kasih kepada para saudaranya yang terkadang bersikap terlalu abnormal sehingga dia berhasil hidup sampai sekarang.

Yah, tidak seperti Khun akan mengatakan hal itu langsung pada mereka. Terutama pada Hachuling dan Asensio. Tidak, lebih baik dia bisu dari pada mengatakan rasa terima kasihnya pada dua saudara sableng nya itu.

Sesaat setelah Khun menapakkan kedua kakinya memasuki gedung. Penglihatannya terasa seperti berputar. Kepalanya pusing dan dia merasa seperti kehilangan pijakan. Merasa seperti jatuh bebas dari ketinggian ketika dia tersentak menyadari dia masih aman berdiri. Perasaan tadi mirip dengan ketika kita mengalami mimpi kejatuhan.

Dalam gedung terasa sangat suram dan kosong. Suara-suara langkah kaki terkadang terdengar samar dari lantai atas. Membuat alis Khun bertaut bingung, siswa mana yang begitu bosan seperti dirinya yang mau datang ke sekolah di hari libur begini.

Berjalan tenang melewati koridor yang luas dimana biasanya ramai dengan para siswa yang setiap sisi, dipenuhi dengan berbagai macam pembicaraan, sekarang itu terasa begitu sepi. Mengirim rasa dingin yang aneh kesekujur tubuh pada siapapun yang sekarang berada disini, Shibisu kemungkinan besar akan bernyanyi dengan suara keras untuk menghibur dirinya sendiri. Sayang Khun terlalu tenang bahkan tidak merasakan begitu banyak.

Menaiki tangga menuju lantai kedua. Dia berbelok di tikungan tangga saat dia dikejutkan dengan bunyi langkah dari atas nya.

Didepan nya, beberapa tangga di atasnya. Dua orang gadis membeku dengan ekspresi awas. Langkah mereka yang diambil secara hati-hati seakan takut membuat suara terhenti saat melihat Khun.

Salah satu gadis Khun kenali dengan sangat sebagai Rachel, tampak begitu berantakan dan menjijikkan dengan seluruh bajunya bernoda darah. Melihat bagaimana gadis itu sendiri berdiri dan berjalan tanpa ada masalah, jelas itu bukan darahnya.

"Ketua! Bagaimana anda bisa ada disini juga? Apa anda juga ikut terjebak?" tanya Rachel berseru, jelas kaget.

Yang ditanya tidak menjawab, mata kobaltnya hanya bergerak menganalisis keadaan dua orang didepannya. Gadis satunya yang berada di belakang Rachel tampak gemetaran ketakutan, matanya bergerak liar ke sana kemari seakan mewaspadai sesuatu.

[BL] Thriller Academy ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin