P(b)F; What Do You Think?

Start from the beginning
                                    

Saat tengah asik saling diam, ketukan di pintu buat mereka berdua sontak terkejut. Jimin bangkit, lalu buka pintu dan rupanya itu sang Ibu yang membawa nampan berisi dua gelas minuman dan sebuah camilan. Yoonji beri senyum sapa pada Ibu Jimin, dan di balas juga dengan senyuman.

"Anggap saja seperti di rumah ya, um--"

"Ah aku Yoonji, Min Yoonji. Salam kenal Bibi."

"Hey hey, tak perlu seformal itu. Panggil saja aku Ibu, seperti Jimin. Oke."

"Uh, hehe.. Iya Bibi, eh maksudku Ibu.."

"Ya sudah, kalau begitu selamat malam."

"Malam Ibu.."

Klek

Pintu tertutup, lalu Jimin hela nafas dengan bawa nampan itu mendekat ke arah Yoonji. Tapi tak di letakan di atas meja, melainkan di atas karpet.

Yoonji juga ikut turun, dan duduk tepat di samping Jimin. Kemudian dia ambil satu gelas air itu, dan meminumnya hingga tandas.

Jimin tersenyum, lalu menatap wajah Yoonji sebentar. "Sudah tidak haus bukan?" Tanyanya, dan Yoonji hanya terkekeh. Dengan berikan jari jempolnya ke hadapan Jimin.

Mereka akhirnya melewati malam itu dengan menonton film sebentar, tak benar-benar hingga larut malam. Karena Jimin tak mau besok pagi mereka terlambat untuk bangun.

Mungkin sekitar jam duabelas lebih lewat lima belas menit, mereka memutuskan untuk pergi tidur. Dengan inisiatif Jimin, dia tidur di atas sofa kamar. Sedang Yoonji, dia tidur di atas kasur empuk itu.

"Good night Yoonji... "

"Night to Jiminie... "





*****





"Aaaaaaarrrggghhhh"

Pagi hari di rumah keluarga Min itu, Yoongi membuat keributan dengan teriakan mahadahsyatnya. Dengan dia berdiri di depan cermin besarnya di kamar, tanpa memakai baju.

Teriakan super kencangnya itu membuat sang eomma yang sedang memasak di dapur sana sontak terkejut, dan dengan cepat dia matikan kompornya dan bergegas lari menuju lantai atas. Dimana kamar Yoongi berada. Dan..

Brakk

"Yoongi ada apa??? " Pekik sang eomma, saat pintu kamar Yoongi sudah terbuka lebar.

Seketika wajah yang penuh khawatir itu berubah menjadi datar, saat melihat putranya yang sedang berdiri di depan cermin dan tidak mengenakan baju. Hanya mengenakan celana dalamnya saja yang berwarna hitam itu.

Yoongi menoleh, lalu meringis sendiri saat tahu kalau rupanya pintu kamar nya tak di kunci.

"E-eh.. Hehe, tak apa eomma."

"Ck, kau ini. Pakai seragammu, dan cepat turun kita sarapan." Setelah mengatakan itu, sang eomma pergi meninggalkan Yoongi yang masih asik berkaca.

"Shit, sialan. Tanda apa ini? Siapa pula yang buat tanda seperti ini? " Monolognya sembari memicingkan matanya guna menatap lamat tanda yang dia dapat di ceruk lehernya. Oh, itu warna yang sangat kontras sekali dengan kulit putihnya.

Hela nafas, lalu kepalanya menggeleng dramatis dengan tangannya yang sigap mengambil baju seragamnya di lemari. Memakai nya dengan masih menatap warna di ceruk lehernya itu, lagi lagi dia hela nafas.

Saat selesai, dia keluar kamar dan menuju ke ruang makan. Di sana sudah ada sang eomma yang tengah menata makanan di setiap mangkuk dan piring, dan Yoongi duduk tepat di hadapan sang eomma.

"Apa Yoonji belum pulang eomma??"

"Belum, coba kau telpon lagi."

"Ah malas, sejak semalam ponselnya kan tidak aktif."

𝙿𝚘𝚜𝚜𝚎𝚜𝚜𝚒𝚟𝚎 (𝘣𝘰𝘺)𝙁𝙧𝙞𝙚𝙣𝙙 (Complete)✅Where stories live. Discover now