Are you sleeping, baby bear?

129 20 0
                                    


Disclaimer: Hetalia (c) Himaruya Hidekazu

Warning: Typo, OOC, kinda songfic, dan pokoknya segala kekurangan yang ada ditemui

.

.

.

"Are you sleeping, babby bear..."

Pintu kamar dibuka pelan, tanpa menghasilkan derit engsel dari pintu yang tua dimakan umur. Lirik lagu dilantunkan dengan suara pelan bak bisikan. Melodi suaranya yang selalu terdengar tenang menggema dengan harmoni musik bisu. Perlahan dengan langkah yang hati-hati dan gerakan yang lembut ia mendekati tempat tidur yang terdapat di tengah ruangan.

Tersenyum penuh afeksi, mendudukkan diri di tepi ranjang kemudian menyingkap lembut selimut yang menutupi kedua tubuh mungil yang masih terlelap meski sinar matahari pagi telah menyeruak dari jendela.

Dengan perlahan mencondongkan tubuh untuk berbisik pada salah satu diantara keduanya.

"The morning sun is rising..."

Diciumnya pipi gembil itu dengan senyum sayang juga mengusapkan ujung hidung mancungnya sehingga membuat si kecil terkikik geli terbangun.

"Come and play..."

Mata dengan manik amethyst itu terbuka, berkedip beberapa kali. Bibir anak itu menyunggingkan senyum mengantuk.

"Selamat pagi, England," sapanya dengan sebuah kuapan yang kemudian ia tutup dengan telapak tangan mungil dan chubby. England terkekeh kecil, matanya mengerling ke sisi ranjang satunya, mengajak Canada untuk melirik penghuni lain yang masih terlelap.

Canada tersenyum lebih lebar, kini telah terjaga sepenuhnya. Segera ia bangun dengan gerakan kikuk dan merangkak ke sisi kasur yang masih ditiduri penghuninya. Kumajirou yang sudah terbangun sejak tadi mengikuti gerakan Canada. Beruang putih itu menempel dengan personifikasi yang masih cilik tersebut.

England dan Canada bersamaan mendekatkan tubuh sehingga wajah mereka sama dekat dengan rambut pirang yang helaiannya bak lahan gandum luas.

"Are you sleeping, babby bear..."

Berbisik di telinganya dengan nyanyian lembut dan ceria.

"The world outside is waiting..."

Dari jendela dapat terlihat sinar mentari dengan indahnya menerangi setiap inchi tanah. Pada rumput halaman yang basah, burung-burung yang turun dari dahan pohon, serta suara lenguhan sapi yang merumput, sapaan angin yang semilir melambai melewati hamparan benua luas.

Setiap lekuk dan celah dunia menunggu untuk dijelajahi. Menunggu untuk diungkap.

England tersenyum lembut. Dunia menunggu untuk mereka datang dan berkembang. Bersiap untuk menonton bagaimana mereka nanti akan tumbuh.

"Come and play..."

Gumaman kecil dan inkoheren terdengar. Tubuh kecil itu menggeliat. Membuka mata birunya untuk melihat dua sosok yang menyapanya dengan cengiran lebar yang mau tak mau menular pada air mukan America.

Waktunya untuk bangun. Keluar dan berlarian. Menyia-nyiakan pagi yang hangat akan terasa begitu salah saat dunia terbentang menyediakan banyak hal luar biasa untuk dilihat.

Menyapa dan tertawa riang. Bergegas turun dengan ketidak sabaran menuju kamar mandi.

England mengawasi mereka ke kamar mandi untuk mencuci muka kemudian menyediakan sarapan hangat beserta satu pot teh panas. Suasana meja makan begitu hangat, sama hangatnya dengan apa yang dirasakan telapak tangan saat memegang cangkir teh. Dan sama menenangkannya seperti wangi bunga mawar di vas yang baru England petik subuh tadi.

Tak perlu waktu lama bagi kedua anak itu menghabiskan makanan dan turun dari kursinya. Dengan antusias menuju pintu, memutar kenop dan menghambur menyapa matahari.

Berlarian di sela alang-alang. Tidak mempedulikan debu tanah yang mengotori kain. Tertawa dan bermain.

England menonton dari balik jendela dengan sebuah senyum. Ah, baik bagi mereka. Memang seharusnya mereka seperti itu, tersenyum dan tertawa penuh ketidak pedulian. Karena begitulah seharusnya, menikmati waktu dimana menjelajahi dunia adalah sebuah permaainan dan kesenangan, bukan beban dan tugas.

.

.

England mengemas keranjang rotannya, mengisinya dengan limun jahe, beberapa bongkah roti serta tomat dan sebatang mentega. Berjalan ke arah sebuah pohon lalu memanggil dua anak yang masih berlari di padang penuh ilalang tanpa mengindahkan kulit kaki yang tergores tepian daun.

Setelah perut diberi makan siang berupa beberapa potong roti isi dan beberapa teguk limun, barulah keduanya sadar betapa sedikitnya sisa energi yang tersisa. Terkuras oleh tawa dan larian.

Kelopak mata mulai berat. Hangat matahari dan semilir angin tidak membantu untuk mempertahankan kesadaran.

England tersenyum, menggeser semua peralatan pada satu tempat. Menggaut mereka untuk berbaring. Menepuk dan menyisir rambut keduanya dengan masing-masing tangannya.

"Are you sleeping, babby bear..."

Ia bisikkan sebuah lirik dengan melodi yang tenang. Sebuah lullaby yang semakin membuat kantuk merayapi dua anak kecil tersebut.

"Let's all rest together..."

Ia menghembuskan napas. Ikut melemaskan bahu dan bersandar pada pohon. Menyenandungkan larik terakhir saat kedua adik kecilnya menutup mata untuk melanjutkan permainan di negeri mimpi.

"Close your eyes..."

.

.

Fin.

.

.

A/N:

This is what happen when your sister has Nursery Rhyme phase and make your Youtube's recommendation full with nuresery ryhme and lullaby.

Pas ketemu lagu ini aku malah kok mikir ke ACE family ya? Dan liriknya juga sesuai banget buat ngegambarin harapan nation dewasa buat nation yang kecil.

Aku harap penulisan di fic ini udah sesuai ya...

Auf wiedersehen

Ai19

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jul 20, 2020 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Are you sleeping, baby bear?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora