1. Gadis berambut pirang

Começar do início
                                    

"Hey? Mau kemana, bung?" kataku. Aku tertawa kecil mulai berjalan ke arah gadis itu. "Kucing yang lucu."

Namun, sedetik kemudian. Kucing itu melompat lagi. Dan berlari secepat kilat entah kemana. Aku terkejut.

"H-hey?"

"Tidak apa-apa. Jangan dikejar. Dia bukan kucingku," kata gadis itu.

Aku menggarukan kepalaku yang tidak gatal. Dan bersyukur di dalam hati. Jika itu benar kucing miliknya, aku bisa merasa bersalah karena membiarkannya kabur begitu saja.

"Namanya siapa?"

"Aku tidak tahu."

"O-oh, maksudku....," kataku gugup. Lalu melanjutkan, "Namamu siapa?"

Dia memandangku bingung. Seolah merasa ragu untuk menjawab. Hingga akhirnya ia berkata, "Namaku Son Seungwan."

Aku tertawa kecil. Ini benar-benar canggung. "Namaku Park Chanyeol. Chanyeol, kau bisa memanggilnya dengan itu."

"Ah, Chanyeol..."

"Aku tinggal di depan rumahmu. Aku baru saja pindah. Kuharap kita bisa menjadi tetangga yang baik."

Seungwan memandang rumahku. Ia mengangguk. "Ya, aku tahu."

"Oh? Apa kau mengenal kakek dan nenekku?"

"Dulu mereka sering memberiku roti."

Apa ini? Apa Seungwan sudah menjadi tetanggaku sedari dulu? Sungguh, aku benci ingatanku. Aku sama sekali tidak mengingat saat semasa kecil dulu, bahwa Seungwan sudah ada lama di sini. Kurasa Seungwan akrab dengan kakek dan nenek.

"Ah, begitu? Tapi, kurasa tempat ini sepi. Mereka tidak keluar rumah. Aku tidak pernah melihat orang lain, selain melihatmu."

Seungwan tertawa hambar. "Mungkin mereka lebih suka di rumah, karena mereka mempunyai keluarga," dia menjeda ucapannya lalu mengalihkan pandangan dan berlirih sangat pelan, "Tidak sepertiku..."

Aku menghela napas. Sudah kuduga. Son Seungwan tinggal sendiri. Aku bisa melihatnya kalau dia begitu kesepian. Jujur saja, aku ingin mengetahui tentang dia lebih banyak lagi. Namun, kurasa aku tidak berhak untuk menanyakan lebih lanjut lagi. Sebab kami baru kenal. Aku tersenyum. Kemudian berkata, "Hey, apa kau mau jadi temanku?"

"Oh?"

Dia terkejut mendengarnya. Aku berdeham. "Kurasa kita tidak cocok hanya untuk sekadar menjadi tetangga, bukan? Aku juga tidak punya teman di kota ini."

Gadis pirang itu diam. Dia begitu mempertimbangkannya sangat lama. Aku bisa menebaknya dipikiranku. Bahkan aku bisa melihat kalau dia risih padaku. Sebab maniknya itu tidak pernah memandangku. Membuatku tahu diri. Seharusnya aku tidak boleh seperti ini.

"Kalau kau tidak mau--"

"Baiklah," kata dia. "Senang berkenalan denganmu, Chanyeol."

Untuk pertama kalinya ia menatapku begitu lama. Dan untuk pertama kalinya juga ia tersenyum padaku. Aku membeku tak habis pikir. Apa dia benar-benar tersenyum padaku sekarang? Masih tidak percaya. Tapi itu benar. Membuat dadaku trus berdetak tidak karuan. Aku merasa aneh. Dan pipiku memanas. Aku tersenyum bahagia.

"Baiklah, senang berkenalan denganmu, Swan..."

[]

[]

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Sorry post ulang, kehapus :(

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.


Sorry post ulang, kehapus :(

My RapunzelOnde as histórias ganham vida. Descobre agora