Bab 01 Grup heboh

18.7K 2.8K 295
                                    

Grup weka-weka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Grup weka-weka

Angga: Jono masih di pantry nggak?

Jono: Siap pak. Masih. Ini masih nyuci gelas.

Hafidz: saya juga masih Pak. Lagi ngopi. Bapak mau ngopi?

Burhanudin: Piit cepet balik ke ruangan... Ini iklan popoknya harus segera jadi malam ini. Malah ngopi... Ditungguin juga

Angga: Buatin saya teh hangat ya

Jono: siap Pak... Ke ruangan Bapak ya?

Angga: Iya.

Ayu Biru: Kamu di kantor? Laahh anak bandel. Suruh pulang malah mampir kantor. Bang ini loh anaknya...

Hafidz: uhuk...

Miko: Pak Angga laporan keuangannya sudah jadi ya?

Angga: Enggak Mom. Nanti Angga cerita. Miko habis ini saya periksa ya.

Mr Aby: Ngga.. Pulang

Roni rahardian: Eh Pak, tadi dicariin sama Laras. Dia kayaknya nungguin Bapak deh di lobi.

Hafidz: Laras yang anak magang itu? Yang pake kacamata tebel?

Burhanudin: Lu kenal?

Roni rahardian: Nah iya. Yang anak baru gantinya Mbak Arika. Sekertaris nya Pak Angga

Hafidz: itu temen gue eh anak tetangga gue.

Angga: iya ini anaknya di ruangan saya. Pingsan.

Aku meletakkan ponselku ke atas meja. Bingung apa yang harus aku lakukan. Kenapa Laras tiba-tiba pingsan aku juga tidak tahu sebabnya. Aku malah membaringkan nya ke atas sofa.

"Misi Pak... "

Di ambang pintu sudah ada Jono. OB kantor ini yang sudah membawakan satu gelas teh hangat. Dia masuk dan menatap Laras dengan bingung. Di belakangnya sudah menyusul Burhan dan Hafidz. Anak kreatif yang memang sering lembur. Dua penjaga Mommy Biru itu kini ikut masuk.

"Misi Pak... Saya mau mastiin Laras."

Hafidz menganggukkan kepala dengan sopan. Aku bersyukur ada yang menemani saat ini. Pasalnya aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan.

"Dia pingsan, baru aja. Kamu kenal dia?"

Aku menatap Hafidz yang sudah menganggukkan kepala.

"Iya Pak. Laras. Tetangga saya. Dia mau nikah Pak. "

Hafidz mendekat ke sofa. Lalu meminta Jono yang membawa minyak kayu putih. Mendekatkan minyak itu ke hidung Laras.

"Pak.. Dia pingsan di sini?"

BENANG TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang