first meet

17 1 0
                                    

Bucin, mungkin itu kata yang tepat untuk Meira pagi ini.

Well, mana ada perempuan yang sudah stand by di venue konser pacarnya, bahkan saat vendornya saja belum datang?

Seperti yang selalu dia bilang, dia ingin ada di masa tersulit maupun terbahagia yang Mark miliki.

Ya meski tidak di dalam venue sih, kebetulan dia sedang beli kopi agar Mark bisa lebih segar pagi ini, setelah begadang semalaman demi mengurusi konser yang katanya sangat 'indie' ini.

"Kak Mark!" Suara barista memanggilnya, Meira refleks maju dan memegang kopi yang baru saja ditaruh oleh barista.

Namun, ada satu tangan yang menumpunya, mereka berpandangan cukup lama karena laki-laki itu tidak mau melepaskan kopi yang dia rasa adalah untuknya.

"Loh?" Meira bersuara, sementara laki-laki itu hanya menatapnya datar sepersekian detik setelah bertatapan lama.

"Maaf, ini kopi saya," ujar laki-laki dengan setelan kantor yang menurut Meira agak--err modis?

"Tapi namanya Mark?"

"Iya itu nama saya."

"Caramel macchiato, kan?"

Laki-laki di depannya sontak melihat tulisannya, dan tersenyum tipis.

"Nope, ini latte. Saya permisi," laki-laki yang katanya bernama Mark itu langsung meninggalkan Meira yang sedang menahan malu mati-matian.

So, that's her?

Meira memang punya kebiasaan memesan apapun dengan nama Mark, entah hanya dengan nama depannya, atau nama lengkap, atau nama panggilannya. Segitu bucinnya.

"Mark sorry lama, tadi ada insiden kecil hehe," Meira muncul di sisi pintu back stage, dengan cengiran khasnya, lalu berlari kecil menghampiri pacarnya.

"Issokaay babe, makasih ya kopinya," Mark Lee mengelus rambut kekasihnya, selagi fokus pada kertas-kertas song list yang akan dia bawakan hari ini.

"Tau gak, tadi om itu masa namanya sama sama kamu! Hahaha aku sampe kaget tau gak, hampir aja mau aku ributin karena ngambil kopiku."

Mark menaruh lembaran kertasnya, menaruh atensi pada cerita Meira yang entah mengapa, selalu berhasil membuatnya berhenti memikirkan yang lain, lalu hanya fokus pada perempuan berambut ikal itu.

"Terus gimana? Jadi berantem?"

"Enggak sih, aku yang malu justru karena ternyata itu kopinya dia ajdgsjaksk udah mau minggat ke pluto aja, tapi inget kalo kamu sendirian di sini hehehe."

"Ck, masa sih? Kirain bakal berantem dan saling suka sama om itu, kaya novel kamu hahahaha!"

"Babe, please, you know yourself that--"

"Iya, you always likes someone whose older, untill you meet me? Aw, how cute hahaha," Mark tertawa khasnya, berisik, namun itu yang selalu Meira tunggu saat mereka bertemu.

"Udah ah, ini gimana? Udah bener songlistnya? Ini nanti cuma rehearsal aja kan?" tanya Meira beruntun, sifat clingy ala dirinya langsung hilang jika sudah berkaitan dengan hal-hal profesional.

"Udah, aku tinggal masukin musiknya aja biar nanti operatornya gak bingung. Kamu udah posting soal forbidden things dan denah lokasi kan?"

Meira hanya mengangguk, lalu membuka hpnya untuk mulai membuat feeds song list yang sudah Markk buat. Ya beginilah konser sederhananya, hanya diurus berdua, meski ya ada beberapa hal yang dibantu pihak lain, seperti Kak Seokjin contohnya.

Mark(s)Where stories live. Discover now