5.Tekad

8 0 0
                                    

Risyi bersenandung ria,kembali memikirkan OSIS.Ia harus mempersiapkan visi misi yang mantap dan juga memilih wakil yang akan diajak untuk menjadi partner nya nanti.Pulpen biru menari-nari diatas permukaan kertas putih bersih ini,Risyi mulai mengisi kekosongan kertas itu bagaikan ia kembali melukis hari-harinya sebagai seseorang hidup pada umumnya.

"Hey!" Risyi kaget,pulpen nya meleset ke bawah.

Risyi mengeram,siap menyemburkan amarahnya saat ini juga "Nina laknat! Lo ngebuat gue harus ganti kertas lagi!" sembur Risyi.

"Ya maaf ,lagian lo sibuk sendiri, ke kantin ayo! Kita makan," ujar Nina lalu menyengir kuda.

"Ish lo mah,nanti bentar lagi," ucap Risyi lalu mengambil kertas hvs yang ada di tasnya.

"Ayolah Se,gue laper!" paksa Nina menggoyang-goyangkan tubuh Risyi.

"Iya iya Nina! Tungguuuu," ucap Risyi masih memegang kertas hvs nya.

"Yah,tuh kan kertas nya jatoh! Lo sih!" bentak Risyi seraya berjongkok untuk mengambil kertas nya.

"Buat apa sih,sibuk banget deh lo!" ucap Nina.

"Gue mau buat visi misi,buat pemilihan ketos,itu lebih penting dari apapun!" terang Risyi.

"Lebih penting dari sahabat lo gitu?" tanya Nina.

Risyi terdiam,mengambil kertas hvs itu lalu menatapnya."Tuh kan,lo liat!kertasnya jadi kotor," ucap Risyi mencoba membersihkan kertas hvs tersebut.

"Pulang sekolah jadi ga kerja kelompok bahasa indonesia?kalo ga jadi,gue mau gabung sama yang lain," kata Nina lalu menyilangkan tangan nya didepan dada.

"Maksud lo ngomong gitu apa sih Nin? Ya jadilah! Gue juga butuh nilai kali!" jawab Risyi lalu menyimpan kertas hvs nya dimeja.

"Yu!" ajak Risyi lalu menarik tangan Nina.

"Kemana?" tanya Nina.

"Kan lo mau ke kantin bego!"

"Lo sekali aja ga nyentak ke gua bisa ga sih ha?" tanya Nina merasa tak terima terus-terusan dibentak cewe Rese.

"Bawel banget sih lo!" kata Risyi lalu mempercepat langkahnya.

"Elo yang bawel!"

"ELO!" ucap Risyi menaikan volume suaranya.

Mereka telah sampai di kantin,lalu duduk di kursi yang masih kosong.

"Lo mau apa?" tanya Nina.

"Baso tahu aja deh,sama es teh hangat," ucap Risyi. Lalu Nina pergi menuju penjual baso tahu.

Risyi lalu tertawa,"dasar bego!"

"Bukannya lo juga bego ya?" tanya seseorang di belakang Risyi.Seseorang yang bertanya lalu duduk bersamaan dengan satu orang lagi.

"Rio,hai! Ketemu lagi kita," sapa Risyi lalu tersenyum ke arahnya.

"Gue kaga lo sapa?" tanya satu orang lagi sewot.

"Najis!" jawab Risyi sambil berdecih.

"Barvi,lo kenal Risyi juga?" tanya Rio.

"Ya iyalah,dia kan cewek bego yang ga mau menerima kekalahan nya,diajakin jadi wa.."

"RESE! RESE LO YA!" teriak Nina lalu menggebrakan meja.Menaruh sepiring baso tahu di meja lalu duduk di sebelah Risyi.

"LO KALO PESEN YANG BENER DONG SE! MASA LO PESEN ES TEH HANGAT?! GUE DIKETAWAIN ADIK KELAS SAMA SI ABANG NYA!PUAS LO MALU MALUIN GUE!" hampir semua pasang mata menatap ke meja Risyi.

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Jul 11, 2020 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

Barvi Kde žijí příběhy. Začni objevovat