"Baam?! Apa yang kau lakukan disana?" tanya Khun sedikit berseru.

Baam yang menunduk melihat tanah sedikit tersentak terkejut. Dia langsung mengangkat pandangannya menatap Khun. "Khun,..."

Melihat lumpur yang mengotori pakaian dan seluruh tubuh kecil pemuda itu basah hingga membuat luka-lukanya yang belum sembuh merembeskan darah hingga tampak jelas. "Cepat kemari! Apa yang kau lakukan disana ketika lukamu masih belum sembuh?" ujar Khun yang sangat jelas membawa jejak marah.

Hatz menautkan alisnya melihat keadaan Baam sebelum kemudian menatap Angel dan Apple, "Apa yang kalian lakukan?"

Angel diam dengan sikap acuh, dalam hati dia sudah panik tidak tahu harus menjawab apa sementara Apple relatif lebih tenang. "Apanya yang apa? Tentu kami baru saja ingin pulang."

Shibisu lebih pandai menilai situasi, pandangan nya jatuh pada payung ditangan Angel. "Payung itu,..."

Angel, "Apa ada masalah dengan payungku?"

Endorsi melihat payung itu mengejek, "Tidak juga, itu payung yang sangat lusuh dan murahan. Sangat cocok untuk statusmu."

"Kamu,...!" Angel menatap Endorsi marah.

Sementara Baam yang masih belum beranjak dari tempatnya tadi sekali lagi tersentak. Dia menundukkan kepalanya dalam merenungi perkataan Endorsi. Khun baru saja datang menghampirinya, menaungi bocah berambut coklat itu dengan payung biru gelapnya. "Baam, ayo bangun segera. Kau bisa sakit,..."

Baam menggumamkan sesuatu yang Khun tidak bisa dengar saking rendahnya nada suara yang Baam gunakan. Suara hujan yang deras hampir mengaburkan semua suara yang ada disekitar dan perdebatan keras antara Apple dan Shibisu sama sekali tidak membantu. Jadi mengabaikan itu, Khun berjongkok hendak membantu Baam bangkit berdiri.

"URUS SAJA DIRIMU SENDIRI!" teriak Baam tak tahan akan rasa amarah dan kekesalan yang menumpuk akan semua hinaan yang selama ini dia terima, mendorong untuk menolak. Khun hendak membantu Baam berdiri, tertangkap lengah hingga dia jatuh kebelakang karena dorongan Baam yang tiba-tiba.

Suasana langsung hening, semua mata terpaku menatap tak percaya. Baam tersentak saat dirinya lebih tenang, menatap Khun yang meringis karena dia mendarat ke aspal jalan yang cukup kasar. Karena saat dia akan jatuh dia mencoba menahan diri dengan tangannya, telapak tangan pemuda biru itu tergores bebatuan hingga membuat luka.

"Khun, kau baik-baik saja?" seru Shibisu menghampiri Khun, memecah keheningan di sekitar.

Baam menundukkan kepalanya dalam saat dia bangkit berdiri, tanpa menoleh kearah lain dia langsung berlari pergi menembus tebalnya tirai hujan. Khun melihatnya tidak bisa membantu tapi merasa khawatir, berseru memanggilnya. "Baam! Tunggu,..."

"Hei anting-anting, kau sudah basah kuyup." Ujar Hatz datang membawakan payung ekstra untuk Khun yang payungnya terlempar karena jatuh tadi dan Shibisu yang lupa membuka payung saat menghampiri Khun.

Endorsi melihat kepergian bocah berambut coklat itu, mata gadis itu kemudian beralih melihat para murid disekitar yang menuduh dan saling berbicara buruk tentang Baam. Pandangannya kemudian teralih pada Angel dan Apple. "Jadi, itu bukan payung kalian?"

Baam disisi lain terus berlari menerobos hujan, tak mempedulikan rasa sakit dari lukanya yang tersiram kuat oleh derasnya hujan yang jatuh. Karena rasa sakit yang dirasakan hatinya sekarang ini jauh lebih sakit. Wajahnya basah kuyup hingga tidak jelas apakah dia menangis atau tidaknya.

Pintu apartemennya dia buka dan ditutup segera, melarikan diri untuk bersembunyi di kamar mandi. Tidak ingin ibu nya melihat kondisi nya saat ini.

Dia menangis saat dia menahan isakannya terdengar keluar. Tidak pernah sebelumnya Baam merasa terhina lebih dari sekarang. Sebelumnya dia bisa bertahan karena dia tidak peduli pandangan orang lain selain Rachel. Tapi ucapan Rachel beberapa waktu lalu, ditambahkan dengan apa yang diucapkan oleh Endorsi tadi membuat dia merasa sangat terhina.

Jika orang di sekitar Khun saja berpikir begitu pada barang miliknya, maka Khun pasti juga memiliki pikiran yang tidak jauh berbeda. Khun pasti juga menganggapnya kotor dan menjijikkan seperti yang lain menganggapnya. Khun baik padanya pada akhir nya hanya karena takut nama baiknya sebagai seorang Ketua Dewan akan rusak karena kehadiran Baam.

Cara Khun ingin membantu nya mungkin adalah dengan membuat dia pindah sekolah. Pasti begitu.

"...kenapa,... kenapa ini semua terjadi pada ku?"

.

.

.

Tbc~

13 Jul 2020

[BL] Thriller Academy ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora