Part 4✨

34K 1.5K 22
                                    

Model kamar kost Wirna, ya👆
Dan ini👇baju tidur Wirna

***

Pukul tujuh malam, Wirna baru tiba di kostnya. Kemacetan ibukota menjadi penghambat dirinya bisa tiba lebih lama. Wirna memarkirkan motor matic andalannya di lahan kosong depan kostnya. Sudah banyak motor yang terparkir disana. Matanya melirik sekitar, sepi seperti tidak ada tanda kehidupan di sana. Para tetangga penghuni kostnya rata-rata pekerja seperti dirinya. Jadi mungkin mereka begitu tiba di kamar kost langsung tepar sehingga interaksi sesama penghuni kost kurang. Mereka hanya saling melempar senyum jika berpapasan dan sekedar basa-basi. Setelahnya mereka masuk kamar masing-masing.

Kamar kost Wirna terdiri dari tiga lantai dan merupakan kost campur antara wanita dan laki-laki. Kamar kost Wirna sendiri berada di lantai dua, pojok kanan. Di depan kamar dibatasi tembok sebatas pinggang. Sepanjang lorong hanya sandal yang berserakan yang dirinya lihat. Sesekali matanya menoleh ketika melihat pintu terbuka dan sedikit memberikan senyum pada orang yang berada di dalamnya. Meski tak kenal tapi Wirna merasa wajib memberikan senyum walau kadang tak di balas.

Wirna berjalan dengan menenteng helm model kura-kura miliknya. Hanya ada suara-suara tertawa dan berbincang yang dirinya dengar. Ketika kakinya akan menginjak anak tangga pertama indera pendengarannya langsung disuguhi suara gitar dipetik mengalun indah dan disusul beberapa suara laki-laki yang kompak bernyanyi bersama. Sepertinya suara itu dari lantai atas. Sembari melangkah Wirna bersenandung pelan mengikuti irama gitar yang dipetik.

Lelah tatapku mencari
Mencari hati untukku membagi
Menemani langkahku namun tak berarti

Dan bila semua tercipta
Tanpa harus ku merasakan
Cinta yang tersisa
Hampa hidup terasa

Wirna memelankan langkahnya ketika lagu akan memasuki bagian reff, menghayati setiap lirik lagu yang dinyanyikan oleh tetangga kostnya.

Reff:

Bagai bintang di surga
Dan seluruh warna
Dan kasih yang setia
Dan cahaya nyata

Oh bintang di surga
Berikan cerita
Dan kasih yang setia
Dan cahaya nyata

Wirna terpukau ketika mendengar nada tinggi suara laki-laki itu, hatinya terenyuh. Sekilas ia melupakan segala beban hidupnya, melupakan cerita orang-orang yang berkata bahwa anak kost rata-rata anak nakal dan bebas. Menurut Wirna itu hanya asumsi belaka, selama tinggal di sini ia tak pernah mendapati hal-hal aneh. Hanya sekali dirinya melihat tetangga kostnya membawa seorang laki-laki ke dalam kamarnya namun kondisi pintu sedikit terbuka. Hanya sebatas itu. Entahlah Wirna juga tidak tahu hal apa lagi yang terjadi setelahnya. Wirna hanya bersikap abai, selama kenyamanannya tidak terganggu. Tidak masalah. Toh, mereka sudah sama-sama dewasa. Sudah bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk.

"Eh, baru pulang, Mbak," sahut salah satu kelompok laki-laki padanya. Ternyata mereka sedang berkumpul di salah satu kamar kost teman mereka. Wirna bisa pastikan bahwa mereka masih anak kuliahan, terlihat betapa santainya mereka bermain gitar dan ketawa-ketawa. Berbeda hal dengan lelaki yang sepantaran dirinya yang sudah bekerja. Pasti tidak akan seperti mereka, duduk santai di depan kost, mereka cenderung mengurung diri di kamar. Akan keluar jika sudah merasa tubuhnya rileks dan kadang bergabung dengan mereka jika masih ada penghuni kost yang masih berkumpul.

"Iya. Nih, ada gorengan," Wirna menyodorkan satu kantung kresek berisi berbagai jenis gorengan pada laki-laki itu. Wirna membelinya tadi sewaktu pulang kantor untuk di cemilan di kost. Untungnya Wirna membeli banyak jadi ia bisa berbagi.

Boss & His Children [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang