6. "Aku Jadi Bingung."

903 197 32
                                    

Hari ini adalah jadwal Charina dan juga Yuanda mendatangi Wedding Organizer. Kebetulan, WO ini adalah teman akrabnya Charina. Jadi, mungkin lebih enak kerja samanya. Sebenarnya, mereka kemarin pergi menemui teman Charina ini, tapi Yuanda mendadak ada kerjaan yang tidak bisa ditinggal. Alhasil jadinya diundur hari ini.

"Yuli dirumah mama kamu?" tanya Charina saat mereka mengantri di Drive Thru.

"Engga, dia lagi dirumah mamahnya Gita," jawab Yuanda sambil menyenderkan kepalanya di senderan mobil, trus memiringkan kepalanya menatap Charina yang juga sama sedang menatap matanya.

"Mas, neneknya Yuli gak apa kamu nikah lagi?" tanya Charina. Jujur saja, pertanyaan ini sudah lama tersimpan didalam kepalanya.

"Setuju, beliau juga tidak bisa apa-apa. Gita anak tunggal, mas tidak bisa sambung tikar. Sementara Yuli harus ada yang jagain, kalau adik mas cewek dan bukannya Tino, mungkin mas bakal suruh dia yang jagain," ujar Yuanda. Benar juga, niat awal pria ini menikahinya kan supaya ada yang mengurus anaknya.

"Trus kenapa mencari wanita karir sepertiku? Seandainya aku gak berhenti kerja gimana?" tanya Charina lagi.

"Nanti tinggal mas suruh kamu berhenti, yang penting istri mas itu kamu," jawab Yuanda, mendadak Charina ingin mentakol kepala Yuanda sekarang juga. Padahal ia sedang bertanya serius.

Kenapa sih Yuanda suka menggoda Charina akhir-akhir ini? bikin salah tingkah saja.

"Kalau misalnya Tante Keira gak jodohin aku sama kamu?" tanya Charina lagi.

"Tinggal minta aja dijodohinnya sama kamu," jawab Yuanda enteng.

"Sebel banget ih denger jawabannya!" kesal Charina segera membuka cheese burger-nya yang baru saja diberikan oleh Yuanda.

"Lha, salah emang jawaban mas?" tanya Yuanda lagi.

"Udah ah, aku mau makan aja," ujar Charina membuat pria yang sedang menyetir disebelahnya terkekeh. Berakhir Yuanda mengacak gemas rambut Charina yang lagi gigitin burger dengan kesal.

----

Akhirnya mereka tiba ditujuan, Charina udah gak ngambek, soalnya abis disogok Yuanda dengan pentol yang mereka lewati diperjalanan tadi. Pria itu heran kenapa Charina gampang banget disogok, masa iya dia lemah cuma gara-gara pentol?

Charina jalan duluan, udah excited mau ketemu sang teman. Sampai ia lupa pada tasnya sehingga Yuanda yang harus membawanya. Charina udah jalan duluan buat masuk, tampak santai seolah ia sudah terbiasa kemari.

"Cahaya!" sahut Charina saat melihat temannya, seperti layaknya kebanyakan wanita, mereka cipika-cipiki dulu sambil pelukan. Seperti sudah tidak bertemu setahun.

"Yang mana calon lo?" tanya teman Charina.

"Oh, itu!" ujar Charina saat melihat Yuanda yang baru masuk, "oh iya, tasku!" Charina segera mengambil tasnya pada Yuanda.

"Pelupa," ujar Yuanda kemudian salam pada teman Charina.

"Halo mas, saya Cahaya Lestari," ujar teman  Cahaya atau yang kerap disapa Aya ini.

"Yuanda Haritama," ujar Yuanda.

"Ayo, silahkan duduk," ajak Cahaya. Charina serta Yuanda segera duduk.

"Ya, haus. Gue abis makan pentol," ujar Charina, sang teman segera geleng-geleng dan pamit ke belakang sebentar untuk mengambil minum sang teman. Perempuan dengan pipi tembam itu segera membuka katalog yang sedang dipegangnya.

"Jadi, kalian berdua sudah punya konsep apa gitu?" tanya Cahaya.

"Belum ada bicarain itu sih kita," Charina melirik Yuanda yang tampak tenang.

"Oh, kalau gitu liat-liat dulu deh," Cahaya memberi katalog yang dipegangnya pada Charina. Pasangan itu segera membolak-balik halaman, mencari yang sesuai sama selera mereka.

"Kamu mau yang kaya gimana?" tanya Yuanda.

"Aku jadi bingung," jawab Charina.

Cahaya diam, apa ia harus menawarkan itu pada Charina, ya?

"Char, gue punya konsep lo yang gak jadi sebelumnya. Masih gue simpen, lo masih mau pertimbangin itu?" tanya Cahaya ragu, sesekali ia melirik kearah Yuanda.

"Oh.... yang itu, boleh deh gue lihat lagi," ujar Charina. Cahaya segera mengambil iPad-nya dan mencari konsep pesta pernikahan rancangan Charina yang batal itu. Konsep Charina dengan Hilman.

"Nih, lo lihat dulu. Kali aja bisa jadi pertimbangan," ujar Cahaya.

Charina meraih iPad itu, matanya tampak berbinar. Ini pernikahan impiannya, yang sudah ia rancang dari masa muda. Dengan konsep putih serta merah muda, ditambah banyak bunga-bunga, bahkan menu katering sudah ada. Konsep pre-wedding juga sudah ditentukan.

"Kamu mau pake konsep ini aja?" tanya Yuanda, membuat Charina menoleh pada pria itu dengan ragu. Bagaimana ia bisa menggunakan konsep ini? Bukankah itu sama saja bahwa ia menyakiti hati Yuanda? Ini konsep pernikahannya yang gagal drngan Hilman, lho.

"Mas gak apa emangnya?" tanya Charina pelan.

"Ya, kenapa enggak? Bukannya kamu pake ini konsep, kan gak jadi yang kemaren. Gimana juga, sebisa mungkin kita menikah sekali saja seumur hidup. Meski aku beda cerita," ujar Yuanda, kalau boleh Charina ingin menangis saja. Kenapa ada orang sebaik Yuanda di dunia ini? Ia pikir, ia sudah tak akan bisa bertemu pria sepengertian Yuanda lagi.

"Serius?" tanya Charina, karena jauh didalam lubuk hatinya, ia masih ingin menggunakan dream wedding-nya.

"Iya, sayangnya mas," Yuanda segera mengecup puncak kepala Charina. Wangi stroberi jelas tercium dari kepala gadis itu. Cahaya yang menyaksikan ingin melebur saja rasanya. Kapan ya suaminya bisa sweet begitu lagi.

"Tapi aku mau ganti konsep pre-wedding, Kak Hilman yang pilih dulu," ujar Charina, "mas mau yang kaya gimana? Jangan semua terserahku, kita menikah berdua," ujar Charina. Yuanda ngangguk-ngangguk mengiyakan.

"Saya mau konsep yang sederhana saja, karena kami berdua sudah dewasa, saya tahu kamu paham maksud saya," ujar Yuanda dengan senyumnya. Meski begitu Cahaya merasakan senyum itu seakan mengintimidasi dirinya, dari sini ia tahu bahwa Yuanda adalah pihak yang dominan.

Hah, memang nyatanya dari dulu jika Charina adalah si submisif sih.

"Ay, tapi gue gak mau pake warna pink. Diganti jadi mint aja, ya?"



---


"Makasih loh, mas," ujar Charina saat mereka sedang duduk disalah satu restoran udon. Yuanda sedang kepengen ini soalnya.

"Buat apa?" tanya Yuanda bingung.

"Gak tahu pengen makasih aja," Charina mengangkat bahunya.

"Mas yang harusnya makasih sama kamu. Padahal mas ini serba kurang, gak pantes sama kamu," ujar Yuanda sambil meraih tangan Charina yang bebas diatas meja dengan ragu.

"Aku juga serba kurang, kok. Mungkin karena itu kita jodoh, katanya kan suami dan istri itu saling melengkapi. Jadi kalau satu kurang, satunya lagi melengkapi," ujar Charina membuat Yuanda tersenyum.

"Ayo saling melengkapi."

"Ayo."



----




ayooo

ayo guys vomment, cepat cepat cepat!!!

Get Married ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora