Dia Menolongku

3.9K 626 280
                                    

Semalam aku tidak bisa tidur karena terus memikiran hantu toilet wanita itu. Walaupun dia ada di toilet wanita, ternyata dia adalah laki-laki. Itu mengejutkanku.

Dan saat ini aku tengah memakan sarapanku bersama kakeru. Pagi ini aku bangun lebih awal, itu membuat Kakeru terheran-heran. Bahkan sebelum makan dia sempat memeriksa suhu badanku. Menyebalkan, bukan?

"Hey, kau sungguh tidak sakit?" tanya Kakeru lagi. Aku menatapnya kesal.

"Cih aku sangat sehat! Aku semalam tidak bisa tidur. Yah aku memang sempat tertidur tapi tidak nyenyak. Makanya aku bangun lebih pagi!"

"Benarkah? Hmmm.... Siapa kau sebenarnya?! Dimana kamu menyembunyikan kakak bodohku?!" seru Kakeru dengan sebuah garpu yang ditodongkan kepadaku.

"Kakeru berhentilah bercanda dan habiskan sarapanmu!" ucapku kesal. Aku berdiri lalu melangkah menuju wastafel untuk meletakkan piring dan gelas.

"Hm? Tumben gak habis tuh? Biasanya kan kakak ku ini tidak akan pernah menyisakan makanan, kecuali dalam keadaan sakit dan sedih sih." aku menghela nafas lalu berbalik menatapnya.

"Apakah salah?" tanyaku. Kakeru menatapku dengan intens lalu kembali menodongkan garpunya.

"KATAKAN YANG SESUNGGUHNYA! SIAPA KAU?! APAKAH KAMU ADALAH UTUSAN ALIEN YANG MENCOBA MENANGKAP KU DAN KAKAKKU?!" Aku semakin kesal melihat Kakeru yang meracau dan heboh sendiri.

Aku melemparkan serbet ke arahnya. Aku tertawa keras ketika serbet itu berhasil mengenai wajahnya.

"HAHAHA Makanya jangan cari masalah, dong!" ujarku penuh dengan kemenangan.

Aku berjalan menghampiri salah satu kursi di meja makan, di sana aku meletakkan tas dan jepit rambutku. Tiba-tiba aku tersandung kakiku sendiri dan terjatuh.

Kakeru tertawa terbahak-bahak melihatku meringis kesakitan. "Hahaha ini baru (Y/N) yang ku kenal hahaha!"

"HEY! AKU KAKAK MU!" ucapku kesal. Kakeru menarik nafas dalam untuk menghentikan tawanya.

"Jadi? Ada apa denganmu?" tanya kakeru seraya mengelap air matanya yang keluar karena tertawa.

"Humph! Bukan urusanmu!"

"Hey hey aku minta maaf. Tapi, tadi itu-pfffttt-lucu sekali hahahaa" Kakeru kembali tertawa. Dia sangat menyebalkan. Aku memasukkan kotak bekal ku ke dalam tas lalu berjalan meninggalkannya.

Sesudah memasang kaus kaki dan sepatu, aku keluar dari rumah. Kakeru segera menyusulku setelah mengunci pintu sambil mendorong sepedanya. Dia selalu menggunakan sepeda.

"Hey, aku minta maaf. Apa yang terjadi, Nee-chan (kakak (perempuan))?"

Aku menghela nafasku. Kami terus berjalan hingga halte bus. "(F/N) pindah keluar negeri. Aku sedih karena dia harus jauh dariku. Hanya itu." ucapku. Kakeru mengangguk mengerti lalu menaiki sepedanya.

"Jangan sedih seperti itu, dia belum mati. Kalian masih bisa video call. Teknologi sudah canggih. Aku duluan ya, bodoh." Kakeru meninggalkanku yang semakin kesal padanya karena dia memanggilku bodoh.

"MATI SAJA KAU!" seruku padanya yang semakin menjauh.

Aku segera menaiki bus yang baru saja datang bersama dengan beberapa siswa dan siswi yang lain. Sebagian dari mereka dari sekolah lain dan sebagiannya lagi ada di sekolah yang sama denganku.

Sesampainya di sekolah, aku menyumpal telingaku menggunakan earphone dan memutar lagu kesukaanku. Diperjalanan menuju kelas, aku merasa semua orang memperhatikanku. Aku penasaran ada apa tapi aku memilih untuk bodo amat.

Stay - Hanako x ReaderWhere stories live. Discover now