Pertemuan Pertama

6.6K 731 215
                                    

(Y/N) : your name
(L/N) : last name
(F/N) : friend name

Cahaya sang mentari berhasil menembus masuk ke dalam kamar. Aku terbangun dari mimpi indahku setelah mendengar sebuah teriakan dari lantai bawah.

"(Y/N)!!! Bangun!!! Nanti terlambat, loh!" kira-kira seperti itu karena jiwaku belum terkumpul sepenuhnya.

Ku lirik jam dinding sebentar lalu terdiam. "ASTAGA AKU BISA TERLAMBAT!!!!"

Aku segera melesat menuju kamar mandi. Lima belas menit kemudian aku menuruni tangga seraya menyisir ulang rambutku lalu memakai jepit rambut bermotif bunga kesayanganku. Jepit itu adalah hadiah ulang tahun pertamaku yang diberikan oleh Mama.

"Aduh kebiasaan, deh! Cepat habiskan sarapanmu itu! Aku pergi duluan. Kalau tidak sempat sarapan masukkan saja ke kotak bekal satunya. Bekal makan siangmu sudah aku siapkan di meja, bodoh!" jelas Kakeru, adikku.

"Hey! Aku ini kakakmu!" protesku padanya, namun dia bertingkah seperti tidak mendengar apapun dan pergi kesekolah. Kakeru masih duduk di bangku smp, sedangkan aku baru saja memasuki sma. Tapi dia lebih terlihat seperti kakak dan aku seperti adiknya. Kami memiliki tinggi tubuh yang sama dan itu cukup membuatku kesal.

Aku memutuskan untuk memasukkan sarapanku ke dalam kotak bekal yang lain. Aku berlari keluar setelah memasukkan kedua kotak bekal ku ke dalam tas.

Aku berhasil memberhentikan bus yang hampir saja meninggalkanku. Setibanya di sekolah, aku melangkah menuju kelas.

Aku melihat beberapa makhluk lain di lorong dan setelah ku perhatikan lagi ternyata makhluk-makhluk itu tergolong lemah. Ya, aku bisa melihat hantu atau sejenisnya sejak aku SD.

Awalnya aku masih susah mengontrol kemampuanku ini. Sering kali aku dijadikan sasaran oleh beberapa hantu dan itu membuatku takut untuk pergi keluar kamar.

Akan menjadi sebuah kebohongan jika aku berkata aku sudah tidak takut pada mereka. Aku masih takut, sangat takut. Tapi, aku mencoba untuk tidak terlihat takut dan aku berusaha untuk berakting tidak bisa melihat mereka.

Saat aku melewati sebuah toilet perempuan yang sudah lama tidak digunakan, aku merasa seperti ada seseorang yang memperhatikanku. Aku terus melanjutkan langkahku hingga akhirnya aku sampai di kelas.

"(Y/N)-chan, ohayou!" sapa seorang siswi bernama (F/N). Dia adalah sahabatku sejak SMP. Dia sangat cantik, pintar, dan baik hati. Tidak heran banyak siswa di sekolah kami maupun di sekolah lain yang mengidolakannya.

"Ohayou."  Aku balik menyapanya dengan sebuah senyuman. Dia membalikkan kursi yang ada di depanku lalu mendudukinya.

"(Y/N)-chan! Apakah kau sudah mendengar rumornya?"

"Hm? Rumor?" balasku seraya mengeluarkan kotak bekalku.

"Eh? Kamu belum sarapan?" tanyanya setelah melihatku membuka tutupnya.

"Hehe iya, kesiangan, seperti biasa. Itadakimashu!" Aku menyantap sarapanku dengan lahap.

"Lalu, ada rumor apa?" tanyaku dengan mulut yang penuh.

"Ah! Aku mendengarnya dari kelas sebelah! Apakah kau sudah melihat wc wanita yang sudah tua itu?" tanya nya padaku dan kubalas dengan sebuah anggukan.

"Apakah kau merasakan sesuatu?" tanya nya lagi. Aku hanya mengangguk lagi. Oh ya, dia sudah mengetahui tentang aku yang bisa melihat kaum MEREKA.

"Itu pasti Hanako-san!"

"Hahako han? (hanako-san?)" aku menunggu penjelasan dari (F/N) tanpa menghentikan aktivitas makanku.

Stay - Hanako x ReaderWhere stories live. Discover now