PART 28

5K 474 45
                                    

Pelangi Pov

Aku, Mas Angkasa, Ara dan Delisa sedang makan disalah satu restoran sushi yang ada di Bandung. Sejak tadi Ara ga mengeluarkan suaranya, dia hanya diam dan sesekali melirik ke arah ku.

Untungnya ada Delisa, dia cukup membuat suasana jauh lebih ramai dengan segala celotehannya. Mas Angkasa juga sejak tadi berusaha mengajak Ara untuk mau berbicara dengan ku.

Tapi hasilnya tetap sama. Ara hanya diam dan ga mau berbicara sedikit pun pada ku. Aku tahu, mungkin Ara kecewa. Karna aku ga menepati janji ku.

Mas Angkasa dan Delisa sedang ke parkiran. Karna Hp Delisa tertinggal di dalam mobil Mas Angkasa. Jadi saat ini hanya ada aku dan Ara yang masih setia duduk di meja ini.

Ara selalu menghindari tatapan ku. Dia selalu mengalihkan tatapannya ke arah lain saat tatapan kami ga sengaja bertemu.

"Ra" aku berusaha memanggil Ara.

"Jadinya mau pesen apa?" Tanya ku lagi.

Ara masih diam dan menundukan kepalanya. Dia ga mau menjawab pertanyaan ku.

"Ara" aku kembali mencoba memanggilnya lagi.

Akhirnya Ara mau menatap ke arah ku.

"Kamu marah ya Ra sama Tante Angi?" Tanya ku.

Ara tetap ga menjawab pertanyaan ku.

"Ra, aku mau minta maaf. Kayanya aku ga bisa tepatin janji ku sama Ara." Kata ku.

"Aku ga bisa menjauh dari Ara dan Papah Ara. Aku udah terlalu sayang sama kalian. Sebulan aku coba jauh sama kalian, rasanya dunia ku ga semenyenangkan saat aku deket sama Ara dan Papah." Kata ku dengan air mata yang sudah siap menetes dari mata ku.

"Aku ga tau hal apa yang tiba-tiba bikin Ara jadi seperti sekarang. Padahal aku ngerasa dari awal kita kenal, Ara cukup nyaman dengan keberadaan ku disekitar Ara dan Papah." Lanjut ku, karna ga mendapat respon apapun dari Ara.

"Tapi kayanya selama ini aku salah ngartiin penerimaan Ara sama aku. Aku kira Ara juga sayang sama aku, karna Ara selalu memperlakukan ku dengan baik." Air mata ku sudah mengalir begitu saja.

Ara masih diam sambil menundukan kepala dan sesekali matanya menatap ke arah ku. Aku yang ga mendapat respon apa pun dari Ara benar-benar sudah putus asa. Rasanya udah ga ada kesempatan apapun lagi untuk ku.

"Tante Angi..." tiba-tiba Ara memanggil ku.

Aku langsung menatap ke arah gadis kecil yang sedang duduk di hadapan ku.

"Ara mau peluk Tante" kata Ara dengan mata yang sudah memerah.

Aku bergerak untuk pindah ke tempat kosong di samping Ara. Setelah duduk di sampingnya, Ara mendekat ke arah ku dan langsung memeluk tubuh ku dengan erat.

"Ara sayang sama Tante Angi." Kata Ara sambil menangis dalam pelukan ku.

"Tapi Ara juga sayang sama Mamah. Ara ga bisa kalau harus pilih antara Tante dan Mamah" kata Ara.

"Eyang bilang Tante ga sayang sama Ara. Tante cuman sayangnya sama Papah. Kalau nanti Tante menikah sama Papah, Ara bakalan di buang ke Yogya sama Tante. Ara ga mau kalau harus jauh dari Papah, Omah, Opah, Tante Tari dan Om Sam lagi." Suara tangisan dari Ara sesekali masih terdengar oleh ku.

"Mamah juga bakalan sedih kalau Tante menikah sama Papah. Eyang bilang Mamah pasti jadi benci sama Ara kalau Ara ngebiarin Tante nikah sama Papah. Mamah bakal menjauh lagi dari Ara. Mamah ga akan mau deket dan ketemu sama Ara lagi" tangisan Ara semakin kencang.

Dunia Untuk PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang