"Terima kasih, Ibu. Aku sudah lama merindukan saat ini. Kupikir aku tidak akan pernah menyicipi masakan Ibu."

"Nanti Ibu masak lagi."

"Tapi, lebih bagus lagi kalau Ibu memasak untukku setiap hari."

"Ayah memang tidak pernah memasak? Ayahmu kan pandai memasak."

"Ayah memang pandai memasak. Tapi, tetap saja aku lebih merindukan masakan Ibu."

"Min Yoonjae. Kau tahu, kalau Ayahmu dengar pasti dia akan sedih."

"Kenapa harus sedih? Kan Ayah yang ingin aku bertemu dengan Ibu."

"Tapi, kau berniat tinggal bersama Ibu kan?"

"Itu kan bersama Ayah juga. Tapi, hari ini aku mau berdua saja sama Ibu. Ayah nanti saja" ucap Yoonjae dan membuat Seungwan kembali tersenyum.

Seungwan tidak menyangka, bayi yang dulu ia rawat telah tumbuh besar dan pintar. Min Yoonjae yang dulu membuat Seungwan dan Yoongi harus menunda perceraian kini kembali lagi untuk menyatukan mereka berdua.

***

Ponsel Seungwan berdering saat ia sedang beres-beres rumah seusai sarapan bersama Yoonjae. Sekarang Yoonjae sedang bersiap untuk jalan-jalan dengan Seungwan.

"Halo..."

"Seungwan? Yoonjae mana?"

"Sedang mandi. Aku mengajaknya jalan-jalan setelah ini."

"Oh, syukurlah. Dia pasti senang bisa jalan-jalan denganmu."

"Tapi...."

"Kenapa?"

"Yoonjae bilang kau tidak boleh ikut"

Yoongi terkekeh di seberang telepon.

"Anak itu... dia bahkan menjadikanku sebagai saingannya sekarang."

"Kau benar. Yoonjae meminta untuk tinggal bersamaku."

"Dia sudah mengatakan itu sebelum kami ke sini."

Kali ini Seungwan yang tertawa.

"Kenapa tertawa?"

"Tidak, tidak. Aku hanya teringat sesuatu. Tapi, bukan sesuatu yang penting, kok."

"Kalian mau kemana memangnya?"

"Hanya berkeliling saja. Ah, ke pantai juga. Mau ikut bersama kami?"

"Nanti, aku menyusul. Beritahu saja lokasinya padaku."

"Baiklah."

Setelah itu, Seungwan mengakhiri sambungan teleponnya.

***

Yoonjae senang sekali karena hari ini ia bisa menikmati waktu bersama ibunya. Yoonjae akhirnya bisa merasakan kehangatan seorang ibu yang selama ini ia rindukan. Kini, Yoonjae dan ibunya duduk berdua di sebuah taman setelah berkeliling ke beberapa tempat wisata.

"Jeju indah sekali ya, Bu?" ucap Yoonjae setelahnya.

"Senang ya bisa jalan-jalan?"

"Iya. Apalagi bersama Ibu."

"Ibu senang bisa mengajakmu jalan-jalan."

"Ibu senang tinggal di sini?" tanya Yoonjae.

"Tentu saja. Jeju pulau yang indah" jawab Seungwan sambil tersenyum pada putranya itu.

"Apa itu berarti Ibu tidak akan ikut kami kembali ke Seoul?" Yoonjae kembali bertanya.

"Kenapa kau berpikiran seperti itu?"

"Karena Ayah tinggal di Seoul dan Ibu lebih suka di sini. Tapi kalau Ibu tidak mau ikut kami, aku yang akan ikut Ibu."

"Ibu kan tidak mengatakan tidak mau."

"Tapi, bukannya Ibu lebih suka tinggal di sini?"

"Iya, tapi Ibu lebih senang kalau ada Yoonjae" jawab Seungwan kemudian kembali memeluk Yoonjae dengan gemas.

"Ibu..."

"Hmm?"

"Sebelum ke sini, Ayah mengajakku ke suatu tempat."

"Kemana?"

"Mengunjungi mendiang ibu kandungku."

"Benarkah?"

"Iya. Itu pertama kalinya aku melihat wajah ibuku meski lewat foto. Ayah tidak pernah memberitahuku sebelumnya kalau Ibu Seungwan bukan ibu kandungku."

"Apa yang kau rasakan saat melihatnya?"

"Aku sedih, tapi lega."

"Kenapa?"

"Aku tidak perlu merasa bersalah padanya karena aku lebih menyayangi Ibu Seungwan."

Seungwan terdiam dan tanpa sadar air matanya kembali jatuh.

"Kenapa Ibu menangis?"

"Ibu bahagia, Nak."

"Aku berterima kasih pada ibuku yang melahirkanku sehingga aku bisa bertemu dengan Ibu Seungwan. Tapi, Ibu Seungwan adalah ibuku juga. Dan aku sangat menyayangi Ibu Seungwan."

Seungwan kembali memeluk Yoonjae.

"Ibu juga menyayangimu, Yoonjae-ya."

"Jadi, apa jawaban Ibu?" tanya Yoonjae.

"Ibu setuju."

"Benarkah? Ibu setuju untuk jadi ibuku lagi?"

"Ibu akan selalu menjadi ibumu."

"Maksudku, Ibu setuju untuk menikah dengan Ayah?"

Seungwan mengangguk dan Yoonjae menghambur ke pelukan Seungwan.

"Terima kasih, Ibu. Aku menyayangimu."

***

Setelah aku pikir-pikir lagi, aku mau bikin side story cerita ini dan spesial chapter karena cerita ini mulainya di tengah-tengah dan banyak bagian yang ga kesorot, termasuk hal-hal yang awalnya aku rencanain buat jadi epilog tapi ga aku tulis 😁

Jadi, untuk epilog hanya sampai di sini. Ga ada Yoongi karena Yoongi udah ada di chapter terakhir, hehehe. Nanti bakal aku munculin lagi di spesial chapter.

Maafkan untuk segala kekurangan yang ada di dalam cerita ini. Semuanya murni dari aku sebagai penulisnya.

Terima kasih sudah membaca Red Strings dan meramaikan cerita ini 💙💙 Tetap support Wenga dan Bangtanvelvet yaa 😇

With Luv,

secondaybreak

Red Strings (✔)Where stories live. Discover now