prolog

59 5 0
                                        

Suara isak tangis menggema di ruangan penuh duka itu. Tak ada sedikitpun senyum di sana. Hanya kesedihan yang terpampang nyata

Seorang wanita dengan gaun pengantin menangis terisak. Kehilangan bukanlah hal yang mau dirasakan oleh siapapun

Mengikhlaskan? tidak akan semudah membalikan telapak tangan

Tapi mau tidak mau, dia dipaksa rela, dia dipaksa melepaskan. Menanggung luka sendirian karena orang yang dicintainya telah pergi meninggalkan untuk selama-lamanya

Semakin sore semakin sepi ruangan ini. Menyisakan wanita yang sedari tadi masih menangis dan beberapa kerabat keluarga saja

"istirahatlah, dia sudah tenang di sana" seorang wanita paruh baya menghampiri wanita tadi

Wanita dengan paras cantik luar biasa. Matanya bulat dengan hidung bangir dan bibir mungil, tampak begitu sempurna. Siapapun yang melihatnya akan jatuh cinta pada visualnya

Bahkan dalam kondisi hancur seperti saat ini, wajahnya yang merah sembab dan penuh air mata masih terlihat mempesona

Dia memakai cincin permata, begitu indah menghiasi jari-jarinya. Sudah berkali-kali sang ibu bahkan keluarga lainnya menyuruh untuk tenang dan beristirahat. Tapi itu sama sekali tidak dia hiraukan

Dia memilih tertunduk di depan peti mati berisi jasad seorang pria yang baru saja meninggalkan dunia ini, meninggalkannya

Yang dulu berdua kini hanya sendiri. Kata bersama kini tak ada artinya lagi

Hari bahagia berubah secara mendadak menjadi kesedihan yang pasti berujung kesengsaraan

Sengsara karena harus mencintai sendirian


Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jul 04, 2020 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Don't U Wait No MoreDonde viven las historias. Descúbrelo ahora