🌷 The Secret Girl: D U A 🌷

30 10 1
                                    

Gea POV

"Gimana sekolahnya tadi?" tanya ibu sembari mengelus lembut rambut hitamku.Oh, aku sangat menyukai perlakuan ibu yang seperti ini.

Aku tersenyum tipis. "Not bad," gumamku tanpa mengalihkan pandanganku dari buku novel yang baru saja kemarin ku beli di tokoh buku.

Sebenarnya aku ingin bercerita tentang seseorang yang tadi sudah menggangguku di sekolah. Tapi aku tak ingin membuat ibu merasa sedih dan cemas akan keadaanku.Karena, hanya ibunyalah yang masih aku punya. Ayah? Oh, lelaki itu sudah bercerai karna ibu sudah lelah akan sifatnya. Tapi ia masih sering datang kesini untuk sekedar menginap dan melakukan KDRT kepada ibu.

Dulu, dulu sekali saat aku masih bersekolah di taman kanak kanak, ayah dan ibuku selalu bertengkar hebat didepanku. Aku yang saat itu hanya gadis kecil yang lemah hanya bisa bersembunyi dibalik selimut sembari memeluk boneka teddy bear besar kesayanganku. Dialah satu satu temanku.

Aku mendengar banyak suara piring yang dilempar. Pecahan gelas kaca. Dan suara bentakan serta tangisan yang menggema. Disaat itu, aku hanya bisa diam sembari menangis menyaksikan ibu diperlakukan kasar oleh ayah. Aku ketakutan dan tak bisa berkutik. Sementara ibuku dalam bahaya. Bahkan dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat ayah tak segan segan melempar ibu dengan vas bunga berukuran besar hingga pecah.

Aku tidak tahu mengapa pertengkaran itu bisa terjadi. Ayah beberapa kali menampar ibu dengan kasar dan menghempaskan kepalanya ke dinding.

Kadang, aku juga sering menjadi pelampiasan amarahnya. Ia memukulku dengan membabi buta, hingga akhirnya aku berakhir dirumah sakit.

Dari kecil, aku sudah mendapat banyak kekerasan dari ayahku. Tapi aku enggan mengadu dan menyimpan semuanya sendiri. Setiap kali ibu bertanya mengapa aku bisa babak belur begini, aku selalu menjawabnya dengan candaan. Karena aku tak ingin membuat ibu cemas dan khawatir dengan keadaanku.

Ibu sudah beberapa kali dipecat dari pekerjaannya hanya gara gara ia terlalu memprioritaskan aku. Dan aku sangat mengkhawatirkan itu.

"Apa kamu sudah mendapatkan teman di sekolah barumu, hmm?" Tanya ibu lagi yang membuatku tersadar dari lamunan.

Aku mengangguk cepat. "Namanya Keisya Mutia," ucapku sembari mengingat sesuatu tentang Keisya.

"Dia gadis ramah yang cantik, dan juga......" jedaku sembari tersenyum kecil.

"Dan juga apa?? Apakah dia menyakitimu?" tanya ibu dengan raut wajah cemas.

Oh, ibu selalu saja seperti ini. Membuatku selalu merasa tak enak dibuatnya

"Tidak kok, dia tidak menyakitiku. Hanya saja, dia sedikit banyak bicara," imbuhku cepat sembari terkekeh.

Oh ayolah, aku sudah hampir berusia 17 tahun. Aku bukan lagi anak kecil yang akan menangis bila es krimnya terjatuh.

"Jadi menurutmu, dia gadis yang cukup menarik ya?"

Aku tersenyum kecil. Yah ibu benar.
Kupikir dia memang gadis yang cukup menarik. Dia begitu ramah dan cantik, poin plus untuknya. Sedangkan aku? Aku hanyalah itik buruk rupa yang kehadirannya tak pernah diharapkan orang lain.

Bahkan, aku membenci diriku sendiri.

Menyedihkan.

Sangat menyedihkan.

Mungkin itulah alasan mengapa orangtua kandungku membuangku.

Yah, kalian benar. Aku hanyalah anak pungut yang ditemukan oleh ibu angkatku. Yang sekarang tengah mengelus kepalaku dengan sayang. Aku tak begitu mengetahui cerita yang sebenarnya. Yang aku tau, aku dibuang oleh orangtuaku, dan ditemukan oleh Bu Ambar— ibu angkatku.

The Secret GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang