Petrichore

45 12 0
                                    

_____

The scent of rain on dry earth

_____


Sore itu, dengan wajah kesal bercampur kecewa (y/n) berjalan dengan langkah panjangnya. Sesekali ia akan menyeka air mata yang nyaris jatuh ke pipinya dengan kasar.

Disela-sela langkahnya banyak mata yang menatapnya dengan tatapan heran, tapi dia sama sekali tidak menghiraukannya karena di kepalanya masih dipenuhi dengan Midoriya yang mengatakan akan mengikuti misi besar menangkap League of Villain. Hatinya seketika kembali berdenyut saat itu juga.

Beberapa minggu yang lalu, Midoriya telah berjanji padanya jika akan melewatkan misi besar demi dirinya, tapi nyatanya beberapa waktu yang lalu dia berkata akan mengikuti misi besar. Lalu kemanakah janji sebelumnya pergi? Semua itu membuatnya frustasi.

Sebenarnya dia sadar jika mencintai seorang Hero mengharuskannya melewati jalan terjal yang sulit tapi, dia tak pernah menyangka jika mencintai Midoriya akan sesulit ini.

Entah sudah berapa banyak air mata yang ia keluarkan saat melihat kekasihnya terluka yang jarang sekali ringan, membuat kekasihnya itu merasa bersalah dan akhirnya membuat janji itu padanya, berharap dengan itu dia tidak akan lagi menangis. Namun apa? Dia mengingkari janjinya!

(Y/n) memang wanita yang kuat dan Midoriya tahu itu dengan baik, itulah salah satu alasan dia menjadikan (y/n) kekasihnya tapi, (y/n) tetaplah wanita yang akan menangis jika melihat seorang terkasihnya sakit dan terluka.

Kau memang bodoh, Izuku. Batin (y/n), kembali menyeka air matanya dengan kasar sebelum jatuh kepipinya. Wajahnya sudah memerah, begitu juga matanya.

Perlahan ia menghentikan langkahnya dan mendongak, menatap langit yang tak jauh berbeda dengan dirinya yang tengah bersedih, seakan langit merasakan perasaan yang membelenggunya saat ini.

Satu persatu, air mata dari langit jatuh ke tanah tapi, (y/n) masih berada di tempatnya -tak bergeming sedikitpun, sementara yang lain sudah berlari menghindari tetesan hujan.

Deras menderap jatuh ke atas luka batinnya. Aku lelah, batin (y/n) yang kini tak dapat lagi menahan air matanya sebelum menunduk. Mungkin aku harus menghentikan semua di sini.

Bersamaan dengan hujan, datang aroma khas yang menyeruak memasuki indra penciumannya, membuatnya sekilas rileks sebelum beberapa ingatan masa lalu terputar dikepalanya.

.

.

.

"Kau luar biasa!" ucap kekasihnya dengan senyum cerah sembari berjalan kearahnya sebelum mengacak rambutnya gemas.

.

"Aku mencintaimu, (Full Name)." Sebuah kecupan ringan mendarat di bibirku, manis bercampur dengan rasa seperti ada kumpulan kupu-kupu yang berusaha menyeruak keluar dari perut.

.

"Te-terimakasih, kurasa aku benar benar tak bisa hidup tanpamu jika seperti ini." sebuah pelukan hangat segera kudapat setelah aku mengeringkan rambut kekasihku.

"Aku hanya mengeringkan rambutmu dan kau berkata tak bisa hidup tanpaku?" ucapku dengan terkekeh sembari mengacak rambut belakangnya -begitu halus, tak seperti rambut lelaki lain yang akan terasa kasar.

.

"Maaf membuatmu kembali menangis, aku memang kekasih yang payah." Aku yang menangis segera ia bawa kedalam pelukan hangatnya dengan sesekali ia mengecup puncak kepalaku, membuat tangisanku perlahan lahan berhenti dan berganti dengan rasa kantuk yang menyerang.
.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 01, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Petrichore || Midoriya Izuku [Rare Word Project]Where stories live. Discover now