Kamu Direngkuh Bumi

47 10 2
                                    

Siang ini sama seperti siang-siang sebelum atau seterusnya, aku mengunjungimu.

Aku tidak merasa lelah ataupun bosan, justru kamu yang sering memintaku agar tidak merepotkan diri terlalu banyak.

Aku tidak kerepotan kalau harus membabat habis rambut kepalaku setiap bulannya, aku menyukainya. Aku selalu suka jika penampilan kita serasi. Itu kan, yang orang sebut couple?

Kamu selalu menjadi ratu, dengan atau tanpa mahkota. Kamu mungkin bisa membohongi orang lain dengan mahkota palsu agar tetap dinilai yang tercantik. Tapi bila denganku ... jangan. Aku selalu memberikanmu nilai sempurna untuk itu, sebelum atau bahkan sesudah kulihat mahkotamu gugur satu demi satu.

Tidak apa-apa.

Kita sudah lewati malam kala kamu menangis setelah lihat mahkotamu yang gugur berjatuhan di telapak tanganku.

Akupun sama sedihnya, tapi tak kuperlihatkan karena aku ingin kamu yang menangis padaku. Bukan sebaliknya.

Tetapi aku tetap saja takut. Semakin dalam kukubur, ketakutanku semakin membesar. Ketika kulihat tubuh ringkihmu yang tak kuasa bangkit dari ranjang yang kian merekat, ketika kulitmu semakin memucat, sebisa mungkin kubuat sedih tak lagi terlihat.

Malam ini, semesta melepasmu. Ratuku. Gugur.

Kamu tak lagi berjuang. Lantas ksatria ini kehilangan Sang Ratu. Ragamu yang lelah kini dapat istirahat tenang.

Aku layaknya Ronin yang tiada bertuan.

Aku takkan berikan kamu mawar lagi. Jadi, lebih suka mana? Krisan atau lily?

Kuharap kamu lebih mendapat kehangatan ketika kulepas pelukanku. Sebab kini kamu direngkuh bumi.[]

jσuskα.Where stories live. Discover now