"Seumur-umur, anak-anak Mama enggak pernah sakit sampe harus dibawa ke tempat ini. Palingan kalo sakit juga demam, kalo enggak flu, tapi ini ... apa emang karena baru pertama kali Mama lihat salah satu dari anak Mama kayak gini jadi rasanya sakit banget?" tanya Tiffany mulai terisak.

Siwon yang ada di sampingnya hanya bisa mengusap pundak sang istri. Keenam anaknya hanya diam tak ingin berbicara. Yoongi sendiri memilih menutup mata, merasa lelah seharian ini.

Jimin juga tak banyak bicara sedangkan Jungkook hanya memainkan jari-jarinya. Matanya tak kalah sembap dari Tiffany. Biasanya ia akan banyak bicara atau paling tidak main game cacing, tetapi kali ini tidak. Alasannya adalah ia kena nasihat panjang lebar dari Yoongi untuk yang kedua kalinya tadi malam saat masih di bandara Aceh. Yoongi bilang ia harus berubah, tidak boleh manja berlebihan dan bersikap layaknya anak kecil.

Yoongi juga mengatakan bahwa Taehyung tak baik-baik saja dikarenakan Jungkook. Berlebihan memang, karena sebenarnya bukan Jungkook yang sepenuhnya salah. Yoongi sengaja menekankan agar Jungkook terlihat bersalah. Harus memakai cara apalagi agar Jungkook berubah dan tidak kekanakan.

"Yoongi itu cuma bohongan Dek, jangan di dengerin." Seokjin yang berucap, menenangkan si bungsu.

"Enggak! Kak Seokjin sama Kak Taehyung sama aja, ngomong kalo apa yang Kak Yoon bilang itu bohong. Tapi ini udah kedua kalinya Adek dinasehatin. Berarti emang bener ...." Jungkook sepenuhnya cemberut. "Gimana caranya biar Adek enggak manja lagi?"

Namjoon yang mendengar hanya bisa menghela napas. Jungkook dari kecilnya sudah terlalu dimanja, pasti untuk merubahnya juga butuh waktu yang tidak singkat.

"Waktu pulang tadi, Papa berubah profesi jadi pembalap," ujar Hoseok.

"Ya pasti lah. Orang di mobil Papa ada Mama, Jimin sama Yoongi. Mereka, kan, yang paling khawatir sama Taehyung," timpal Seokjin.

Hoseok terdiam. Ia pun sebenarnya khawatir dengan Taehyung. "Kak, udah ini kita beneran bakal baikan sama Taehyung, 'kan? " tanya Hoseok.

"Yaiyalah, emang mau kita dikasih penyesalan yang lebih berat, hah?! Kalo dipikir-pikir kalian itu jahat sama Taehyung," timpal Namjoon.

Seokjin mendelikkan matanya. "Introspeksi diri, Joon."

"Namjoon enggak jahat, Kak. Waktu itu Namjoon nyuruh Hoseok buat ninggalin Taehyung gegara emang lagi kesel sama Taehyung. Lagian dari dulu juga Namjoon enggak terlalu suka jahilin, tuh. Yang parah itu kalian, Jimin juga sama meskipun dia sekarang udah tobat," jelas Namjoon panjang lebar.

"Ma ... udahan nangisnya, kita perlu denger apa yang mau dokter sampein," ucap Siwon.

"Dokternya suruh aja kesini Pa, jadi kita bisa denger," usul Yoongi, masih dengan mata yang terpejam.

Tiffany mengangguk. "Yoongi bener, Pa. Mama enggak mau ninggalin Taehyung."

Panjang umur, yang tengah diharapkan datang sendiri ke ruang rawat. "Permisi," ucap seorang dokter yang baru saja membuka pintu.

"Eh, dokter. Kebetulan saya mau manggil dokter tadi," ucap Siwon dengan senyum lebarnya.

"Anak bapak saya periksa dulu ya," ucap dokter tersebut yang langsung masuk diikuti satu orang suster di belakangnya.

Tiffany juga Siwon menjauh dari Taehyung, membiarkan dokter leluasa untuk memeriksa anaknya. "P-pa ..., kok alat-alatnya pada aneh sih, Papa tau enggak itu alat-alat buat apa?" bisik Tiffany.

"Mana Papa tahu, Ma. Papa itu anak bisnis, bukan anak kedokteran." Tiffany menatap Siwon seketika membuat yang ditatap keheranan. "Apa sih, Ma?"

"Pede banget ya Papa bilang anak, orang udah bapak-bapak juga," ucap Tiffany sembari mengusap air matanya.

Be a Good Family | BTS [End]Where stories live. Discover now