"Kitahara-san?" Orang itu mendongak. Menatap Haruka dan terkejut.
"Paruru-chan? Kau ada di sini?" Haruka mengangguk.
"Eh? Kau bekerja di sini?" Orang itu mengangguk.
"Setelah berhenti dari restoran, aku langsung mencari kerja dan mendapatkan kerja di sini sebagai Office girl. Lalu, kau sendiri? Kenapa kau duduk di kursi Direktur?"

Haruka menoleh, ia melihat sang Ayah yang mendekat. Lalu, meletakkan tangannya di kepala Haruka. Kitahara begitu terkejut, masih belum mengerti situasi yang ada di depannya.

"Perkenalkan, aku Matsui Jun. Aku adalah Ayah Haruka!" Dan detik itu juga Haruka bisa melihat wajah temannya itu yang terkejut.
"Eh? Maafkan saya! Saya tidak tahu." Haruka menggeleng.
"Tak apa, Kitahara-san." Balas Haruka mengangguk.
"Jadi dia temanmu?" Haruka mengangguk.
"Dia juga dulu pernah bekerja di restoran. Tapi, dia berhenti, Papa." Balas Haruka.

Jun mengangguk tanda mengerti. Dan kemudian, gadis itu pamit untuk keluar. Haruka hanya menatap temannya yang kemudian keluar dari ruangan kerja sang Ayah, sambil sedikit menggumam. Bahkan, ia tak menyangka jika temannya itu adalah anak dari pemilik kantor tempatnya bekerja. Sungguh, siapa yang sangka bahwa Haruka adalah anak dari seorang Matsui Jun?

"Papa, apa aku bisa berkeliling?" Tanya Haruka.
"Tentu, Sayang. Suatu saat nanti, kau akan menggantikan posisi Papa di sini, jadi kau boleh melihat sekeliling kantor." Haruka tersenyum mendengarnya.
"Terima kasih, Papa." Jun mengangguk.

Lalu, Jun memanggil wakil Direktur untuk masuk ke ruangannya. Dan Haruka menatap lelaki itu yang dengan sopan juga menyapa dirinya. Lelaki itu baik dan ramah di mata Haruka. Dan Jun menyuruhnya untuk menemani Haruka berkeliling.

"Akimoto-san akan mengantarmu, nanti Papa akan menyusul, ok?" Haruka mengangguk.
"Ok, Papa. Aku tunggu!"
"Iya, Sayang." Balas Jun sambil tersenyum.
"Mari, Nona muda."
"Jaga putriku dengan baik, Akimoto-san."
"Tentu, Matsui-san." Jun tersenyum mendengarnya.

Haruka melangkah terlebih dahulu. Dan kemudian lelaki itu mengikutinya dari belakang, Haruka bahkan memperhatikan seluruh ruangan yang ada di kantor itu. Bahkan, ia juga melihat pegawai wanita dan laki-laki yang menyapa dirinya dengan sopan. Dan ketika ada yang bertanya, Akimoto yang akan menjawab siapa dirinya. Dan Haruka hanya tersenyum menyapa orang itu. Setelah tahu Haruka adalah anak pemilik kantor, mereka dengan sopan menyapa Haruka dan tersenyum. Bagaimana pun juga, Haruka adalah pewaris dari Jun yang akan menggantikan posisi Jun di kantor itu.
Sesampai di lobi, Haruka berhenti. Ia menatap lobi itu yang luas. Ia tersenyum, sepertinya dia akan sangat betah di sini. Suasananya juga sangat tenang dan nyaman.

"Akimoto-san?"
"Iya, Nona?"
"Aku haus. Bisa ambilkan air? Aku akan menunggu di sini." Akimoto tersenyum dan mengangguk.
"Dengan senang hati."

Selama menunggu, Haruka menyibukkan dirinya untuk memperhatikan para karyawan yang terkadang akan lewat. Ada beberapa karyawan yang tak tahu siapa dirinya, bahkan membisikkan dirinya ada juga yang menyapanya langsung.
Tak lama, ada seorang lelaki yang datang ke arahnya. Haruka menatap lelaki itu. Dan dari wajahnya, orang itu menatapnya dengan sombong.

"Bukankah kau Haruka?"
"Maaf, kau siapa?" Jujur, Haruka tak mengenal orang itu sama sekali.
"Namaku Kenta. Kakak dari orang yang selalu membencimu dan menyiksamu, anak pemilik restoran tempatmu dulu bekerja." Kata orang itu.
"Eh? Kau kakak Komiyama?" Orang itu mengangguk.
"Kenapa kau ada di perusahaan besar ini? Melamar menjadi Office Girl?"
"Tidak. Hanya menunggu seseorang." Orang itu tersenyum.
"Bukankah adikku sudah pernah bilang kepadamu, jika kau tak akan sukses? Miskin tetaplah miskin!"

Haruka benar-benar merasa tak nyaman dengan lelaki itu. Ingin rasanya ia memukul wajah lelaki itu. Bagaimana jika Ayahnya tahu, jika salah satu karyawan kantornya ada yang bersikap sombong seperti ini? Bisa marah besar nanti. Haruka hanya tak mau, jika Ayahnya membuang tenaga hanya untuk memarahi orang itu saja.

"Kau sombong juga!" Kata Haruka sekilas.
"Memangnya kenapa? Posisiku juga penting di sini. Mereka menghormatiku!" Kata Kenta lagi.
"Apa posisimu?" Tanya Haruka.
"CEO." Kata Kenta.
"Owh!" Balasnya terdengar biasa.
"Kau sudah tak lagi bekerja di restoran, apa kau mau bekerja di sini? Di Restoran ada adikku yang menyiksamu, jika di sini mungkin aku bisa menyiksamu." Haruka tersenyum.
"Kita lihat saja, apa senyumanmu itu bisa kau pertahankan? Jangan sombong! Roda kehidupan sedang berputar tanpa kau sadari!"
"Sombong juga! Awas saja nanti kau!" Lalu, lelaki itu pergi meninggalkan dirinya.

Dan saat kepergian lelaki itu, Jun datang bersamaan datangnya Akimoto yang membawa minuman untuk Haruka. Dan dengan senang hati, Haruka mengambilnya dan meminumnya langsung. Tenggorokkannya terasa begitu lega sekarang.

"Kau haus, ya?" Haruka mengangguk.
"Papa, siapa yang menempati posisi CEO di sini?" Tanya Haruka.
"Komiyama Kenta, Sayang. Kenapa?" Tanya Jun balik.
"Ehm… dia terlihat sombong!" Kata Haruka.
"Kau tak menyukai Kenta?" Tanya Jun.
"Matsui-san, saya juga terkadang mendengar bahwa dia sering bersikap kasar dengan para karyawan dan juga pelayan." Kata Akimoto lagi.
"Kenapa kau baru bilang?"
"Maaf, Matsui-san. Itu karena saya tak ada bukti." Jun mengangguk mengerti.
"Sudahlah, Papa. Jika Papa mempunyai buktinya, Papa langsung saja pecat dia."
"Kau benar, Sayang." Balas Jun lagi.

***

Sambil berjalan, Jun memeluk tubuh Haruka dengan erat sesekali mengelus kepala Haruka dengan lembut. Mereka kembali ke rumah setelah Haruka mendapat pelajaran di kantor tadi. Dan baginya, itu sangat menyenangkan.
Ketika masuk, Yuki menyambut mereka dan memeluk Haruka. Tak lupa ia juga mencium Jun dan membawa suami serta anak pertama mereka untuk makan bersama. Di sana, Annin dan adik-adik yang lain telah berkumpul. Mereka di jemput supir, karena sang Ayah masih sibuk dengan putri pertama yang akan mewarisi perusahaan inti di Tokyo.

"Maaf ya, Papa tidak menjemput kalian."
"Tak perlu khawatir, Papa. Kita mengerti. Bagaimana dengan Kakak?" Tanya Annin.
"Menyenangkan." Balas Haruka.
"Maksudku keadaan Kakak!" Balas Annin dengan gemas, membuat Haruka terkekeh.
"Aku sangat baik. Rasanya, aku ingin sekolah besok juga. Aku rindu sekolah!"
"Papa, aku pindah sekolah saja, ya? Aku ingin bersama Nee-chan."

Jun menoleh melihat Mayu yang tersenyum mendengar ucapan sang putri. Dan Mayu juga senang, jika kedua anak gadis mereka bisa akrab seperti ini. Dan baginya tak masalah, jika Annin pindah sekolah untuk menemani sang Kakak.

"Annin boleh pindah! Tapi, jangan nakal, ya? Kalian harus saling menjaga satu sama lain!" Kata Mayu.
"Iya, Mama." Balas Annin.
"Mama Mayu tak perlu khawatir, aku akan menjaga Annin dengan baik." Mayu mengangguk. Percaya dengan ucapan Haruka.
"Besok Mama akan mengurus kepindahanmu!" Annin tersenyum senang.
"Yatta! Aku tunggu, ya, Mama?" Mayu mengangguk.
"Nanti jika Kakak sudah sembuh, kalian bisa berangkat bersama." Kata Jun lagi, membuat kedua anak gadisnya tersenyum senang.

Yuki bersyukur, karena setidaknya Jun bisa menerima putri pertama mereka sekarang. Menjadikan putri pertama mereka sebagai berlian pertama di keluarga Matsui. Dan Yuki tak akan membiarkan Haruka kembali pergi lagi dari kehidupan mereka. Jun juga tak akan membiarkan Haruka kembali pergi. Karena baginya, keluarganya tak akan lengkap jika Haruka tak ada di tengah-tengah mereka.

"Ayo makan!" Kata Rena.
"Iya, Mama. Ehm… Haruka ingin Ayam, Mama Rena. Bisa tolong ambilkan?" Tanya Haruka pada Rena. Karena Ayam itu ada di depan Rena.
"Tentu, Sayang. Kenapa tidak? Ini! Makan yang banyak, agar kau bisa cepat sembuh. Baru setelah itu kembali sekolah!" Haruka mengangguk.
"Iya, Mama. Tapi, Mama Yuki dan Papa akan meneruskan perjodohan itu? Perjodohan antara aku dan Yuichi nii-chan?"
"Jika kalian saling suka, Papa akan mengijinkannya! Kalian boleh menikah suatu saat nanti!"
"Terima kasih, Papa."
"Demi kebahagiaanmu, Sayang." Haruka kembali tersenyum. Lalu, mereka menikmati makanan mereka dengan saling bercanda satu sama lain.

TBC

Our FamilyWhere stories live. Discover now