Muhammad Ali syarief

26.9K 2K 21
                                    

Wkwkwkkwwk...

Kan aku udah bilang. Story ini mau ada perombakan..
Maafkan daku readers...
Update lagi secepatnya kok.. hihihi..

Happy reading..
Muach...

****

"Selamat siang pak.." sapa salah satu karyawan yang mendapat izin masuk ke ruangan Boss perusahaan eksport import berlian.

Terlihat seorang pemuda tampan membalikkan kursi panas yang di dudukinya sembari memegang sebuah file yang di bungkus Mapp berwarna kuning.

Dialah Muhammad Ali Syarief,

Pemimpin perusahaan eksport import di indonesia . Pemuda yg kini berusia 22 tahun itu duduk tampan menggunakan kemeja biru muda, dengan dasi biru gelap yang menempel rapi di balik kerah kemejanya serta tuxedo hitam yg semakin membuatnya terlihat berwibawa.

"Kevin!!!! Ach... elo, gue kira siapa...!" Ujar ali begitu melihat Kevin lah yang masuk ke ruangannya. Kevin adalah sahabat sekaligus tangan kanan Ali. Dia juga sudag seperti saudara sendiri. Bukan hanya sekedar urusan pekerjaan, bahkan kevin sering sekali berperan penting dalam kehidupan sehari - harinya di luar pekerjaan.

Kevin tersenyum. "Yah saya kan hanya mencoba profesional pak.."

"Apa'an sih, sini duduk..!" Perintah ali di iringi senyum manis nya.

Kevin tersenyum, menutup pintu sambil tersenyum dan berjalan mendekat sebelum akhirnya dia duduk di depan Ali. "Nih... ada beberapa file yang musti lo tanda tangani!!" Katanya setelah meletakkan 3 berkas penting di meja kerja Ali.

"Jadi minggu depan kita akan melakukan pengiriman barang ke Aussie, UK sama Swiss.." Jelas Kevin.

Tanpa pikir panjang ali meraih berkas - berkas itu, ia membuka dan mencoba memahami isi sekaligus mengetahui barang apa saja yang akan mereka kirim.

"Okey...!" Kata ali sambil mulai menandatangani satu persatu surat izin pengiriman itu. "Oya vin, papa sama mama mau dateng ke indonesia, mereka bakalan tinggal di sini untuk beberapa waktu!!"

"Oya? Big boss bakalan dateng? Wah bakalan seru nih!!" Suara Kevin terdengar antusian.

Ali tersenyum."Menurut lo kita harus nggak sih bikin pesta gitu?" Tanya ali meminta saran.

"Kalo menurut gue cukup buat acara penyambutan aja li... jadi khusus karyawan aja, gimana?" usul kevin

Ali terlihat berfikir tapi tak lama kemudian mengangguk. "Okey... tapi gue minta tolong sama lo bantuin gue buat siapin semuanya ya!" pintanya pada Kevin, lantas Kevin tersenyum dan mengangguk setuju.

"Kriiiiinggg...Kriiiinggg..." Telfon di meja kerja ali berdering. Ali segera mengangkatnya.

"Selamat siang??" Sapa ali pada penelfon.

"Hallo nak.. apa kabar?" Suara lelaki paruh baya terdengar dari seberang sana. Sudah hampir 5 hari ini memang ali sudah tidak menelfon kedua orang tuanya. Itu karna mereka sama - sama sibuk mengurus perusahan yang mereka pegang terlebih Ali.

"Papa...!! Alhamdulilah sehat pa. Papa sama mama gimana? Sehat juga kan?" tanya ali pada penelfon yg tak lain adalah om syarief. Papanya!

"Alhamdulilah kita disini juga sehat..

Li.. sebenarnya papa menelfon kamu ada maksudnya!" Jelas om syarief. "Kamu udah buka email yang papa kirim?" Tanya om syarief serius.

"Email?? Ali belum buka email Ali dari pagi.. kenapa memangnya pa?" Tanya nya sembari meraih laptop di depannya kemudian mulai membuka Emailnya.

Takdir yang Menentukanحيث تعيش القصص. اكتشف الآن