Love

198 30 1
                                    

-Chaera POV-

Aku melepaskan kacamata yang sejak tadi ku gunakan untuk memeriksa catatan keuangan cafe yang ku kelola. Rasanya sangat lelah, karena seharian ini aku tidak beranjak dari ruang kerjaku.

Perhatianku tiba-tiba teralih ke arah ponsel yang bergetar. Menandakan panggilan dari kekasihku.

Ku apit ponsel itu diantara telinga dan bahuku, sementara tanganku masih sibuk membolak-balikan setiap  halaman.

"Halo?"

"Apa kau masih di cafe?"

"Hmm... begitulah. Ada apa?

"Tidak, hanya saja... aku merindukanmu"

Aku tersenyum tatkala mendengar suaranya yang manja sembari mengatakan bahwa ia merindukanku.

"Aku juga merindukanmu, sayang"

"Baiklah, kalau begitu malam nanti akan ku jemput."

"Kau ingin membawaku kemana?"

"Ke rumahku. Ibu bilang dia merindukan calon menantunya"

"Tapi aku-"

"Kau tega menyiksaku dengan kerinduan ini?"

Lagi lagi suara manja itu.

"Baiklah. Kalau begitu aku tunggu, tapi jangan terlalu malam."

"Memangnya kenapa jika terlalu malam? Bukankah semakin malam semakin baik? Hm?"

"Dasar mesum!"

"Memangnya apa yang semakin malam semakin baik hm? Jadi, siapa disini yang mesum?"

Sialan. Kau lupa jika laki-laki itu memang pandai menggodamu.

"Sudah, sudah. Jika kau menggodaku lagi, aku tidak jadi datang"

"Jangan merajuk seperti itu, nanti aku semakin cinta"

"Mingyu!"

"Baiklah baiklah. Aku akan menjemputmu jam 7 malam nanti. I love you"

"Love you more"

Setelah itu panggilan tersebut berakhir menyisahkan senyuman manis yang terukir di wajahmu.

Begitu sampai di rumah, aku langsung membersihkan diri. Sempat ku lihat adikku tengah bergelung dengan kesibukannya di ruang tengah. Akupun tak berniat menganggunya seperti biasa, mengingat aku juga sedang terburu-buru. Tapi jika tidak, aku pasti akan selalu mengganggu adikku itu.

Entahlah, tapi rasanya menyenangkan bisa sampai membuatnya menangis karena ulahku.

Begitu selesai dengan persiapanku, ibu mengajakku untuk makan malam bersama.

"Maaf bu, hari ini sepertinya aku akan makan bersama keluarga Mingyu"

"Mck! Bahkan di hari libur, kau juga sibuk dengan pacarmu" keluh Yera, adikku.

"Memangnya kenapa? Urusanku tidak ada hubungannya denganmu, anak kecil"

Yera menggerutu kesal.

"Ibu lihatlah, dia mengatai ku lagi! Aku sudah 20 tahun kak!" Kesalnya

"Bagiku, sekali anak kecil, tetap saja anak kecil"

Yera beranjak dari kursinya dan berniat untuk memukulku tapi aku berhasil menghindarinya dengan menjadikan tubuh ayah sebagai tameng. Ayah yang baru saja datang dari kamarnya merasa pusing melihat kelakuan dua anak gadisnya.

Conflictual Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang