― 九月 ―

80 10 2
                                    

"What do you think await us in the future?"

✽✽✽

"Aaah, akhirnya latihan hari ini selesai! Hari ini benar-benar melelahkan!" Chiyoko menghela napas panjang sambil merenggangkan punggungnya.

Shinsou yang berjalan bersama gadis itu tetap diam. Tangan menyisir surai ungunya, sambil memandangi Chiyoko dari ujung mata. Gadis itu sendiri lebih terfokus mengepang ulang rambutnya sambil sesekali bergumam pelan atau mendengus.

"Belum ada seminggu semenjak semester baru dimulai, tetapi Eraser-sensei langsung memulai latihan tanpa ampun seperti biasanya," gumam Chiyoko pelan. Kemudian dia tertawa. "Yah, sudah diduga dari guru kelas departemen pahlawan dan seorang pahlawan profesional. Mereka tiada tandingnya," ia menambahkan, sambil mengikat ujung kepangannya.

Mendenganrya membuat Shinsou mendengus. "Mau bagaimana lagi. Kalau kita mau pindah dari departemen umum ke departemen pahlawan, kita harus lebih serius dan mengejar segala ketertinggalan kita dari apa yang sudah dipelajari murid-murid departemen pahlawan."

Kekehan pelan keluar dari bibir Chiyoko. "Tentu saja aku tahu itu," katanya. "Eraser-sensei baik sekali ya, dia tetap mau melatih kita meski sudah memiliki kelasnya sendiri," gadis itu menambahkan. "Bahkan dia mau mengajarimu cara menggunakan capturing weapon miliknya! Bukankah itu berarti dia melihat banyak potensi darimu, Hitoshi-kun?"

Rona merah menghiasi pipi Shinsou. Secara refleks dia langsung mengalihkan wajah sambil mengusap tengkuknya sendiri. "Bukan berarti mudah mempelajarinya. Aku masih sering tersangkut dan tersandung capturing weapon milikku sendiri," gerutunya kesal.

"Ah, jangan khawatir Hitoshi-kun! Aku bisa merasakan perkembanganmu! Kemampuanmu telah meningkat banyak!" kata Chiyoko girang. "Mungkin kau belum bisa mengontrolnya sebagus Eraser-sensei, tetapi aku bisa melihatmu semakin baik menggunakan capturing weapon itu!"

"Tetap saja, masih jauh dari kata bagus ..." Shinsou menundukkan kepalanya, "... tetapi, terima kasih, Chiyoko," ia segera menambahkan, pada saat yang sama sambil memandangi netra merah milik temannya.

Shinsou bisa melihat bagiamana netra itu bergemilang seperti biasa. Rasanya aneh. Bagaimana pun Shinsou masih belum terbiasa melihat orang tampak segirang ini ketika bersamanya atau bahkan hanya dengan bertatapan dengannya. Hanya saja, bukan berarti Shinsou mengeluhkan hal itu.

Gadis itu tersenyum sambil mengangguk. "Dengan senang hati," katanya.

Keduanya melanjutkan jalan mereka dalam diam. Begitu tidak ada topik yang dilontarkan lagi, keduanya bisa merasakan betapa letihnya mereka setelah latihan hari ini. Badan mereka sakit setelah dihajar habis-habisan oleh Eraserhead, otot nyeri setelah berbagai latihan dan lari yang mereka lalui. Shinsou juga merasa pusing setelah banyak memakai quirk-nya. Sementara Chiyoko merasa mual dan juga nyeri di sekujur tubuhnya.

Mereka menghela napas bersama-sama. Pandangan mereka bertemu untuk beberapa saat, kemudian mereka melepas tawa kecil—tepatnya Chiyoko terkekeh geli, sementara Shinsou hanya menyunggingkan senyuman sambil mendengus.

"Dalam satu semester ini, ada banyak sekali hal yang terjadi," kata gadis albino itu sambil memandangi langit oranye. "Pembobolan di awal sekolah, kejadian penyerangan di USJ, Hosu, penyerangan kamp musim panas departemen pahlawan, Kamino, kemudian dibangunnya asrama sekolah ..." netra gadis itu mengerjap, seakan-akan dia baru menyadari sesuatu. Dia diam untuk beberapa saat, sebelum tersenyum simpul. "... dan uniknya, semuanya melibatkan departemen pahlawan—terutama kelas 1-A."

1 Semester || Shinsou Hitoshiजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें