Yah. Minggu. Dan aku bekerja.
Langit redup. Kulkas langit sepertinya terbuka lebar. Aku menggelepar bosan terpojok di sudut suatu ruangan mencari sinyal wi-fi. Apapun itu caranya, aku harus menikmati laju waktu yang menggembungkanku masuk ke dalam portal ini. Portal hitam dan putih.
Internet bagiku adalah candu. Untuk manusia berakar sepertiku, hanya internet lah satu-satunya mata yang dapat menjangkau luas dari ujung dunia ke ujung dunia lainnya. Internet membuatku tahu, bahwa dunia tak sehitam putih tempatku saat ini. Dunia yang sebenarnya ialah dunia yang penuh warna, penuh cahaya.
Sedangkan kakiku gatal. Ia ingin berpegal-pegal. Ia ingin linu karena berjalan dengan atau tanpa tujuan. Mungkin bisa saja, mereka berjalan berkeliling kota. Tapi ia tak mau berjalan sebagai sepasang kaki semata. Ia ingin menjadi aku. Dan dalamku. Ia ingin aku yang berjalan karena mau dan senang. Bukan karena suatu keharusan.
Sepanjang aku menulis, seolah sesuatu membisik kepadaku. Ia berkata, "buka matamu!"
Awalnya aku tak mengerti. Tapi perlahan aku mulai sadar. Aku tak membuka mataku sama sekali. Aku hanya membuka dunia imajinasiku semata. Aku lupa, bahwa aku punya raga.
Di depanku saat ini, berantak dokumen yang harus kubereskan. Data-data produk yang belum terdata, semuanya nyata dan ada.
Aku kurang "melek". Aku menolak untuk menerima cahaya yang memberi warna di sekitarku saat ini. Aku lupa, bahwa hidup ini adalah dinamika. Protagonis ada karena adanya antagonis. Tak bisa dipungkiri, negasi dan kontradiksi adalah bagian dari semesta. Elektron dalam suatu atom.
Mungkin aku hanya harus menikmati, lalu semua pelik ini akan tuntas tak terasa. Tak semuanya harus cepat terselesaikan. Bertolak belakang akan selalu ada di sela-sela rongga hidupmu. Karena itulah, manusia bisa hidup. Diferensial. Gerak, maju, atau mundur dikarenakan diferensial tersebut.
Aku bersatu dengan headset. Menari-nari di atas kertas.
YOU ARE READING
Buku Harian Yang Boleh Dibaca
Non-FictionDi cerita ini, saya hanya akan menulis cerita sebagaimana adanya. Mungkin tanpa edit apapun, sensor apapun, atau koreksi apapun. Saya ingin bercerita tentang susah senang saya mengenai hidup saya yang absurd nan normal nan absurd. Entah hanya saya...