1

1.1K 144 6
                                    






"Kecil," ujar Jaehyun sambil melihat ruang pertama yang diinjak dalam apartemen tersebut. Ingatkan pada Rena jika membunuh orang dapat menyebabkan terjebak di jeruji besi.

"Tapi tidak terlalu buruk," lanjutnya, begitu merasa hawa disekitarnya tak bersahabat.

Gadis itu berlalu begitu saja dan membuat Jaehyun mengernyit bingung. Sesalah itukah omongannya. "Hey, mau kemana? Kamu tidak mempersilahkan saya duduk?"

"Duduk aja" balas Rena sebelum menghilang, memasuki ruang yang sepertinya ruang kerjanya.

Jaehyun duduk dengan menggerutu "Sofa atau batu" Apartemen milik gadis itu memang bersih tetapi perabotannya berharga sangat sangat ekonomis.



----

Jaehyun hampir saja berteriak ketika sadar jika Rena hampir saja menelanjanginya. Tangannya tanpa sadar telah ia tangkupkan ke dadanya, melindungi asetnya.

Rena mengernyit mendapati kelakuan lelaki di depannya itu, oh ayolah niatnya baik "Gue ga tau apa yang lo pikirin. Tapi yang jelas gue ga akan ngelakuin yang lo pikir. Buka baju lo tuan Jung Jaehyun!"

"Buat apa dan sudah berapa lama kamu menjadi penggemar saya?"

"Buat kemanusiaan, lepasin baju lo! Gue ga mau jadi tersangka pembunuhan karena lo mati di apartemen gw."

Jaehyun memandangi wanita dihadapannya itu,  cantik adalah kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan pahatan Tuhan. Oho,  ia baru menyadari jika gadis itu juga punya tubuh ramping yang sepertinya peluk-able.  Jangan lupakan bibir merah yang terlihat nikmat untuk dici- "Akhh sakit. Kamu bisa lebih hati-hati," Jaehyun tersadar jika gadis itu sedang mencoba menyelamatkan nyawanya.

"Jangan memandangiku seperti itu Tuan Jung Jaehyun!!" sungut Rena kesal.

Rena mengangkat peluru yang tersangkut di dada lelaki itu. "Kau benar-benar buronan ya?"

"Beberapa kolega berkhianat dan menjebak saya menjadi kejaran polisi."

Rena mengangkat bahunya acuh. Dia tidak bodoh tentang psikologi. Bagaimana seseorang berbohong,  ia tahu betul tentang itu.

"Selesai" Seru Rena setelah menyelesaikan jahitan terakhirnya. Ia sempat terheran pada Jaehyun,  apa itu semua tidak sakit. Oh ayolah bahkan tangannya yang teriris pisau buah saja terasa sangat sakit apalagi saat peluru menembus organmu. Monster!

Rena bangkit dan membereskan beberapa peralatan kedokterannya. "Sudah berapa lama kau menjadi penggemarku?" ulang Jaehyun penasaran sebab tak ada jawaban dari gadis itu sebelumnya.

"5 tahun yang lalu dan berakhir setelah kau membuka tudungmu tadi." Prestasi yang selalu ia banggakan di bidang psikologi seolah sirna.  5 tahun, 5 tahun ia telah dibohongi oleh tampang ramah dan bijaksana Jung Jaehyun pewaris perusahaan JF's crop.



----
Flashback on

"Buka tudung lo! Disini ga panas." ucap Rena kesal, ia tak akan melaporkannya ke polisi tapi yang dilakukan lelaki itu membuat Rena jengah.

"Tapi seperti di oven, gerah" akhirnya orang itu membuka tudungnya dan msngibas-ngibaskan tangannya seperti orang yang kepanasan.

Rena kaget,  tentu saja. Biasnya, pengeran yang selama ini ia idam-idamkan ternyata manusia menyebalkan yang baru ia temui 30 menit lalu. Benar,  seharusnya kita tidak boleh berekspetasi tinggi pada orang lain.

Tangan Rena segera menyambar pigora diatas nakas almari kecilnya. Akan triple sial kalau sampai ketahuan. Disembunyikannya dibalik jas kerjanya dan segera berlari menuju kamar untuk menyembunyikan semua itu.

"Hey, mau kemana? Kamu tidak mempersilahkan saya duduk?"

Flashback off





"Tampan" ucap Jaehyun memandangi fotonya sendiri yang terpajang rapi di tembok apartemen gadis itu.

"Iya dulu!" ucap Rena sedikit keras,  ia sangat malu sekarang tapi bisa apa. 5 tahun berhalusinasi untuk bertemu idolanya dan sekarang, ia jatuh terperosok ke semak-semak belukar yang amat sangat menjeratnya.

"Jadi kamu senang kan bertemu dengan saya?" alis Jaehyun naik menggoda Rena.

Suara dering ponsel memotong keinginan Rena untuk berprotes ria akan kenyataan yang telah ia perbuat di masa kelam.

"Hal-"

"Lo gila!!! Gue udah nunggu sejam dirumah sakit,  anjir. Lo lupa pasien nini tua lo itu ha?! Gila lo Ren"

"Chan, bisa santai gak sih. Sakit telinga gue bego!!" katakan sekarang siapa yang lebih santai diantara mereka.

"Ga bisa! 15 menit atau lo gue usir dari Korea. Pulang sana ke Cina!!" ancaman yang tak main-main.

Tut..

"Gue pergi. Terserah lo mau ngapain" ucap Rena sambil berlari dan menutup pintu dengan gebrakan keras hingga menggema di apartemen kecil nan sepi itu. Kunci? sepertinya ia lupa. Lupakan saja, Jaehyun tak akan mengambil apapun dari sana. Tidak ada yang bisa diambil.


















Love you all
See u next time...

Mr.Jung - JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang