Prolog

87.2K 3.5K 38
                                    

selingan buat nyari inspirasi bang Xander wkwkwk. moga suka

"Saya terima nikah dan kawinnya Nirmala Cahaya binti Ahmad Dharmawan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Bagaimana saksi? Sah?"

"Sah!!"

"Alhamdulillah."

Mala hanya bisa diam membeku mendengar ujaran penuh syukur dari orang-orang terdekatnya. Gadis itu melirik Ares, Antares Atmaja, yang kini sudah berstatus sebagai suaminya, sedang memejamkan mata dengan kedua tangan mengadah keatas. Begitu khusyuknya ia mendengar penghulu membaca doa usai ijab qobul tadi.

Kini Mala melirik kedua orangtuanya, menatap kearahnya penuh haru dengan mata sembab. Berkali-kali Ibu mengusap mata dengan sapu tangan. Senyumnya mengembang lebar. begitu pula dengan Ayah. Pandangan Mala beralih ke perempuan berusia sebaya dengan Ares, yang duduk disamping Ibu. Nurwulan Cahaya, kakak perempuan satu-satunya yang ia miliki, menatapnya tersenyum.

Mala menarik napas panjang, lalu membalas senyum Wulan dengan lebar. menampilkan senyum seolah-olah dia bahagia dengan pernikahan ini. Usai menandatangani surat-surat beserta tukar cincin, saatnya Mala mencium punggung tangan Ares. Mala mendongak, dan tubuhnya menggigil menerima tatapan hangat yang diberikan Ares.

Kenapa? kenapa laki-laki dihadapannya yang kini sudah menjadi suaminya berpura-pura baik-baik? kenapa dia masih memandang Mala dengan senyum hangat itu? kenapa dia tidak menatap Mala penuh kebencian saja? kenapa?

Gemetar, Mala meraih tangan kanan Ares. Menciumnya khidmat, menimbulkan kegaduhan bahagia disekelilingnya. Saat ia melirik Ares, senyum diwajah laki-laki itu berubah muram. Tangan Ares terulur, menarik bagian belakang kepala Mala, dan mencium keningnya dengan lembut.

Mati-matian Mala menahan tangisnya agar tidak pecah saat ini juga. Tapi sayangnya, ia tak kuasa. Air mata itu lolos begitu saja dari pelupuk matanya.

"Kenapa menangis?"

"Ak-aku bahagia. Makasih, Kak."

Ares mengusap pipi Mala, dan kembali mencium keningnya. Mala menggigit bibirnya, lalu melirik Wulan yang kini menunduk sambil membekap mulutnya. Kakaknya menangis.

Maafin Mala, Kak.

Unperfect Wedding [Dua Hati]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang