E P I L O G

113K 3.6K 55
                                    

Seluruh anak kelas Dua Belas telah selesai melaksanakan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah. Memang, semuanya berlalu teramat cepat. Waktu bergulir sangat cepat, dan banyak hal yang sudah berubah. Hubungan Lenna dan Miki, misalnya. Mereka memang tidak menjalin hubungan 'lebih' lagi, tetapi kini mereka berdua sangat dekat. Malah, mereka berdua terlihat lebih dekat daripada orang-orang pacaran pada umumnya.

Lupakan soal itu, lusa dalah malam Prom Night. Band Miki, Rico, Daniel dan Minzy akan tampil malam itu, dan mereka berempat pun sudah sembilan puluh persen siap. Dress-code untuk acara itu adalah putih, jadi band Miki memutuskan untuk memakai baju hitam agar terlihat berbeda. Sementara Miki diribetkan oleh masalah band, Lenna sibuk memilih universitas yang akan ia tuju. Seperempat waktunya di rumah, dipenuhi oleh buku, buku dan buku. Mulai dari buku referensi universitas, buku berisi tes-tes ujian masuk universitas yang populer, bahkan buku sastra nasional. Bukan, dia bukan mau masuk jurusan Sastra, tapi dia pikir, sepertinya kurang bagus jika membaca novel terus, padahal sastra asli Indonesia tak kalah bagusnya daripada novel yang sering Lenna baca, yang biasanya ber-genre sosial dan roman.

Seperti hari ini, Lenna sedang duduk di kursi belajarnya, membolak-balikkan buku soal yang sedari tadi ia isi. Rambutnya dicepol asal, kacamatanya sedikit merosot ke ujung hidung, matanya juga sudah kuyu, mungkin mengantuk. Sementara itu, di sebelahnya masih ada semangkuk lasagna yang masih setengah utuh. Dan kalau kalian ingin tahu, itu buatan Lenna sendiri.

Drrt. Drrt. Drrt.

Menyuapkan sesendok lasagna ke mulutnya lagi, Lenna pun mengambil ponselnya sambil mengunyah. Dengan malas, ia membuka notifikasi di ponselnya dan mendapati kalau Miki mengirim chat untuknya.

Michael: Hei. Lagi apa?

Alenna: Belajar. Kamu?

Michael: Di rumah Rico, nih. Kayaknya nginep. Kamu belajar terus, nggak pusing? Istirahat dulu.

Alenna: Nggak kok, nggak pusing. Baik-baik di rumahnya Rico ya, jangan bikin malu.

Michael: Iya sayang. Udah malem nih, kamu tidur gih.

Alenna: Sayang mata lo peyang.

Miki: Mataku nggak peyang :(

Lenna tersenyum tipis, lalu meletakkan ponselnya di meja dan mulai melahap lasagna-nya lagi. Mungkin Miki benar, dia sudah harus istirahat sekarang. Baru saja mau pergi ke kamar mandi untuk menggosok giginya, Launa meneleponnya.

Oke, pasti cewek itu akan ribet pangkat seratus soal Prom Night nanti. Dan Lenna harus siap jadi korbannya.

"Ha-"

"Lenna! Besok gue dateng jam lima, oke?"

Benar, 'kan?

=====

"Laper apa doyan?" ejek Rico ketika melihat Daniel tengah makan nasi goreng kesukaannya seperti orang kesetanan.

"Dua-duanya," sahut Daniel asal sambil melahap suapan terakhir nasi gorengnya. "Gue laper, tau. Sirik aja lo."

Rico hanya memutar bola matanya, lalu mengisyaratkan Daniel untuk melihat tingkah Miki yang kelewat aneh. Cowok itu tengah memainkan ponselnya sambil sesekali senyam-senyum horor, lalu mengetikkan sesuatu di layar ponselnya lagi, dan kemudian senyam-senyum lagi, dan seterusnya. Rico menautkan alis, sementara Daniel terlihat tak peduli karena sudah tahu alasannya.

"Palingan juga Lenna," celetuk Daniel akhirnya, karena Miki tak kunjung selesai dengan 'kegiatan'-nya itu. Sambil menyendokkan tiga centong nasi goreng ke piringnya lagi, Daniel berdeham agak kencang, agar Miki kembali fokus ke dunia nyata-nya.

NERDIOLA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang