Bab 2 | Perasaan Gila

2.2K 115 5
                                    

Siang telah berganti malam, itu artinya Anan sudah boleh pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya hingga ia harus lembur. Angel senantiasa menemani Anan yang lembur, Anan sangat beruntung memiliki sekretaris se-sopan Angel. Tak pernah sekalipun Angel berniat untuk menggodanya ataupun sekedar mencari perhatiannya, Angel bekerja dengan begitu serius. Pekerjaannya pun bagus dan cepat sekali terselesaikan, padahal baru beberapa hari ini Angel bekerja dengannya. Anan merapikan setelan jasnya setelah mematikan layar komputernya kemudian berjalan keluar dari ruangannya, Angel yang melihat sang atasan pun bangkit berdiri dan menyapa Anan ramah yang dibalas sapaan ramah pula dari Anan.

"Kamu tidak pulang Angel? Ini sudah malam..."

"Setelah Pak Anan pulang saya juga akan pulang Pak." Balas Angel sambil tersenyum ramah.

"Saya sudah akan pulang, kamu bersiap-siaplah juga untuk pulang" ucap Anan yang dibalas anggukan kepala dari Angel.

"Saya duluan ya?"

"Baik Pak, selamat malam." Anan menganggukkan kepalanya kemudian meninggalkan Angel untuk menuju lift.

Didalam mobil Anan tak lantas menjalankan mobilnya, pria itu malah menyandarkan kepalanya sambil memandangi bangku penumpang disebelahnya. Beberapa jam lalu ada wanita cantik yang duduk dibangku itu, aishh sekarang Anan malah memikirkannya. Dasar perasaan gila!! Sadar Anan, dia itu masih istri orang. Lo mau jadi pebinor? Dosa tau. Batinnya bergejolak mengingatkan, namun yang namanya pikiran tidak bisa diatur kita harus memikirkan apa. Nyatanya Anan masih saja memikirkan Geana, bahkan dia sampai meremas rambutnya sendiri karena pikiran itu tak hilang-hilang.

"Gue udah mulai gila nih, sekalinya suka malah sama istri orang" gumam Anan frustasi.

Setelah lama menenangkan hati dan pikirannya yang tiada henti memikirkan wanita bersuami, Anan yang mulai tenang pun menjalankan mobilnya untuk pulang kerumah. Jangan kalian pikir jika pria seperti Anan pulang dari kerja atau sedang ada masalah ia akan pergi ke club malam, Anan pria baik-baik. Pria itu tidak pernah menginjakkan kakinya satu kali pun di tempat haram itu, bahkan meskipun pergaulannya yang terkadang bergaul dengan macam-macam orang Anan bisa menjaga dirinya. Sepertinya didikan Papa dan Mamanya sangat dijunjung tinggi oleh anak-anaknya, diantara ketiganya tidak ada yang pernah salah dalam pergaulan.

"Assalamualaikum." Anan memasuki rumah setelah mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam..." Balas suara dari dalam.

"Loh? Mama belum tidur?" tanya Anan ketika melihat sang Mama masih duduk disofa ruang keluarga sambil menonton televisi, Anan memilih duduk disebelah Mamanya setelah mencium punggung tangannya.

"Mama nungguin kamu, ada yang mau Mama bicarakan." Balas Mama sambil tersenyum.

"Papa mana Ma?"

"Papa sedang ada dikamar, heran tuh Mama. Papa tidak keluar-keluar, apa Papa tidur ya?" Anan bertanya Mama malah balik bertanya membuat Anan menggelengkan kepalanya.

"Mama mau ngomong apa?" Mama meraih tangan Anan untuk ia genggam.

"Minggu depan Mama dan Papa akan ke Surabaya, rencananya kami akan menetap disana. Rasa-rasanya Mama dan Papa ingin menghabiskan masa tua kami disana, di kampung halaman kita dulu." Raut wajah Anan yang ceria berubah menjadi sedih setelah mendengarkan ucapan sang Mama.

"Terus Anan sama siapa di sini?" tanya Anan sedikit sedih, Mama yang melihatnya tertawa.

"Kamu sudah besar Anan, menjaga perusaahan besar saja kamu bisa. Pasti kamu juga bisa mengurus diri sendiri." Tapi tetap saja Anan ingin agar kedua orangtuanya tinggal di rumah ini bersamanya.

Jadilah MakmumkuWhere stories live. Discover now