Prunus Serrulata [BoruSara]

1.9K 189 123
                                    

Oneshoot ini ditulis untuk event TDF Generation🤗
TDFgeneration
#TDFGlawanpandemi

Selamat membaca!

.

.

.

Prunus Serrulata

<> BoruSara Oneshoot <>

Sarada POV

April lucu, ya? Menyaksikan sejuta kenangan indah tentangku dan dia, tapi membiarkan kenangan itu direnggut seiring bunga sakura gugur dari pohonnya. Padahal April tidak pernah tahu bahwa Mei menangisiku yang meraung sedu. Di bawah mekarnya bunga yang sewarna dengan nama ibuku, pada akhir musim semi, letupan emosi menutupi jalan logikaku. Dengan sarkastik mengeluarkan beberapa umpatan mendalam di bibir merah mudaku.

Kesedihan yang mulai terlahir akan terus membumbung tinggi ke angkasa. Aksara lupa menaruh tempatnya di mana dia mengabadikan semilir angin yang menjatuhkan prunus serrulata. Menghantam telak memori pahit yang kusembunyikan di suatu ruang dalam benak. Tak pernah ada keikhlasan dari raga yang menjadi tempat pelabuhanku. Sebab, aku telah lama menunjuknya membawa kunci pintu hatiku, bukan orang lain.

Kebodohanku adalah melepasnya. Merutuki kepergiannya yang memang sengaja kusuruh. Sudah tigapuluh tahun berlalu, ya? Tepat di waktu kita berpisah. Sejujurnya, mematahkan hatiku sampai benar-benar remuk seremuk-remuknya. Aku tahu sekarang kita bukanlah saingan, maupun teman, kita hanyalah dua orang asing dengan banyak kenangan.

Manis mengingatnya, pahit merasakannya. Aku akan bergeming sedikit lebih lama disini, bersandar pada batang kokoh pohon sakura. Menenangkan, namun juga menyakitkan. Lebih jauh aku menelusuri masa-masa kehangatan senyumnya di pohon yang tiap tahun biasa kita singgahi.

"Saat itu, apa yang akan terjadi bila aku tak mengatakannya, ya?"

Sakura menari dengan ritme yang dipercepat. Menghantarkan debu-debu yang menerobos ke kacamata. Kedipanku tak sanggup membuat debu keluar dari retina. Sial, aku semakin benci dengan alur takdir ini. Aku trenyuh meratapi rangkaian penyesalan yang sengaja dan tak sengaja kuuntai.

Kututup kelopak mataku sebentar. Tak luput berharap agar debu keluar jika aku membuka mata. Sejenak angin berubah menderu lambat. Kurasa kini saatnya mataku terbuka.

"Langitnya cerah?" Aku bergumam sendiri. Menyapu bersih obyek di sekitarku yang asing, tetapi pernah kutemui. Hanya dengan beberapa detik memejamkan mata tak mungkin bukan langit berawan menjadi cerah, serta pohon sakura yang menua berubah seramping ketika dulu?

"Ajaib."

Ada sensasi sejuk yang menerpa lenganku. Aku mengernyit. Justru aneh mengingat aku memakai sweater rajut merah. Kulirik lenganku.

Hah?

Lengan pendek? Dimana sweater kesayanganku?

Kutundukkan kepala. Tak hentinya menggeleng heran. Kali ini sihir apa yang membuat pakaianku berganti seragam sekolah?

Ponsel. Nah, mungkin aku bisa memeriksa fenomena aneh yang baru terjadi di internet.

"HAH?"

Ponsel yang pecah duapuluh dua tahun lalu mengapa kusimpan? Aduh, aku bisa gila. Ini menyebalkan. Tapi ajaib, ponselku masih utuh tanpa goresan di layarnya. Aku masih berusaha positif, mungkin handphoneku tertukar dengan orang lain, kan?

Prunus Serrulata [BoruSara Oneshoot] ✔Where stories live. Discover now