[12] Pengakuan, Buka Hati?

Start from the beginning
                                    

"Tapi kamu sukanya sama cowok kan ya? Haha! Ndak boleh genit berarti sama cowok cakep!" lanjut Audisa dan Jeni hanya bisa memutar bola matanya malas

"Mbak Dis, aku pengen ngomong serius" tiba-tiba saja, Jeni kembali bersuara saat tinggal beberapa meter lagi mereka akan sampai rumah

"Aku suka tau sebenarnya sama Mbak.."

Ceterrr

Seperti disambar petir setelah mendengar ucapan Jeni, Disa langsung menghentikan langkahnya. Menghadap Jeni yang saat ini menunjukkan sorot keseriusan di kedua bola matanya.

"Aku suka tau sama Mbak, udah dari pertama bertemu" lanjut Jeni hingga wajah Disa pucat sekarang. Walau gadis mungil itu berada diambang antara percaya dan tak percaya

"Eyke suka Mbak sebagai boss eyke yang paling baik hati seduniaaaa. Nyahahahaha kena prank!" setelah menyelesaikan misinya, Jevin lari sekuat tenaga menuju rumah meninggalkan Audisa sendirian yang sebentar lagi akan meledak. Buktinya, gadis ini sudah melepas sebelah sendal jepitnya untuk melempar Jeni yang lari sembari tertawa kegirangan. Namun niat itu cepat ia urungkan, karena sadar lemparannya pasti akan meleset dan ini adalah sendal pinjaman.

***

Makan hampir tengah malam antara Jeni, Romlah, dan juga Audisa diwarnai aksi saling ejek antara Disa dan juga Jeni sekarang. Memang seru, terutama bagi Disa yang jarang mendapat moment seperti ini. Tapi, lama-kelamaan ia jengah juga karena Jeni terus-terusan mengulang ledekannya tentang Audisa yang di prank tadi.

"Coba aja Mak liat ekspresinya Mbak Disa pas kaget tadi, pucet. Hahahahaha!" ujar Jeni menyenggol Romlah dan langsung dihadiahi geplakan dari Emaknya itu

"Buset diem napa lu. Udah kaga lucu lagi. Stttt" balas Romlah yang ikutan kesal juga melihat tingkah anaknya sendiri

"Tau tuh Bu, ndak jelas Jeni wooo!"

"Yee biasa aja dong. Hahahaha!" balas Jeni menyudahi makannya lalu naik ke atas sofa untuk mengotak-atik handphone

"Mak, cakep kaga?" lelaki itu menyodorkan handphonenya pada Romlah, yang di dalamnya menampilkan sosok tampan pria berjas rapi. Seperti orang yang memiliki darah campuran

"Cakep. Jangan bilang ini pacar lu, auto gua coret dari KK!" ancam Romlah sembari memperhatikan pria di layar handphone itu secara seksama

"Tega bener dah ah. Ini cowok yang ngejar-ngejar Mbak Disa loh Mak, cuman dianya gamau tuh!" adu Jeni pada Romlah dan Disa langsung tersedak oleh sirupnya sendiri

"Uhuk..uhuk.."

"Pelan-pelan atuh Neng" reflek, Romlah langsung menepuk pundak Audisa hingga gadis itu merasa enakan. Sedangkan Jeni masih saja ngakak melihat tingkah bossnya itu. Lalu ia pun kembali mengotak-atik handphonenya

"Kalo sama ini, cakepan mana Mak?" lagi, Jeni menunjukkan sosok pria di layar handphonenya pada Romlah. Kali ini seorang pria berkulit sawo matang dengan kemeja putih. Wanita paruh baya ini pun melihatnya secara serius yang membuat Disa juga penasaran dengan tanggapan Romlah

"Manis. Indonesia punya" ucap Romlah lalu mengembalikan handphone anaknya itu

"Wes Mbak, pilih Jevin atau Dito?" tanya Jeni yang membuat Audisa termangu.

"Aku ndak tau.." jawab Audisa sekenanya. Ia menundukkan kepalanya, bingung juga ingin ngomong apa. Terlalu sibuk memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya

"Isi hati kamu Neng, coba keluarin. Jujur pada diri sendiri"

Mendengar ucapan Romlah, Audisa kembali terdiam. Otak dan hatinya jadi berperang di dalam sana sekarang. Kelihatan sekali sering terjadi ketidaksinkronan di sini.

My Arrogant Young BoyWhere stories live. Discover now