12 - Another Start

Mulai dari awal
                                        

Yoonjae sangat senang begitu tahu bahwa Yoongi mengajaknya bertemu dengan Seungwan. Selama ini Yoonjae hanya melihat Seungwan melalui foto. Yoonjae juga hanya mengenal Seungwan lewat cerita Yoongi, Joohyun maupun ayah Yoongi. Yoonjae bahkan selalu menulis kartu ucapan selamat ulang tahun untuk Seungwan setiap tanggal 21 Februari.

Saat mendapat nilai bagus atau menang dalam perlombaan, Yoonjae selalu mengatakan pada Yoongi bahwa ia ingin memberitahu tentang prestasinya pada Seungwan suatu hari nanti. Yoongi harus berterima kasih pada dokter Sooyoung karena akhirnya Sooyoung memberitahukan dimana Seungwan berada.

Yoongi tiba-tiba saja merasa gugup saat berjalan menuju pintu kafe milik Seungwan. Yoonjae bahkan beberapa kali melihat ke arah Yoongi dengan tatapan heran. Yoongi tidak tahu kenapa dia tiba-tiba merasa gugup seperti ini. Yoongi bahkan sudah menyiapkan kalimat apa saja yang akan ia katakan pada Seungwan.

Yoongi membuka pintu dan menimbulkan bunyi 'kling' yang menandakan ada pengunjung masuk. Waktu seolah melambat saat Yoongi melihat Seungwan yang kebetulan menoleh ke arah pintu masuk kafe. Seungwan tidak berubah. Dia masih sama seperti Seungwan delapan tahun yang lalu. Hanya saja sekarang rambut Seungwan dipotong pendek.

Yoongi baru saja akan tersenyum dan menyapa Seungwan saat Yoonjae muncul dari balik punggung Yoongi kemudian berucap dengan mata berkaca-kaca. Ya, ternyata bukan hanya Yoongi yang menanti hari ini. Yoonjae juga sama sepertinya.

"Ibu Seungwan..."

Seungwan yang mendengar seorang anak laki-laki memanggilnya ibu membuatnya tersadar bahwa yang ia lihat itu bukan halusinasi. Itu Yoongi dan juga putranya, Yoonjae. Anak yang sangat Seungwan cintai dan selalu ia pikirkan. Tiada satu hari pun terlewat tanpa Seungwan memikirkan Yoonjae.

Dan hari ini Yoonjae muncul di hadapan Seungwan dengan sosok yang berbeda. Dia bukan lagi bayi mungil yang lucu. Yoonjae sudah bisa memanggil namanya. Dia bahkan memanggilnya ibu.

Seungwan berjalan mendekat. Matanya mulai panas. Seungwan menangis lagi.

"Ibu, ini aku Yoonjae."

Tepat setelah kalimat itu terucap oleh Yoonjae, Seungwan melangkah lebih cepat dan berlutut kemudian memeluk anak laki-laki berusia delapan tahun tersebut.

"Yoonjae... Yoonjae anakku... Ibu merindukanmu, Nak. Sangat merindukanmu" Seungwan memeluk Yoonjae sambil menangis.

"Aku juga merindukan Ibu. Tapi, Ibu kenapa menangis?"

Seungwan melepas pelukannya kemudian menatap Yoonjae.

"Ibu bahagia. Ibu menangis karena bahagia melihatmu di sini. Kau sudah sebesar ini. Ibu bahagia melihatmu sudah tumbuh sebesar ini" jawab Seungwan sambil menangis.

"Jangan menangis ya, Bu. Aku sudah ada di sini. Aku ingin melihat Ibu tersenyum. Aku sudah menantikan hari ini. Aku ingin bertemu Ibu yang tersenyum kepadaku" ucap Yoonjae kemudian menghapus air mata Seungwan.

"Maaf, maaf. Ibu terlalu bahagia" ucap Seungwan yang tersenyum di sela-sela tangisnya. Lalu ia memeluk Yoonjae lagi. Seungwan benar-benar merindukan anak itu.

***

"Malam ini Yoonjae tidur di sini, ya. Tadi dia tidak mau tidur karena dia tidak mau bangun tanpa melihatku. Setelah aku berjanji padanya untuk meminta izinmu agar dia menginap di sini, dia baru mau tidur" ucap Seungwan ketika Yoongi berkunjung ke rumahnya. Yoongi menginap di hotel. Setelah bertemu dengan Seungwan tadi siang, Yoongi kembali ke hotel, sedang Yoonjae tinggal bersama Seungwan.

Yoongi bisa mengerti jika mereka ingin menghabiskan waktu berdua saja tanpanya. Kini Seungwan dan Yoongi berada di pinggir pantai yang tidak jauh dari rumah Seungwan.

Red Strings (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang