Malam itu hidup Yoongi seolah berakhir. Dia tidak ingin mengakhirinya, tapi semua harus berakhir. Yoongi sadar, jika ia menginginkan masa depan yang berbeda maka ia harus mengakhiri segalanya dan membuat awal yang lain. Sebuah awal baru dimana dia tidak perlu menyakiti Seungwan.
***
Delapan tahun kemudian...
"Sudah siap?" Yoongi membuka pintu kamar putranya. Di dalam kamar Yoonjae sedang merapikan setelannya. Yoongi tidak menyangka waktu seolah cepat berlalu. Kini Yoonjae sudah berusia hampir sembilan tahun.
"Sudah, Yah!" jawab Yoonjae sembari tersenyum pada Yoongi.
"Ayo, pergi" kata Yoongi.
"Memangnya kita mau kemana?" tanya Yoonjae penasaran.
"Mengunjungi ibumu" jawab Yoongi.
"Ibuku? Ibu Seungwan? Memangnya Ayah sudah tahu dimana Ibu Seungwan berada?" tanya Yoonjae.
"Bukan, Yoonjae-ya. Kita akan mengunjungi ibumu yang satu lagi. Ibu yang telah berjasa membawamu ke dunia ini" jawab Yoongi.
Hari itu untuk pertama kalinya Yoongi mengajak Yoonjae mengunjungi Shin Ah. Hari itu adalah peringatan hari kepergian Shin Ah. Biasanya Yoongi akan pergi sendirian. Bagaimana pun Yoongi menghargai Shin Ah sebagai ibu kandung putranya. Perasaan Yoongi pada Shin Ah masih ada. Namun, tidak sebesar perasaannya pada Son Seungwan, perempuan yang membawa pergi seluruh hatinya. Perempuan yang kini entah berada dimana.
"Ayo beri salam" kata Yoongi pada Yoonjae.
"Halo, Ibu. Ini aku Yoonjae" kata Yoonjae kemudian memberikan salam penghormatan pada mendiang ibunya.
"Ayo kita berdoa untuknya" kata Yoongi lagi.
Shin Ah-ya. Hari ini untuk pertama kalinya aku mengajak Yoonjae bersamaku. Kupikir sudah saatnya mengenalkanmu padanya. Selama ini aku hanya memberitahu Yoonjae bahwa dia memiliki satu ibu. Tapi, kupikir tidak akan adil untukmu jika Yoonjae tidak tahu tentangmu. Lihatlah, kini Yoonjae tumbuh besar dan dia tumbuh dengan baik. Dia pintar dalam belajar dan dia juga sangat pandai bermain basket.
Satu lagi, Yoonjae ternyata menyukai piano sama sepertiku. Aku ingin dia mengingatmu dan berterima kasih karena kau sangat berjasa dalam hidupnya. Tapi, Yoonjae tidak akan ada di sini tanpa pengorbanan Seungwan. Dulu, aku berniat membawa Yoonjae ke panti asuhan, namun karena Seungwan berkeras untuk merawat Yoonjae akhirnya aku tidak membawanya ke sana. Seungwan juga yang membuat Yoonjae tetap bersamaku hingga hari ini. Yoonjae bisa mengunjungimu hari ini karena Son Seungwan.
Aku harap kau tidak marah padaku karena memperkenalkan Seungwan terlebih dahulu pada Yoonjae. Aku hanya tidak ingin dia bersedih karena kehilanganmu.
Terima kasih telah berjuang untuk Yoonjae dan membawanya ke dunia ini. Maafkan aku karena tidak bisa mencintaimu dengan benar. Kini, setiap tahun aku akan mengajak Yoonjae mengunjungimu. Semoga kau tenang di sana. Berbahagialah karena aku juga bahagia bersama Yoonjae.
***
Beberapa bulan kemudian...
Yoongi menunggu hari ini tiba. Hari dimana ia pergi untuk menemui Seungwan. Setelah mencari Seungwan bertahun-tahun, Yoongi akhirnya menemukan dimana Seungwan. Yoongi tidak pernah berpikir bahwa Seungwan tidak pernah pergi jauh. Seungwan masih ada di Korea, tepatnya di Pulau Jeju. Dia membuka sebuah kafe di sana.
Hari ini Yoongi akan ke Jeju bersama Yoonjae untuk menemui Seungwan. Yoongi juga teringat pesan mendiang ibunya untuk menyampaikan maafnya kepada Seungwan. Yoongi pun berharap bisa memenuhi permintaan ayahnya untuk mengajak Seungwan kembali ke Seoul.
YOU ARE READING
Red Strings (✔)
FanfictionMin Yoongi dan Son Seungwan sepakat untuk bercerai tepat saat usia pernikahan mereka memasuki enam bulan. Keduanya sepakat bahwa pernikahan harus diakhiri karena mereka sama-sama tidak menginginkan pernikahan palsu itu. Namun, sepertinya Min Yoongi...
12 - Another Start
Start from the beginning
