Berbeda dengan ibunya yang merasa senang mendengar kabar perceraian Yoongi dengan Seungwan. Ibunya bahkan menawarkan untuk mengenalkan Yoongi pada putri kenalan-kenalannya. Sedangkan ayah Yoongi tidak banyak berkomentar seolah sudah pasrah pada keputusan Yoongi dan Seungwan.

Saat Yoongi sedang sibuk merenung, Seokjin masuk ke ruangannya tanpa permisi. Sahabatnya ini memang tidak pernah berubah.

"Apa?"

"Mau minum tidak?"

"Aku masih sayang nyawaku, hyung. Joohyun noona pasti membunuhku kalau tahu aku minum bersamamu. Jadi, jawabannya adalah tidak. Lagipula, aku harus menyetir. Lain kali saja, ya."

"Kau benar-benar tidak apa-apa?"

Yoongi mengernyit heran.

"Memangnya aku kelihatan tidak baik-baik saja?"

"Biasanya jam segini kau sudah pulang. Jadi, kau sudah memutuskan akan menjalani kehidupan seperti apa setelah ini? Aku tidak akan setuju jika kau kembali menjadi workaholic seperti dulu, Yoongi-ya."

"Tentu saja aku akan melanjutkan hidupku" jawab Yoongi.

"Kau tidak merasakan sesuatu?"

"Sesuatu apa?"

"Kehilangan misalnya?"

"Aku tidak pernah merasa memiliki siapa pun sejak awal, hyung."

"Bagaimana dengan perasaanmu?"

"Aku akan baik-baik saja. Lagipula aku lega karena Seungwan tidak perlu merasakan sakit lebih lama. Bersamaku hanya akan melukainya."

"Itu kan karena dia tidak tahu perasaanmu yang sebenarnya."

"Dia tahu atau tidak, itu tidak akan mengubah apapun."

"Baiklah. Semoga kau tidak menyesali keputusanmu sendiri, Yoongi-ya. Jika masih ada kesempatan, kejar saja Seungwan. Sebelum dia menjadi sangat jauh dan tidak bisa lagi kau gapai."

"Seungwan pantas mendapatkan yang lebih baik dariku, hyung."

Seokjin menghela nafas.

"Kau bahkan tidak pernah bertanya padanya. Harusnya kau bisa sedikit lebih percaya diri. Siapapun yang mendekati Seungwan nantinya, tidak akan sekuat posisimu. Anak kalian ada bersamanya. Jadi, kau akan selalu memiliki kesempatan."

"Berhenti berbicara omong kosong, hyung. Ayo, pulang."

***

Setibanya di rumah, Yoongi akhirnya menyadari bahwa semuanya sudah berakhir sekarang. Hal yang dulu sangat diinginkan Yoongi kini terasa menyakitkan baginya. Dulu, Yoongi berjanji pada dirinya untuk berpisah dengan Seungwan bagaimana pun caranya, meski Yoongi harus mengobrak-abrik semesta. Kini, setelah Seungwan tidak lagi bersamanya Yoongi tiba-tiba saja merasa kehilangan.

Hatinya sakit karena alasan yang tidak bisa ia jelaskan. Menyadari bahwa esok ia akan terbangun tanpa melihat sosok Seungwan dan Yoonjae membuat Yoongi merasa sedih dan takut. Hal yang sebelum hari ini ia takutkan akhirnya terjadi.

Setelah Seungwan pindah, apartemen Yoongi menyisakan banyak ruang kosong, sama seperti hatinya saat ini. Sejak kapan Yoongi seperti ini? Sejak kapan Yoongi menganggap kehadiran Seungwan sama pentingnya seperti Yoonjae?

Yoongi bahkan tidak ingat kapan dia mulai peduli pada Seungwan. Sekarang, setelah Seungwan tidak lagi berada di sisinya, Yoongi tiba-tiba saja merasa kehilangan. Perasaan yang bahkan tidak Yoongi rasakan saat ia tahu Yoon Shin Ah sudah meninggalkannya untuk selamanya.

Yoongi bukan tidak tahu jawabannya. Yoongi hanya belum ingin mengakuinya sekarang. Jika mencintai Seungwan akan membuat perempuan itu semakin terluka, Yoongi memilih untuk tidak melakukannya agar Seungwan tidak lagi terluka. Biarlah Yoongi yang menanggung rasa sakit ini sendirian. Setelah ini, Seungwan harus bahagia.

Drrt. Drrt.

Yoongi merogoh ponselnya dan melihat ke layar. Setelah mengetahui siapa yang menelponnya Yoongi buru-buru mengangkat teleponnya.

"Ada apa? Kalian baik-baik saja kan?"

"Iya, aku dan Yoonjae baik-baik saja."

"Kenapa menelpon jam segini? Aku jadi berpikir yang tidak-tidak."

"Maaf. Aku mengganggumu ya?"

"Bukan begitu, Seungwan. Aku hanya tidak berpikir kau akan menelpon selarut ini."

"Kau sudah makan?"

"Kau menelponku hanya untuk menanyakan itu?"

"Ehm... Sejujurnya ini aneh. Aku seharusnya tidak menelponmu kan? Apalagi hanya untuk bertanya soal makanan, haha. Tapi, entah kenapa aku ingin memastikan kalau kau baik-baik saja setelah semuanya berakhir."

"Tenang saja. Aku akan baik-baik saja. Tidak perlu khawatir. Harusnya kau mengkhawatirkan dirimu sendiri. Tidak mudah menjadi orang tua tunggal."

"Terima kasih. Aku akan berusaha untuk menjadi ibu yang baik untuk Yoonjae."

"Aku yang seharusnya berterima kasih. Kau masih memikirkan kondisiku bahkan setelah kita resmi bercerai."

"Aku hanya belum terbiasa. Selama hampir setahun tinggal serumah denganmu, rasanya aneh saat aku tidak menyiapkan makan malam untukmu."

"Kapan-kapan aku akan mampir. Tentu saja jika kau mengizinkan dan jika kau tidak memutuskan kembali ke Toronto."

"Baiklah. Aku akan memberitahumu jika aku sudah memutuskannya."

"Seungwan..."

"Hmm, ya? Ada apa?"

"Bukan apa-apa. Tidurlah. Kau pasti lelah."

"Ah, iya. Aku akan tidur setelah ini. Apa kau mau melihat foto Yoonjae? Akan kukirimkan. Siapa tahu kau merindukannya."

"Boleh, tentu saja."

"Baiklah. Setelah ini aku kirimkan. Selamat istirahat, Yoongi."

Yoongi tersenyum sesaat setelah sambungan teleponnya dengan Seungwan terputus. Senyumnya semakin merekah ketika melihat foto Yoonjae yang dikirim oleh Seungwan melalui chat.

Perpisahan mungkin menyakitkan. Tapi, di sisi lain Yoongi merasakan kelegaan. Kini, tidak ada lagi yang tersakiti. Dia pun tak lagi menyakiti seseorang yang ia cintai.

***

Seperti judulnya, ini akhir dari keputusan Seungwan dan Yoongi. Semoga ini yang terbaik buat semuanya 😊

Satu part lagi sebelum end. Semoga aku bisa menyelesaikan ini secepatnya, hehe. Ternyata nulis kalo udah menuju ending begini jadi susah wkwk.

Ini pertama kalinya aku bikin ff begini, mana cast-nya Wenga lagi. Haha, maaf ya yorobun. Aku aja nulis part ini kayak mau nangis. Kenapa aku jadi nulis beginian? Seungwan kenapa baik banget? Kenapa aku tega sama mereka? Dan sederet kenapa lainnya.

Aku mencoba untuk membuat ini minim drama tapi juga tidak terlalu nyesek. Aku bukan tim sad ending. Cuma aku pengen ada semacam perasaan lega ketika mereka udah bisa keluar dari hubungan yang tidak sehat dan memulai semua kembali dari awal.

Kalau temanya benci jadi cinta, nanti drama. Kalau temanya toxic relationship yang pake obsesi dan sejenisnya ya bakal drama juga. Jadi, aku milih yang kayak gini. Alurnya cepet, minim drama dan endingnya tidak nyesek haha.

Selamat membaca yorobun. Maaf karena kalian menunggu terlalu lama untuk cerita ini.

Luv,

-secondaybreak-

***

Red Strings (✔)Where stories live. Discover now