O9

1K 135 63
                                    

#warntypo

  "Kak,udah cukup!" Leedo dan ravn menghentikan perkelahian mereka,kini keduanya menoleh ke sumber suara yang berdiri mematung di tengah tangga.

  Xion berdiri di sana,matanya terlihat berkaca-kaca menahan tangis.
Leedo menepis tangan yunho yang menahan badannya,kemudian menghampiri xion.
"Kamu ngapain?" Leedo mengelus punggung xion yang mulai menangis.

  "Kakak ikut aku" Xion menarik paksa tangan leedo,membawanya ke kamar.
Sedangkan penghuni kost lain masih berdiri diam di tempat.

  "Yaudah,kita balik ke kamar kak" Seonghwa menarik tangan hongjoong,tak mau ikut campur lebih jauh.
"Malem kak,aku juga balik kamar ya" Yunho menepuk bahu ravn,pergi kembali ke kamarnya.

  Ravn menghela nafasnya lelah,hari ini ia berniat akan memberi tau hanung kalau ia dan eunha baru saja putus,tapi leedo datang lebih dulu dan membuatnya babak belur.

  Ravn menyambar ponselnya di atas meja,tangannya mendial salah satu kontak.

  "Napa bro?"

  "Temenin gua mabok juy"

  »»——⍟——««

   "Shhh pelan-pelan dongju" Leedo memegangi sudut bibirnya yang terkena sentuhan obat merah.
"Makanya jangan sok jagoan gitu" Xion menekan kapas nya hingga membuat leedo kembali meringis nyeri.

  "Aku cuma mau nyelamatin hanung dari si cowo brengsek itu" Xion menghentikan gerak tangannya,membuat leedo menatapnya bingung.

  "Kenapa berenti?" Xion tersenyum paksa dan menggelengkan kepalanya,tangannya kembali bergerak mengobati luka di sudut bibir leedo.

  "Dongju,kakak ngerasa akhir-akhir ini kamu ngehindarin kakak? Kamu bahkan uda ga gigit tangan kakak selama dua hari,ada masalah?" Leedo menggenggam tangan xion yang sekarang tengah mengobati pipinya.

  Xion tertegun,bibirnya kembali membuat senyum paksa.
"Gapapa kak,a-aku cuma agak sibuk" Xion melepaskan tangannya,ia pura-pura membereskan kotak p3k,agar pandangannya teralih dari leedo.

  "Kalau ada yang ganggu pikiran kamu,langsung kasih tau kakak,kakak ga suka liat adik kesayangan kakak jadi pendiem gini" Xion mengeratkan genggamannya pada kotak p3k yang sudah selesai ia bereskan.

  Ternyata selama ini leedo hanya menganggapnya sebagai adik,memang xion yang terlalu berharap dengan mengartikan lain setiap perhatian leedo padanya.

  "Huum" Xion menganggukan kepalanya,ia mencoba menahan tangis sebisa mungkin.
"Aku taruh ini dulu ya kak" Xion beranjak dari ranjang leedo,kakinya melangkah cepat menuju kamarnya.

  "Dongju? Eh? Ko nangis?" San mendekati xion yang kini bersandar pada pintu,kepalanya ia tundukan,dan tangannya memeluk kedua lututnya erat.

  "Sstt aku di sini,tenang ya" San memeluk tubuh xion yang gemetaran,tangannya mengelus lembut punggung xion.
"Jangan bilang dongmyeong" Xion berujar pelan,San hanya menganggukan kepalanya,bilang pada dongmyeong bisa jadi urusan nanti,yang penting ia harus tau penyebab xion menangis.

  "Coba kasih tau kenapa kamu nangis gini?" San melepas pelukannya,tangannya menangkup kedua pipi xion dan mengusap airmata yang membasahi pipinya.

  Xion mulai menceritakan semuanya,dimulai dengan bagaimana ia bisa menaruh perasaan pada leedo dan alasan kenapa ia menangis barusan.

  San kembali memeluk sepupunya,mencoba menenangkan xion yang masih sesenggukan.
"Sekarang kamu tidur aja,cuci muka sama gosok gigi,besok kamu harus ke rumah sakit kan?" Iya,San tau insiden xion yang hampir di tabrak sunwoo dan berakhir xion harus menjaga sunwoo sampai sembuh,dan xion menemukan satu fakta tentang sunwoo,ternyata lelaki eksotis itu satu fakultas dengan sepupunya dan keduanya juga cukup dekat.

  Xion menuruti perkataan san.
Setelah selesai bersih-bersih,ia membaringkan tubuhnya dan mencoba memejamkan matanya,berharap hari esok menjadi lebih baik.

»»——⍟——««

  "Youngjo anjir stop" Juyeon menahan tangan ravn yang sudah siap memasukan seteguk vodka murni kedalam mulutnya.
"Hanung" Ravn menaruh gelasnya,tangannya menggenggam erat tangan kanan juyeon.

  "Gyul,bantuin bawa dia balik" Juyeon melempar kunci mobilnya pada temannya yang lain,kemudian memapah ravn keluar bar tempat mereka minum.

  "Hanung" Ravn berjalan tertatih,kepalanya terasa pening dan di fikirannya sekarang hanya ada wajah hanung yang menatapnya penuh rasa kecewa.

  "Ravn bangsat"

  'Bugh'

  "Juy juy! Tangannya youngjo pegangin,makin babak belur nanti" Juyeon menoleh ke arah ravn,kemudian menahan tangan ravn agar si empunya tangan tak memukuli dirinya sendiri.

  "Buruan pulang,hyunjae uda nelfonin gua" Juyeon mengecek ponselnya,banyak panggilan tak terjawab dari kekasihnya yang menunggu dirinya pulang.

»»——⍟——««

  "Siapa ya? Loh? Kak ravn?" Mingi berdiri di depan pintu,wajahnya melongo menatap ravn yang terlihat sudah mabuk dengan wajah babak belur,tubuhnya mengeluarkan bau alkohol yang menyengat.

  "Ehm,ga di suruh masuk?" Juyeon melambaikan tangannya tepat di depan wajah mingi,mingi tersadar dari lamunannya,ia membukakan pintu lebih lebar agar hangyul dan juyeon lebih mudah memapah ravn.

  "Kamu yang namanya hanung?" Hangyul secara tiba-tiba menunjuk mingi yang masih menunggui mereka di ruang tengah.
"Bukan bege,hanung kecil" Belum sempat mingi menjawab,juyeon sudah menyahut lebih dulu.

  "Ehm,mau di panggil kak hanung nya?" Mingi akhirnya membuka suara.
"Eh,emangnya belum tidur? Udah mau pagi" Mingi mengangkat bahunya,dan dengan segera ia memanggil hanung yang memang belum tidur.

  Hanung keluar dari kamarnya,kakinya melangkah menuju ruang tengah,ia sebenarnya sudah hampir tertidur setelah menangis cukup lama tadi,tapi kantuknya lenyap begitu saja ketika mingi bilang kalau ravn pulang dengan keadaan yang tidak baik-baik saja.

  "Kak ravn kenapa?" Hanung mendekati ravn yang kini terbaring di atas sofa,telinganya merah hingga ke leher,membuat hanung khawatir.
"Mabok dia,tolong di jagain ya nung,kita balik dulu" Hangyul merangkul bahu juyeon,dan keduanya pergi meninggalkan ravn dan hanung berdua di ruang tengah.

  Hanung menatap sendu ravn yang terbaring di sofa,hatinya terasa sesak mengingat kejadian beberapa jam lalu,ya,hanung mendengar semua yang leedo dan ravn katakan ketika bertengkar tadi.

  Rasanya hanung ingin menampar wajah babak belur ravn,tapi melihat keadaan ravn sekarang saja ia sudah tak tega.
Hanung mengangkat tangannya,kemudian dengan lembut dan telaten tangannya bergerak melepas sepatu,kaos kaki,dan jaket yang masig melekat di tubuh ravn.

  "Kak,kenapa bisa sampe begini sih?" Hanung memijit kaki ravn yang sekarang sudah bertengger di atas pahanya.
Hanung menghela nafasnya,dengan perlahan ia menurunkan kaki ravn kemudian berdiri dengan hati-hati.

  "Tunggu ya,aku ambil selimut dulu" Hanung bergegas pergi ke kamar ravn,mengambil selimut dari sana kemudian menyelimuti ravn yang sudah tak sadarkan diri.
"Tidur nyenyak kak,aku sayang kakak" Hanung mengecup dahi ravn cukup lama,kemudian ia mematikan lampu ruang tengah dan kembali ke kamarnya.

  Hari ini begitu melelahkan,hanung ingin tidur secepatnya dan berharap semuanya kembali normal keesokan hari.

.
.
.
Haii,gimana new normal nya? Udah pada mulai sekolah kah?
-anya

NGEKOS (Ateez ft Oneus)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora