10. Sedihnya Tanpa Alasan

Start from the beginning
                                    

Aku langsung menoyor kepala Jasper. "Ih ngeselin."

Jasper langsung menyengir mirip kuda. Posisinya berganti, ia menyangga kepala dengan tangannya. "Terus kenapa sedihnya?"

Aku menghela nafas pelan. "Tidak tahu, aku hanya merasa sedih saja hari ini. Sedih yang tidak beralasan."

Jasper mengangguk-angguk. "Saya juga pernah seperti itu."

"Jasper juga pernah sedih? Kayaknya hidup kamu banyak bercandanya."

Jasper menerawang jauh ke depan melihat hujan yang tidak rintik lagi. "Pernah, waktu orang yang seharusnya mengenali wajah saya, justru mengabaikan saya."

Aku menyipitkan mata ke arah Jasper. "Kenapa orang itu harus mengenali wajah kamu? Memangnya situ artis?" Aku mencibir, Jasper langsung cemberut.

"Followers IG saya sepuluh ribu, Nona Muda. Sudah seharusnya banyak yang mengenali Jasper." Jasper mulai congkak.

"Iya karena kamu suka tiba-tiba minta buat masuk instastoryku."

Jasper itu bisa sangat merepotkan. Jika dia lagi ingin sesuatu langsung pasang wajah memelas dan memanfaatkan hatiku yang lembut ini. Kerap sekali Jasper minta akun Instagramnya dipromosikan oleh aku. Cita-cita Jasper bukan jadi selebgram, tapi dia ingin punya pengikut banyak lalu jualan seperti sista-sista yang sering muncul di kolom komentar akun Instagramku.

"Saya itu pandai memanfaatkan sumber daya manusia yang ada di sekitar hehehe," Jasper terkekeh.

"Dasar cebong!" aku memukulnya dengan sendok kue.

Jasper lekas menghindar. Dia memegangi tanganku. "Kepala saya bukan samsak tinju," kata Jasper.

Aku menepis tangannya lalu kembali cemberut. "Ugh?! Aku kayaknya butuh rekreasi."

"Kita ke rumah sakit melihat Tuan Muda bekerja, mau?" tawar Jasper.

Aku menggeleng. "Tala lagi sibuk di ruang operasi. Nanti aku bosan nungguin Tala."

Jasper mengetuk jari-jari di meja. Itu kebiasaan Jasper kalau sedang berpikir. "Hmmm, makan pudding stroberi, mau?"

"Mau! Di mana?" Aku langsung bersemangat karena pudding stroberi itu favoritku banget.

Jasper tertawa. "Di Ashley's Cafe. Kita kan suka tempat itu dan sering ke sana."

Hm? Apa Ashley's Cafe? Kita?

Alisku bertaut karena merasa aneh.

"Aku belum pernah ke sana."

Aku melihat Jasper langsung diam, Jasper menggigit bibir. Dia bersandar di kursi seperti ... apa ya terlalu lemas untuk menimpali? Sikapnya itu mirip aku kalau sedang kelepasan bicara. Namun, raut Jasper yang begitu tidak bertahan lama dia kembali tersenyum padaku.

"Ah, iya yang sering ke sana itu saya, bukan Nona Muda." Jasper berkata begitu lalu dia berdiri. "Apa Nona Muda masih mau makan pudding stroberi?" tanyanya lagi.

"Let's go!"

Aku langsung mengangguk cepat, lalu mengikuti Jasper yang bersenandung senang sambil menari menirukan gurita. Bibir ini tanpa sadar ikut tersenyum lebar karena Jasper dan gerak gerik konyolnya.

-oOo-

-oOo-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oh My Husband!Where stories live. Discover now