"Sooyoung-ah apakah alasan mu masih sama? Bila masih adalah jawaban yang kau pilih, maka menunggu adalah hal tepat yang akan ku lakukan." - Yook Sung Jae.
"Maaf tapi aku masi terlalu takut untuk memulai semua hal kembali Sungjae-ya." - Park Soo Youn...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Location: SCafe, Yongin, South Korea.
____________________
YSJ Side'•
Aku berjalan menuju ke cafe yang namanya tertulis didalam kartu yang sekarang sedang ku pegang.
"Apa ini benar cafe nya?" aku bertanya pada diriku sendiri.
Lalu setelah meyakinkan kepada diri sendiri, aku berjalan menuju ke dalam cafe tersebut.
Saat pertama kali membuka pintu cafe tersebut, suasana hangat lah yang datang menyeruak memasuki perasaan ku.
Suasana disini tidak terlalu penuh, namun bisa dibilang sedikit lebih daripada kata cukup ramai.
Banyak sekali anak anak berumur belasan yang hadir disini, namun juga tetap ada orang orang yang berada di penghujung umur 20 nya datang ke cafe ini.
Ah, sangking asiknya memperhatikan ke sekitar aku hampir lupa apa tujuanku yang sebenarnya datang kesini.
Sambil menenteng paperbag berwarna coklat yang berisikan sebuah coat berwarna soft pink ini, aku berjalan menuju ke salah satu kasir yang berada di dekatku.
Kulihat kasir tersebut tersenyum ramah seperti kasir lain nya saat melihat ada seorang pelanggan yang akan memesan.
'Apalagi bila pelanggan nya tampan seperti diriku' , batinku percaya diri.
"Anyeonghaseyo, apakah ada yang bisa dibantu?" tanya ia padaku saat aku telah sampai di depan kasir.
"Ah, geure." ucapku.
"Saya ingin bertanya apakah disini ada yang bernama Park Sooyoung?"
"Ah iya dia pemilik cafe ini sir, apakah anda ada urusan dengan nya?" ekspresi nya cukup terkejut mendengar pertanyaan ku, namun kembali lagi dengan senyuman dan segera menjawab pertanyaan ku tadi.
"Ah, apakah dia ada cafe ini sekarang?" tanyaku.
"Ia berada di ruang kerja nya sekarang sir. Apakah anda ingin saya antar ke ruangan nya?" jelas nya dan disertai sebuah tawaran.
"Ah tidak usah, aku sendiri saja. Lagipula kami juga saling mengenal." ucapku seraya menaruh paper bag ku ke meja antara diriku dan pelayan ini.
