Bab 6 : Sisi lain √

7 5 0
                                    

Selamat membaca💙

Aku bakalan Up kalau kalian Vote & Comment. No respon? No Update

-----------------------------------------------------------------

Suntuk.

Satu kata yang membuat mode kebetean di aktif kan.

Ditambah dua orang yang menatap nya dengan sangat tajam. Kemarin dia melakukan satu kesalahan yang membuat dia dan teman nya harus menyelesaikan hukuman, itu hal biasa yang dilakukan dia tapi dia sudah keterlaluan

"Jingga! Kamu tuh selalu bikin Mama pusing mulu, kapan sih bikin Mama seneng hah?! Selalu bikin masalah dan itu itu aja"ujar Zahra, Mama nya

Ia hanya melirik sebentar lalu kembali dengan pikiran nya

"Ini semua gara gara Bunil, coba aja tuh guru lupa ingatan atau kepala nya kebentur kek. Shit! Gue gagal jalan jalan sama Nico" batin nya

Bunil itu singkatan dari Bu Danil alias Bu Dinar kalian tau pasti kalo baca Bab 2

"Hee Jingga kamu denger ucapan kami kan"kata Ansyir, Ayah nya

Ia masih dengan dunia nya, berpikir keras agar ia keluar tapi tangan seseorang mencapit kuping dan ia tersadar

"Ayah kenapa sih? Jewer jewer aja emang Ayah kepiting suka capit, atau Ayah jelmaan Tuan Krab ya. Ngaku Yah ngaku aja"sarkas Nya

Muka Ansyir berubah menjadi merah seperti kebakaran dan akan meledak

"Kamu selalu ngejawab ya, kamu harus dikasih hukuman! Jangan main hp selama seminggu kalau ga uang jajan dipotong. Ngerti kan!"

Dan berbeda dengan muka Jingga sekarang dia kaget dengan ancaman tidak main hp, itu tidak akan bisa. Ia bisa mati kalau tidak main game

"Ayah! Kok taruhan nya hp sih. Jingga ga mau! Jingga ga bisa hidup tanpa hp itu sumber kebahagian dan nanti Jingga bakalan dibilang Noob, Ayah tau ga? Pasti ga tau kan maka nya jangan hp dong. Gantii!"ucap Nya protes

"Kamu.. ga takut uang jajan kamu dipotong hm?"tanya Zahra ragu

"Ga, ngga takut sama sekali. Jingga banyak uang kok"tutur Nya

"Dapet uang dari mana kamu? Jangan jangan kamu nyuri ya, ya ampun Jingga kamu Anak perempuan Nak. Yallah kenapa kamu mencuri"timpal Ansyir

Ia sudah muak dengan semua ini, ia bangkit dan menatap Orang tua nya

"Ngga! Jingga ga nyuri, Jingga dapetin halal kok. Mama sama Ayah ga perlu tau!"ucap Nya seraya keluar dari rumah nya

💙💙💙

Berjalan di trotoar sambil merentangkan kedua tangan seraya menyeimbangkan diri. Berhenti di sebuah jembatan kecil. Lalu menatap langit yang terang karena cahaya matahari gadis itu tersenyum

Matahari adalah sumber kebahagiaan nya, kalau saja tidak ada matahari ia tidak akan tersenyum bahagia selamanya. Apalagi dengan masalah nya cuman matahari yang bisa.

"Bangsat! Bego. Kenapa gua bisa kecolongan sih?! Aturan gue ga kenal sama dia, dasar pelacur"kata Seorang Laki laki

Ia mendengar itu. Ucapan Laki laki itu terlihat marah dan kecewa

Melangkah jalan ke arah Laki laki itu, baru beberapa langkah ia terkejut

"Dia kenapa?"batin nya

"Bara. Lu kenapa disini?" tanya Nya

Yah, Laki laki itu Bara dan dia terkejut dengan kehadiran Jingga disana

"Lu-lu kok disini? Gue cuman lagi emosi aja sama Tari. Pelacur "ucap Bara

"Pelacur nya Tari? Emang dia kenapa"tanya Nya lagi

"Dia, dia ternyata main sama Laki laki lain dan lebih tua dari gue. Disaat gue ga ada dia main, gue kecolongan sama tua bangka itu, dia udah ga perawan Ga"ucap Bara

Ia tidak sama sekali terkejut karena sudah tau dari gaya nya pacar Bara, oh salah mantan Bara. Sering kali mengoda Bara untuk melakukan hal bodoh itu, beruntung Bara ga tergoda

"It's oke, sabar aja cewek kayak gitu mah banyak. Cari yang lain yang beda. Lu pasti dapet yakin deh"kata Nya

Bara tersenyum simpul

"Lu, lu beda dari yang lain. Sejak kenal lu gue tau ga semua wanita matre dan nyakitin cowok. Sayang nya Nico suka lu hehee, tapi gue boleh kan suka sama lu?"tanya Bara

Jingga yang mendengar hanya tersenyum, ia akan tau ini pasti terjadi mana mungkin persahabatan lawan jenis bisa aman.

"Boleh kok silahkan, ga ada larangan buat suka kok"ucap Nya tersenyum, ia kembali menatap matahari yang semakin terang

"Oh ya, semalem lu kenapa sih senyam senyum dan lu bilang lagi mengingat sesuatu sama siapa. Satu lagi pas Nico ngasih lu uang kok muka lu merah kayak kepiting rebus. Gue, Liam sama Lila ngakak liat lu begitu"tutur Bara

"Lu nanya satu satu napa. Gue semalem cuman nginget kejadian pertama kali gue sama Nico ketemu, sama lu Liam juga gue seneng aja bisa ketemu kalian bertiga. Dan soal abis ngasih uang itu dia bilang.."

Nico memberikan uang membuat aku binggung

"Taruhan tadi Sun"ucap Nico, aku mengangguk dan tunggu tunggu dia bilang apa tadi. Aku menoleh ke dia. Ia tersenyum seraya membisikan sesuatu

"Aku tau Sun kamu lagi mikirin apa tadi, pertama kali kita ketemu kan, kamu.. lucu"ujar Nico tertawa kecil

Deg!

Seketika muka ku memerah akibat ulah Nico

"Begitu cerita nya, maka nya gue malu. Abis itu buru buru naik ke mobil"ujar Nya

"Hahahaa, aduh ada ada aja. Dia manggil lu Sun lagi? Bukan nya ga mau lagi ya"tanya Bara

"Ga tau suka aneh, kalau lagi gue sibuk suka bikin gue senyum mulu"kata Nya tertawa

Mereka lalu tertawa bersama dan menceritakan banyak hal

Sampai perihal ia, Mama dan ayah nya ia lupakan.

Persahabatan harus seperti itu walau kita saling menyukai tapi tetep dengan tujuan awal. Menjaga erat silaturahmi, persahabatan dan solidaritas.

Ingat tidak ada persahabatan antar lawan jenis dan tidak mungkin salah satu dari mereka tidak menyukai.

💙💙💙

Anta tidak? Sedikit lah rasa durian gitu wkwk

Oh ya selamat buat aku yang mencapai 1k view di cerita yang ini https://my.w.tt/EDt3eMpwB4 klik aja kalau bisa:v

Ucapin dong:(

Part ini hanya sisi lain dari Jingga yang cuek bebek tekuwek tekuwek😆 nanti belom ada permasalahan yang membuat dia insaf dan banyak lagi masalah konflik dia dan teman teman nya apalagi sama keluarga nya

Kalean jangan lupa mampir ya ke cerita me yang sebelah. Baca baca kali aja suka tambahin bintang kalau perlu biar enak dan tambahin lagi comment yang seru biar semangat


Jangan menyerah, berjuang!

  Terimaa kasihhh😙❤



Salam Donat🍩👋

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 15, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

'Jingga, Insaf Dong!!'Where stories live. Discover now