Asmara Di Balik Dendam Membara 25

650 4 0
                                    

http://cerita_silat.mywapblog.com Kasihan sekali Ki Sudibyo yang sudah tua dan lemah

tubuhnya. Dia gelagapan dan tentu sudah tenggelam

kalau saja Niken tidak menyambar lengannya. Kini air

naik terus dan terpaksa mereka bertiga

menggerakkan kedua kaki dan tangannya untuk

mencegah agar tubuh mereka tidak tenggelam. Air

sudah lebih dalam dari tubuh mereka dan amsih terus

menyerbu masuk. Atap kamar tahanan itu tinggal

satu meter lagi, dan tak lama kemudian mereka tentu

akan ditelan air yang memenuhi tempat itu, dan

tewas.

"Niken....! Budhi......! Cepat kalian mengerahkan tenaga

untuk menerjangair dari pintu itu. Cepat sebelum

terlambat. Jangan perdulikan diriku!" Ki Sudibyo

berteriak dengan hati khawatir sekali.

Akan tetapi Niken tidak mau meninggalkan dan juga

Budhi yang digdaya di daratan itu ternyata tidak

begitu pandai berenang sehingga diapun sudah lemas

dan sudah banyak menelan air. Ketika Niken menarik

lengan gurunya,kemudia bersam Budhi mencoba

untuk menerjang arus air, mereka terserempet

kembali dan bahkan kepala mereka terbentur dinding

sehingga mereka bertiga merasa pusing dan lemah.

"Aduh, celaka........! Niken, Budhi, sekali ini tewaslah

kita......!" Ki Sudibyo berkata sedih.

"Jangan khawatir, Bapa. Ada aku di sini yang

menemanimu sampai mati sekalipun!"

"Budhidarma........Budhi....." Ki Sudibyo berkata

terengah-engah dan berusaha agar jangan menelan

air. "Untuk terakhir kalinya, percayalah engkau

kepadaku? Bahwa engkau ini putera kandungku?"

Budhi juga berusaha agar tubuhnya tidak tenggelam,

namun kepalanya juga pening sekali, tubuhnya mulai

menjadi lemah karena kelelahan.Akan tetapi

mendengar pertanyaan Ki Sudibyo, dia mengeraskan

hatinya dan berkata, "Aku bukan puteramu, engkau

adalah musuh besarku yang telah membunuh ayah

bundaku!"

"Budhi.........!" kata Niken, suaranya mengandung

kemarahan, juga kesedihan.

"Maaf, Niken..........!" kata Budhi

Mereka menggerakkan kaki mkereka terus agar

jangan tenggelam, biarpun air yang sampai ke leher

mereka itu kadang naik mengenai mulut dan hidung.

Atap semakin dekat, hanya tinggal setengah meter

lagi dan udara mulai pengap. Beberapa menit lagi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2012 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asmara Di Balik Dendam Membara 25Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang