Enam.

1 0 0
                                    

"Gimana nih, masa gue harus berdebat terus sama si Vilia! Gue kan capek, lagian sebenernya gue kan gak mau bertengkar sama dia terus.. Kalo begitu terus gue gak bakal bisa deketin si Anggi..", kuhentikan langkahku bergitu mendengar ucapan Mike saat melewati toilet cowok, aku tersenyum penuh arti saat tidak sengaja mendengar pembicaraan Mike dan teman-temannya. Ternyata.. Aku tersenyum begitu mendapati ide yang bagus untuk mengerjai Mike.

"Yaa tapi gimana Mike? Lu kan udah terlanjur bertengkar habis-habisan sama dia tiap hari, gimana caranya kalian bisa baikan? Atau lu mau ngaku sama Vilia?"

"Nah! Itu dia masalahnya, gue harus gimana? Kasih saran dong .."

"Gimana kalo lu ajakin baikan aja si Vilia, lo baik-baikin aja sampe dia bisa maafin lu, nah setelah itu langsung aja lu minta bantuin Vilia buat pedekate sama si Anggi.."

"Kalo semudah itu sih gue mau-mau aja, masalahnya Vilia bakal support gue ga?"

"Coba dulu dong Mike.."

"Oke deh! Gue terima saran dari kalian semua..".

"Dasar lu ya Mike, gengsinya minta ampun.. Mau deketin sahabat gue? Ga segampang itu doong..", aku tersenyum puas kemudian kembali ke kelasku. Setelah tidak sengaja menguping pembicaraan mereka aku jadi ingin mengetahui pendapat Anggi mengenai Mike.

"Eh Gi, gue mau minta pendapat lu..", aku langsung mengajukan pertanyaan begitu duduk ditempat dudukku.

"Nanya apaan?"

"Gimana pendapat lu seandainya gue sama Mike baikan?"

"What? Gue gak salah denger nih Vil?", ucapnya seraya menahan agar suaranya tidak terdengar oleh teman-teman yang lain. "Lu mau baikan sama dia?", sekarang dia berbisik-bisik padaku.

"Yeee, ini kalo seandainya aja tauuu..", aku menempeleng kepalanya pelan.

"Ihhh, reseee ah..", dia memegang kepalanya. "Gue kan cuma nanya doang, gak pake nempeleng kepala gue juga kalii Vil.."

"Yee, gitu aja ngambek..", aku mencoba menggodanya. "Jadi gimana pendapat lu kalo gue baikan sama dia?"

"Sekarang gue deh yang nanya, emang kenapa lu bisa berpikiran buat baikan sama Mike?", dia memasang tampang serius lalu melanjutkan kata-katanya lagi, "Lu suka ya sama dia?", kali ini dia menatapku penuh curiga jika aku menyukai Mike dengan jari telunjuknya menunjuk tepat didepan wajahku.

Aku menepuk keningku pelan, "Yaelaaah! Nih anak sotoynya kebangetan deh..Aduh Gi, lu kok bisa mikir kebangetan gitu sih? Lu kan tahu tipe gue itu yang kayak gimana?"

Dia menjentikkan jarinya, "Gue tahu, yang cool kan? Pinter, tinggi, sedikit cuek, dan mempunyai kharisma tersendiri dimata lu!"

"Nah! Itu tahu, elo memang sohib gue yang paling the best!"

"Iyee, tapi pertanyaannya sekarang kenapa lu masih aja ngejomblo?!"

Aku menghela nafas panjang mendengar ejekannya. "Reseee abis lu Gi!", aku mencoba menimpuknya menggunakan buku tulis milikku namun tidak mengenainya karena dia telah berhasil melarikan diri setelah sukses mengejekku dan terdengar puas mentertawakanku.

***

"Vil, duluan ya!"

Nampak Anggi mengendarai motonya, "Iya, hati-hati ya Gi!", ucapku sambil membalas lambaian tangannya dan aku pun segera melangkah dari depan gerbang sekolah untuk pulang. Tetapi belum jauh melangkah, aku menghentikan langkahku begitu melihat Mike dan teman-temannya sedang nongkrong di satu bengkel kecil yang tak jauh dari sekolah.

"Vilia!", belum sempat aku memulai langkahku lagi, Mike sudah memanggil namaku. Waw..Gercep nih si Mike!. Pikiran untuk mengerjai Mike lagi-lagi muncul dipikiranku. Kalo dia langsung minta maaf, ga akan gue sia-siain! Aku menahan senyum sendiri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 02, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lebih IndahWhere stories live. Discover now