"Mukanya Zidan kok ngeselin parah sih?!" celetuk salah satu siswa kelas 12 yang sering membuat masalah dengan Zidan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mukanya Zidan kok ngeselin parah sih?!" celetuk salah satu siswa kelas 12 yang sering membuat masalah dengan Zidan.

Zaidan Alterio, merupakan siswa angkuh berwajah menyebalkan. Meskipun tampangnya seperti fakboy, ia tidak pernah melirik cewek lain selain Leyna. Tingkah laku Zidan dan Leyna sudah saling menyukai tetapi sayangnya tidak bisa menjalin hubungan lebih dekat karena peraturan sekolah. Salah satu orang tuanya sangat berpengaruh bagi sekolah ini. Papanya merupakan kepala sekolah sekaligus kepala yayasan SMA Erudite, sedangkan Mamanya merupakan penulis novel ber-genre romance yang sangat disukai kalangan kepala dua.

 Papanya merupakan kepala sekolah sekaligus kepala yayasan SMA Erudite, sedangkan Mamanya merupakan penulis novel ber-genre romance yang sangat disukai kalangan kepala dua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yap, kini sudah mengerti mengapa para murid dan para guru bisa tunduk terhadap Nalerio? Karena para orang tua mereka yang berpengaruh bagi sekolah maupun bagi negara ini. Kalaupun akan melaporkan tiga peraturan sekolah yang menyimpang ke kepala sekolah lalu polisi hingga kejaksaan sampai menteri pendidikan dan berakhir di gubernur Jakarta, bukankah justru para pelapor yang akan menerima kecaman?

"Stop!" Nilu tiba-tiba memberhentikan salah seorang siswi yang kini menunduk dengan gemetar.

"I-iya Kak Nilu?"

Nilu mengangkat dagu siswi itu hingga terjadi kontak mata, "Lo ombre bibir lo pake liptint nomor berapa? Kok warnanya centil banget."

"Gu-gue gak pake apa-apa Kak."

Kini Leyna tertawa tak kuat melihat siswi baru yang masih sempatnya mengombre bibirnya. Ia menekan bibir siswi itu lalu menggosok dengan tangannya.

"Ini apa kalo bukan liptint? Lo pake cat tembok merah, gitu?" Leyna menunjukkan jari bekas gosokan bibir siswi itu.

Beberapa dari murid yang menonton pertunjukkan kecil itu tertawa, termasuk Nalerio. Lihatlah betapa malunya siswi yang ketauan berbohong demi kecantikannya.

Tet! Tet! Tet! Tet! Tet!

Bel sekolah berbunyi lima kali merupakan tanda akan dimulainya jam pelajaran pertama. Karena masih awal tahun ajaran baru, sekolah tidak mengadakan upacara, dan setengah jam pelajaran merupakan jam bebas. Alias, jam bebas itu digunakan Nalerio untuk memberi peringatan kepada siswa-siswi yang melanggar peraturan.

"Selamat pagi, murid-murid!" sapa Bu Maria, guru PPKn sekaligus wali kelas 12-1. Para murid berkerut heran dengan seorang siswi asing yang dibawa masuk oleh Bu Maria, "Baik. Di sebelah saya ada siswi baru yang akan berada disini bersama kalian selama satu tahun."

"Nama gue Sellyarsha Megantha. Biasa dipanggil Selly. Gue asli Bogor. Karena pekerjaan Papa gue, kami sekeluarga terpaksa harus pindah ke Jakarta. Salam kenal semuanya." Selly tersenyum di akhir perkenalan sambil melambaikan tangannya dengan malu-malu.

"Maaf Bu, bukannya untuk bisa masuk ke kelas 12-1 harus melalui seleksi terlebih dahulu?" tanya salah satu siswa kepada Bu Maria

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maaf Bu, bukannya untuk bisa masuk ke kelas 12-1 harus melalui seleksi terlebih dahulu?" tanya salah satu siswa kepada Bu Maria. Ya, memang kelas 12-1 merupakan tempat bersarangnya siswa-siswi pintar. Tidak bisa sembarangan murid bisa masuk ke kelas 12-1.

"Sudah kok. Selly itu pemenang olimpiade matematika se-Indonesia," jawab Bu Maria membuat sekelas bertepuk tangan meriah serta memandang Selly dengan tatapan kagum.

Nilu pun berdiri dari duduknya setelah dipersilahkan Bu Maria untuk membaca tiga peraturan utama SMA Erudite.

"Peraturan dibuat untuk ditaati. Jangan main-main sama Nalerio," peringat Nilu menatap Selly dari atas sampai bawah dengan tatapan tidak suka.

"Nalerio?" Selly mengerutkan keningnya, lalu tidak lama ia tertawa, "iyain aja deh."

"Ngapain lo ketawa?" tanya Leyna yang terganggu dengan suara tawanya yang menyebalkan.

"Emang jaman sekarang masih ada nama geng ya? Kelihatan kampungnya sih," kekehnya lagi lalu ia duduk di bangku kosong sebelah bangku si ketua OSIS.

Seisi kelas menjadi hening, bahkan Bu Maria pun sedikit terkejut dengan sikap Selly. Yang dijadikan pusat perhatian pun akhirnya tersadar. Selly menatap teman-teman barunya yang seperti memberi kode bahwa nyawanya sedang terancam.

Ia pun berakhir memandang empat teman kelasnya yang tidak menoleh ke arahnya sedikit pun. Ia sudah menebak bahwa Nalerio yang dimaksud adalah mereka berempat. Karena sudah mendengar tentang Nalerio dari sepupu jauhnya, si ketua OSIS, ia pun berakhir meminta maaf, membuat seisi kelas menjadi lega dan kembali melanjutkan pembelajaran.

Nilu menggertakkan giginya. Entahlah, sejak awal Selly menapakkan kakinya di kelas 12-1, ia sudah tidak suka dengan cewek berambut pendek yang terlihat polos ketika tersenyum. Ia juga tidak melihat ketulusannya saat meminta maaf.

Harus diberi pelajaran tuh cewek.

☁️☁️☁️

Rate cerita ini dari 1-10 dong...

Semangatin aku rajin nulis terus ya hehe. Karena kalo masih awal-awal gini suka blank😂

Sociopath GirlWhere stories live. Discover now