6. Raga kenapa?

336 39 10
                                    

HAPPY READING🤗
.
.
.

Lelaki yang tengah tertidur di rooftop sekolah itu bergerak gelisah, keningnya mengernyit dalam, keringat-nya bercucuran membasahi hampir seluruh tubuhnya. Namun---

Brak!

---refleks ia terbangun secara tiba-tiba, saat seseorang membuka kasar pintu rooftop.

"Anjing!"

"Bangsat!"

"Setan!"

Maki ketiga lelaki yang baru saja menapakkan kaki-nya di rooftop, terkejut tatkala melihat sosok lelaki yang kini tengah terduduk seraya mencengkeram kuat area dadanya. Wajahnya memerah, Namun dari ketiga sosok lelaki itu tidak ada menyadarinya.

"Si anjing, kaget gua" Galih berujar seraya mengusap dadanya, kakinya melangkah mendekati Raga. Begitupun dengan Karel dan Arkan.

"Sejak kapan Lo disini?" kini giliran Karel yang mengangkat bicara, namun yang di tanya masih terdiam menikmati rasa sakit yang menghujam dada-nya.

Karel berdecak, ia merebahkan tubuhnya, matanya terpejam. Begitupun dengan Galih, mata lelaki itu ikut terpejam dengan tubuh yang bersandar pada tembok.

"Ga?" Arkan menyentuh pundak Raga, lelaki itu mulai menyadari ada yang tidak beres dengan gerak gerik Raga.

"Lo gapapa kan?"

"S-sakith..." lirihnya pelan, namun masih bisa di dengar oleh Arkan.

"Ga?" Arkan sampai bangkit dari duduk-nya, ia memegang kedua bahu Raga.

"Agrrhhh, sakit anjing" rintih Raga kencang, mampu membuat Karel dan Galih yang tengah terpejam itu kembali membuka kedua matanya.

Dilihatnya Raga yang kini tengah berusaha meraup oksigen secara kasar.

"Anjing, Lo kenapa hah?"

"Nafas pelan-pelan bego!"

"Ga..."

Arkan sampai gemetar ketakutan, ini kali pertama ia melihat Raga seperti ini.

"Lo jangan diem aja goblok, lo ke UKS abis itu ambil oksigen, Raga sesak nafas ini!" pekik Galih, mampu menyentak tubuh Arkan. Lelaki yang masih bergetar itu memundurkan langkahnya.

"Sialan!" Karel berdecak, ia segera berlari kesetanan, menuruni satu persatu anak tangga dengan rusuh, tujuannya saat ini adalah UKS.

"Anjing, kenapa UKS harus ada di lantai bawah sih ahh!" gerutunya, wajahnya panik bukan main. Ia sudah berlari sekencang mungkin namun tak sampai-sampai, Ia geram.

Brukh!

"Aghh!!"

"Sorry sorry gue gak sengaja" Karel meminta maaf, ia membungkukkan badannya setelah tidak sengaja menabrak salah satu dari keempat gadis yang tengah berjalan beriringan.

"Woy Karel, bisa hati-hati gak sih loh"

"Gue gak sengaja, Maaf Bell, tapi gua buru-buru." Karel kembali berlari menyisakan gerutuan Bella.

Sementara itu....

"Ga, denger gue, nafas pelan-pelan heum?" Galih berusaha tidak panik.

"Please, nafas pelan-pelan."

Kepala Raga menggeleng pelan, ia masih berusaha meraup oksigen.

"Karel kemana sih lama banget! Raga bisa mati anjing!" mau berusaha setenang apapun, Galih tetaplah panik, terlebih di belakangnya tubuh Arkan masih bergetar hebat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Boy (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang