Anggie

1.7K 75 13
                                    

Malam harinya aku meceritakan kejadian sore tadi pada Anggie "Kenapa kau tidak merebutnya?lagian apa-apaan sih dia,mau ikut memusuhiku?" kata Anggie kesal "Anggie,sebenarnya ada apa?kenapa kau bilang banyak yang memusuhimu?" Anggie terdiam sebentar "Semua gara-gara Anne" "Anne?" tanyaku bingung,rasanya tidak ada yang bernama Anne di asrama ini "Mulanya dia adalah teman dekatku,sampai suatu hari di asrama ini banyak yang kehilangan barang-barang berharga. Anne memfitnahku sehingga teman-teman memusuhiku dan guru-guru menjaga jarak denganku" cerita Anggie "Kenapa kau tidak ceritakan saja yang sebenarnya?atau jika memang kau berbuat salah,minta maaf sa..." plakkk... Tiba-tiba Anggie menamparku "Kamu seenaknya saja bicara,aku tidak mencuri apapun. Kamu tahu apa tentangku?" maki Anggie. Aku tidak terima perlakuan Anggie padaku,aku mendorong Anggie dan pergi menuju kamarku. Sejak kejadian itu,aku tidak pernah lagi datang ke kamar Anggie. Tapi anehnya sejak itu pula setiap malam aku selalu mimpi buruk. Aku bermimpi Anggie mendatangiku dengan wajah berlumuran darah dan meminta kalung itu. Suatu malam,aku tidak tahan lagi dan aku cepat mendatangi Sabrina "Hai sabrina,maaf malam-malam begini" kataku begitu Sabrina membuka pintu "Tidak apa-apa Bella,ada apa malam-malam begini?" "Apa kau tahu siswi yang bernama Anne tinggal di kamar berapa?" "Anne?setahuku di asrama ini tidak ada yang bernama Anne" jawab Sabrina "Kalau siswi luar asrama?" tanyaku lagi "Ada,dia kakak kelas kita,namanya Anne Anindita"

Esok harinya aku mendatangi kelas Anne "Ada yang bisa aku bantu?" tanyanya "Begini kak,aku mau tanya soal Anggie" kataku "Anggie?Anggie siapa?" "Anggie yang tinggal di asrama kamar 303" jawabku "Maaf,mungkin kau salah orang ,aku tidak kenal Anggie" jawab Anne. Jawaban Anne membuatku bingung "Lalu Anne yang mana yang Anggie maksud?" tanyaku dalam hati.

Tiba-tiba tanpa sengaja aku menabrak seseorang "maaf" kataku sambil melihat siapa orang yang aku tabrak. Ternyata itu Ibu Viviane "kau?" kata Ibu Viviane "Bagaimana?apa kau sudah pindah?" tanyanya "Tidak bu,aku tidak ingin pindah" "Maaf Bu,apa boleh saya meminta kotak itu?" tanyaku "Sudah Ibu bilang lupakan kotak itu,dan pindahlah. Itu yang lebih baik untukmu" jawab Ibu Viviane "Tapi Bu,Anggie marah padaku" kataku lagi

Ibu Viviane menghela nafas "Ikut Ibu" katanya. Aku di ajaknya ke ruang kepegawaian dan Ibu Viviane mengambil buku tahun 1994,buku 20 tahun yang lalu,membukanya lalu memberikannya padaku "lihatlah" perintahnya. Aku menelusuri setiap foto yang ada disitu dan..."Ini....?" kataku sambil menunjuk sebuah foto "Ya,itu foto Anggie. Dia siswi di sini 20 tahun yang lalu" aku menatap Ibu Viviane bingung "Yang kau temui itu bukan manusia,sebab Anggie sudah meninggal 20 tahun yang lalu" lanjut Ibu Viviane. Aku memandang ngeri pada Ibu Viviane "Lalu apa hubungannya dengan kotak itu?" tanyaku "Anggie adalah gadis yang sangat cantik,tapi sayang sifatnya tidak secantik wajahnya" cerita Ibu Viviane "Dia sangat sombong dan egois karena ayahnya orang kaya dan donatur terbesar di sekolah. Dia juga punya kebiasaan buruk,dia klepto. Awalnya barang yang di curinya bukan barang-barang penting,namun lama-lama dia mulai mencuri barang berharga sehingga teman-teman seasrama mulai panik. Satu kali perbuatannya di pergoki teman-temannya dan dia di laporkan pada guru. Tapi Anggie mengelak,ia malah menuduh teman dekatnyalah yang memfitnahnya" "Anne?" tanyaku "wah,rupanya hantu itu sudah menceritakannya padamu ya" kata Ibu Viviane "Tapi para guru tidak berani menghukumnya karena ayah Anggie,dan itu membuat kesal teman-teman Anggie. Mereka memusuhi Anggie. Sampai suatu hari,Anggie di temukan tewas di kamarnya,kamar 303, dengan luka parah dikepalanya. Polisi kesulitan mencari pelakunya. Teman-temannya pun tutup mulut,tapi polisi curiga sebenarnya mereka mengetahui sesuatu. Sejak saat itu banyak kejadian seram di asrama,beberapa orang mengaku pernah melihat penampakan Anggie. Akhirnya Anne berinisiatif mendatangkan orang pintar. Orang pintar itu mengunci arwah Anggie di kamar 303 dengan cara memasukan sebuah kalung mutiara kedalam kotak. Jika kotak itu terbuka,maka arwah Anggie bebas bergentayangan" "Jadi kotak itu....?" "Ya,kotak yang kau temukan kemarin itu adalah kotak yang mengurung arwah Anggie" jawab Ibu Viviane. Bella terduduk di kursi dekat ia berdiri,ia tidak meyangka bahwa selama ini orang yang sering ia temui adalah arwah Anggie "Lalu bagaimana Ibu mengetahui hal itu?" tanya Bella "Karena Ibu adalah Anne yang dia maksud,Anggie selalu memanggilku Anne" jelas Ibu Viviane

Sekarang aku sudah pindah ke sebuah kamar kost yang berada dekat sekolah. Aku tidak ingin berada di asrama itu lagi walau Ibu Viviane menawarkan pindah ke lantai 1. Akupun sudah terbebas dari mimpi buruk

Hari ini Ibu Viviane memutuskan untuk pensiun,kami para murid mengadakan pesta perpisahan kecil di aula sekolah "Anak-anakku,kuharap kalian tetap rajin belajar dan kelak bisa mencapai apa yang kalian cita-citakan" nasihat Ibu Viviane. Pada akhir pesta,aku mendatangi Ibu Viviane yang saat itu baru saja hendak menaiki mobilnya "Bu...." "Ada apa,Bella?" "Bu,apa Ibu tahu siapa yang membunuh Anggi?" ia memandangku sejenak lalu berkata "Kami" "Maksud Ibu?" namun Ibu Viviane tidak menjawabnya,ia hanya tersenyum lalu segera menaiki mobilnya dan pergi.

Mungkinkah satu asrama berkomplot membunuh Anggie?

ROOM 303Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang