"Kalau begitu aku harus pergi. Janji makan siang dengan Yongie" ucap Jaehyun yang tersenyum manis seraya bangkit berdiri.

"Sampaikan salamku padanya. Lain kali bawa dia kesini untuk menemani Papa-mu"

"Pasti kulakukan. Terimakasih Ayah" ucap Jaehyun seraya melangkah keluar dari pintu meninggalkan Chanyeol yang kali ini memasang wajah dingin.

"Kita lihat. Permainannya akan berjalan seperti apa" gumam Chanyeol dengan nada tak terbaca.

***

Decak kagum dan teriakan heboh terdengar mengisi suasana pagi yang awalnya tenang di kampus Mark dan Jeno.

Hal itu terjadi karena kedatangan rombongan mobil dengan harga selangit yang baru saja memasuki area kampus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hal itu terjadi karena kedatangan rombongan mobil dengan harga selangit yang baru saja memasuki area kampus.

Teriakan itu semakin menjadi saat mereka melihat Jeno dan Jaemin keluar dari mobil paling depan kemudian diikuti oleh Mark dan yang lainnya dari mobil dibelakang.

"Mobil ini benar-benar keren!" seru Haechan heboh.

Yeah. Haechan dan teman-temannya itu memang meminjam mobil Jeno dan Mark makanya motor mereka tinggal di rumah pohon.

"Sepertinya berteman dengan kalian tidak akan rugi" sarkas Renjun yang membuat Jaemin terkekeh.

"Dia memang begitu. Mulutnya lebih pedas dari cabai" bisik Jaemin pada Jeno yang hanya mengganguk pelan.

"Kalian masuk duluan saja. Ada yang harus kubicarakan dengan hyung-ku" ucap Jeno yang membuat Jaemin terlihat berjinjit untuk mengecup sudut bibir Jeno kemudian berjalan masuk bersama teman-temannya.

"Kenapa?"

"Ingat soal penyerangan pada Jaemin yang kuceritakan semalam hyung?"

"Tentu. Kenapa?"

"Di depan gerbang kampus setidaknya ada tujuh orang yang berjaga" ucap Jeno mulai menjelaskan situasi yang akan mereka hadapi.

"Bagaimana dengan didalam?" Jeno terlihat melirik kanan dan kiri melalui ekor matanya.

"Kakek cantik bilang keamanan kampus ini memang terjamin. Kurasa itu alasan mereka tidak masuk tapi-- tidak menutup kemungkinan mereka mengirim seseorang untuk mendekati kita secara langsung"

"Ck. Kita sudah terbiasa dengan orang-orang seperti itu bukan?" sarkas Mark.

Yeah. Alasan kenapa mereka sejak dulu tidak pernah ingin berteman karena orang yang menjadi musuh bisa jadi siapa saja.

"Aku sudah menyuruh uncle Ten menyelidiki soal Jaemin dan teman-temannya, mereka aman" ucap Mark yang diangguki pelan oleh Jeno.

"Apa yang akan kita lakukan untuk mengantisipasi yang ini hyung? Aku yakin orang-orang ini lebih cerdas"

"Cukup bermain secara alami Jen. Jika memang orang-orang diluar mulai bertindak diluar batas aku yakin Ayah tidak akan tinggal diam"

"Hyung benar. Kurasa mereka akan bermain licik"

"Tebakanku akan ada pelakor" canda Mark yang membuat Jeno menyeringai seraya mulai melangkah masuk bersama sang kakak.

"Justru bagus kalau begitu. Permainan ini tidak akan membosankan" balas Jeno dengan senyum miringnya.

Sementara itu di dalam sebuah ruangan, Taeyong terlihat memijat pelipisnya yang terasa mulai nyut-nyutan.

Kepalanya benar-benar terasa pusing menatap banyaknya laporan masuk mengenai kecurangan yang dilakukan oleh karyawan dan juga rekan bisnisnya.

"Sayang, kau kenapa?" tanya Jaehyun terdengar khawatir.

Tentu saja dia sedikit panik saat masuk keruangan itu dia tengah mendapati sang kekasih yang menelungkupkan kepalanya pada meja.

"Jeeee. Kepalaku sakit sekali" rengeknya manja kemudian merentangkan tangan kearah Jaehyun yang langsung merengkuh si cantik dalam pelukannya.

Sekali sentakan, Taeyong sudah berada dalam gendongannya dan kini ganti Jaehyun yang menduduki kursi kebesaran Taeyong sementara si pemilik sudah duduk nyaman di pangkuannya.

"Ada apa? Hmmm. Mau cerita?" tanya Jaehyun lembut seraya memberikan kecupan-kecupan kecil diseluruh wajah si cantik yang terlihat mengangguk lemas.

"Kertas itu menyebalkan" adunya dengan nada suara anak kecil yang mengingatkan Jaehyun pada sosok Jeno.

Menggemaskan sekali.

"Tidurlah. Kau istirahat biar aku yang bereskan"

"Kau yakin? Itukan masalah perusahaanku" tanya Taeyong yang kali ini mengangkat wajahnya menatap wajah tampan calon suaminya itu.

"Kau percaya padaku bukan? Hal seperti ini hanya hal kecil untukku" balas Jaehyun dengan nada sombong yang dibuat-buat.

"Tapi kau tau ini semua tidak gratis cantik" ucap Jaehyun yang membawa lidahnya menjilat lembut bibir manis yang menjadi candunya itu.

"Baiklah tuan tampan. Apa yang kau inginkan sebagai bayaran?"

"Aku ingin kau memuaskanku dengan caramu. Kudengar dari Jeno kalau kau sangat pintar menari" bisik Jaehyun yang membuat pipi Taeyong terlihat merona.

"Aku akan melakukannya untukmu" balas Taeyong malu-malu sementara wajahnya sudah bersembunyi dileher Jaehyun yang terkekeh gemas.

"Manisnya si Papa" goda Jaehyun yang membuat Taeyong semakin mengeratkan pelukan dilehernya dan Jaehyun hanya tertawa melihat tingkah si cantik.

"Tapi Jee, hmmm kau mau aku menari dengan apa?" tanya Taeyong yang membuat tawa Jaehyun terhenti dan terganti dengan berbagai pikiran liar.

"Kejutkan aku" tantang Jaehyun dan dibalas Taeyong dengan senyum nakal.









*
*

---Ayden---

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Where stories live. Discover now