Aku tidak bisa merasakan keberadaannya dimanapun.
"Sial! Tolong urus ini!" Hyunjin langsung berusaha berlari ke arah belakang meski kakinya terseok-seok.
"Lo urus Seungmin, gue bawa Yiren. Kita keluar."
Tanpa tanya-tanya layaknya Dora, aku langsung mengangkat Seungmin untungnya kebetulan tikus-tikus itu rada jauh dari kami.
Hyunjin menyebarkan minyak tanah itu keseluruh penjuru tempat tikus-tikus itu berasal, dan buru-buru kami berjalan ke arah tangga.
"Hyunjin, jangan ke arah tangga, kita ke sudut ruangan, bomnya akan meledak!"
Suara bip bip itu makin ribut. Wajah Hyunjin terlihat begitu nelangsa dan putus asa. Namun, dengan cepat kami menuju ke tempat jerigen tadi, menempatkan Yiren dan Seungmin terlebih dahulu.
Aku langsung menyeret meja bobrok yang kehilangan satu kakinya tidak jauh dari kami. Saat aku kesulitan menyingkirkan buku-buku tebal itu Hyunjin membantuku dan seakan tahu apa yang akan kulakukan, kami berdua kompak memasang meja itu agar membentuk segitiga. Beberapa orang menyebutnya segitiga penyelamat.
"Semoga kita selamat." Saat ucapan itu selesai, Hyunjin melempar pemantiknya dan decitan tikus-tikus yang terbakar terdengar begitu mengerikan disusul dengan suara bom yang meledak.
Kutahu kami menutup mata, pasrah kepada Tuhan entah apa yang akan terjadi kepada kami setelahnya.
.
[CTRL + C]
.
Lee Felix
Dewi Hygieia pasti akan membenci tempat ini.
Aku tidak menyangka kalau sekolah ini memiliki banyak ruang bawah tanah, serius, termasuk ruang musik lama.
Mungkin karena ruangan ini sudah lama ditinggalkan, tempat ini jadi tidak terurus sama sekali. Barang-barang terbengkalai begitu saja, ruangan apek dan lembab, ada genangan air yang kutahu berasal dari air hujan di luar.
Lantai ruang musik ini dari kayu omong-omong, makanya dibeberapa tempat sudah banyak yang bolong begitu pula atapnya, maka disitulah awal penyebab kenapa ruangan ini becek.
Kunyalakan flashlight ponselku, waktuku tidak banyak ungtuk mencari Bu Moonbyul sekarang.
Saat semuanya dapat kulihat, rasanya aku mau muntah.
Bau tidak sedap yang dari tadi kucium adalah bau bangkai hewan pengerat yang dibiarkan begitu saja, bercampur apek ruangan, juga kotoran manusia. Tempat ini begitu mengerikan.
"Bu Moonbyul!" seruku saat aku melihat Bu Moonbyul yang meringkuk dengan anggota geraknya yang terikat dan mulut yang ditutup dengan lakban.
Aku langsung berjalan kearahnya tapi sialnya aku tidak teliti, terlalu bahagia lantaran sandera telah ditemukan tanpa sadar bahwa di sini sudah dipasang jebakan.
Kakiku tidak sengaja menarik tali yang membentang secara horizontal, dan seketika bunyi decitan hewan pengerat saling bersahutan.
Sial! Buru-buru kuarahkan pencahayaan ke arah samping, sisi yang belum sempat tersorot cahaya tadi. oh God! Tikus-tikus itu terlihat lapar.
Aku langsung berlari dan mengangkat Bu Moonbyul, menggendongnya di bahuku. "Maaf Bu."
Sebelum tikus-tikus itu main mendekat aku langsung menuju tangga untuk keluar. Tapi, salah satu tikus berhasil hinggap di kakiku. Sial, aku harus bagaimana? Kalau melawan satu tikus itu bakal tidak efisien, bisa-bisa tikus lain keburu mendekat ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] CTRL + C ✓
Mystery / ThrillerKepsek kami memberi tugas yang rada aneh, tapi tetap kami lakukan lantaran dihadiahi jam kosong serta keistimewaan lain. Namun, di beberapa ruangan yang sering kami santroni mendadak teman-teman kami tergolek dengan riasan yang bagus banget, seperti...
17-
Mulai dari awal
![[1] CTRL + C ✓](https://img.wattpad.com/cover/222033251-64-k672192.jpg)