Tanganku berusaha meraih jerigen itu tapi tembus?!
Ya Tuhan kenapa disaat seperti ini?
Kucoba berkali-kali namun hasilnya tetap sama. Aku jatuh terduduk, kini aku benar-benar berada diambang keputusasaan. Bayangan bagaimana semua orang di sini menjadi santapan tikus-tikus atau mati konyol karena bom akibat ketidak mampuanku, membuatku makin merasa buruk.
Kini aku pusing, semuanya terlihat samar dan saat aku melirik tanganku yang masih berusaha meraih jerigen, tanganku yang sudah transparan makin terlihat transparan hingga akhirnya semua pandanganku gelap.
Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Ahh... apa ini akhirnya? Aku benar-benar menuju alam baka? Semuanya maafkan aku atas ketidakmampuanku.
.
[CTRL + C]
.
Lee Minho
Keparat!
Jadi pelakunya adalah Xion.
Cewek itu mendatangiku yang masih berdiri di atas tangga lalu menyerangku dengan tongkat baseballnya. Ruangan yang sempit tidak membuatku merasa diuntungkan apalagi bodiku yang bongsor begini.
Xion lebih unggul lantaran dia membawa senjata dan badannya yang mungil itu sanggup meliuk kesana-kemari menguasai ruangan sempit ini.
Sial. Tapi meski Xion lebih diuntungkan aku tidak boleh menyerah dan kalah dari cewek dong. Aku menyerangnya, mengambil celah-celah lebar yang ia ciptakan. Xion bukanlah ahli bela diri, kini dia hanya bisa gerakan dasar bela diri dan sisanya mengandalkan keberuntungan ayunan tangannya.
Dengan cepat Xion kukalahkan. Tongkat baseballnya menggelinding jauh, tapi kurasakan pernapasanku ditutup oleh kain.
Ada orang lain lagi. Siapa?
Aku langsung melonggarkan cengkramanku pada Xion dan merosot.
Dengan kesadaranku yang tersisa kudengar kalau bom yang disinggungkan oleh Xion telah diaktifkan.
"Sialan, kenapa lo rakit bomnya dengan waktu selama ini? satu menit? Cuih, murahan!" Xion terdengar protes. Dia berjalan ke bawah mengambil tongkat baseballnya lalu memukulku berkali-kali hingga tangannya ditarik oleh sosok yang membekapku.
"Klomoformnya juga reaksinya lama! Lo kasih dosis berapa sih?! Tolol!"
Xion terus meracau tidak terima lalu melewati sosok serba hitam itu. tubuhnya dibalut hoodie hitam oversize, masker hitam, topi hitam, sarung tangan hitam, yang membuat dirinya tidak dikenali bahkan dari potur tubuhnya.
Sial.
Sosok itu bergeming sejenak menatapku, lalu menendangku hingga tersungkur dan berguling-guling secara menyakitkan ke bawah hingga aku terhenti dibelokan tangga. Barulah sosok itu keluar dan mengunci pintunya.
Dasar sombong.
Buru-buru aku bangkit dan sial, lantaran akting kalau aku terpengaruh klomoform yang membuatku rela dipukuli dan berguling-guling membuat tubuhku sakit semua. Tapi persetan, kupaksakan tubuhku untuk berdiri dan menolong Hyunjin yang kini tengah kualahan.
"Sori!"
Aku langsung mencopot paksa besi yang menjadi pagar disamping tangga yang terlihat mau copot untuk melawan tikus-tikus itu.
"Jeongin mana!" teriak Hyunjin putus asa. Cowok itu tampangnya kacau balau, nampak hampir mencapai batasnya.
Oh sial, baru kusadari bahwa Jeongin menghilang.
YOU ARE READING
[1] CTRL + C ✓
Mystery / ThrillerKepsek kami memberi tugas yang rada aneh, tapi tetap kami lakukan lantaran dihadiahi jam kosong serta keistimewaan lain. Namun, di beberapa ruangan yang sering kami santroni mendadak teman-teman kami tergolek dengan riasan yang bagus banget, seperti...
![[1] CTRL + C ✓](https://img.wattpad.com/cover/222033251-64-k672192.jpg)