Sialan!
Gara-gara bunyi decitan tikus yang terlampau banyak, aku jadi tidak tahu apa yang terjadi pada Minho yang tak kunjung turun kebawah dan membantu kami apalagi jarak tangga dengan tempat kami berdiri cukup jauh.
Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan?
"Arghhh!"
Aku menoleh dan mendapati salah satu tikus sialan itu telah ada di atas kepala Hyunjin dan bersiap mencabik kulit kepalanya.
Karena hal itu keseimbangan Hyunjin hancur, Seungmin jatuh terlebih dahulu dan langsung diserbu beberapa tikus terdekat.
"Sialan!" teriak Hyunjin saat tikus itu ganti mencabik tangannya yang ia gunakan untuk menyerang si tikus.
Segalanya makin kacau sekarang, kini aku benar-benar tidak tahu harus apa lagi.
.
[CTRL + C]
.
Han Jisung
Ruang musik ini tidak terlalu luas, tapi juga tidak kecil-kecil amat. Ada gudang penyimpanan yang ada di bawah tanah, pasti Bu Moonbyul ada di sana.
Didengar dari teriakannya, kuharap tidak terjadi sesuatu yang buruk padanya.
"Aksi yang heroik," mataku memicing tak suka kepada sosok menyebalkan itu. sosok yang baru saja keluar dari neraka dengan muka penuh rasa ingin membunuh.
Yoon Sanha yang ada di depan kami bukan lagi Yoon Sanha anggota basket yang jago slam dunk juga menang three on three dengan seniornya, hampir menjadi ace basket jika saja otaknya tidak error.
Tikaman yang dia berikan padaku rasanya amat sangat nyeri. Tapi, yang paling membuatku merasa mencekam dan tidak bebas adalah api yang ada dimana-mana.
"Kita punya waktu berapa lama?" tanyaku pada Felix yang berusaha menjauhkanku dari Sanha yang masih tetap ingin menghabisiku.
"Satu atau satu setengah menit sebelum bangunan ini hancur dan kita harus setor nyawa."
Aku memejamkan mataku yang terasa pedih. Tenggorokanku rasanya kering dan napasku sesak. Ingin rasanya merengek tapi aku tidak setolol itu. Felix ada dalam keadaan yang sama denganku—minus luka tusukan itu.
"Baik, rupanya yang Sanha incar adalah gue. Lo turun ke bawah cari Bu Moonbyul. Gue dan roh itu akan tangani yang di sini."
"Tapi-"
"Felix! Sanha hanya dendam ke gue! Urusan dia sama gue, bukan sama lo!"
Tidak heran jika Sanha menyimpan dendam kepadaku. Yeah, hanya masalah antar saudara tiri. Sebenarnya jika ia mau berpikir secara lebih open mind semua yang dia rasakan hanya salah paham semata.
Aku akan menceritakan apa masalah Sanha terhadapku kapan-kapan, kini aku harus melumpuhkan saudara tiriku yang sedang error itu.
Susah payah aku berdiri, kusadari saat luka ini tidak kutahan dengan tanganku darahnya merembes lebih cepat, sial kalau begini aku bisa kehabisan darah.
Maka, aku melepas atasan seragamku, menyobeknya menjadi beberapa bagian lalu membelitnya ke perutku sementara roh itu menghajar Sanha dengan barang-barang yang belum terbakar di ruang musik ini.
Rasa panas langsung menyapa kulitku yang tidak terbalut apapun. Ya ampun, kuharap ini semua cepat berakhir.
Aku memgambil tongkat pramuka yang tergeletak tidak jauh dariku untungnya belum terbakar lalu melayangkan serangan padanya.
VOUS LISEZ
[1] CTRL + C ✓
Mystère / ThrillerKepsek kami memberi tugas yang rada aneh, tapi tetap kami lakukan lantaran dihadiahi jam kosong serta keistimewaan lain. Namun, di beberapa ruangan yang sering kami santroni mendadak teman-teman kami tergolek dengan riasan yang bagus banget, seperti...
17-
Depuis le début
![[1] CTRL + C ✓](https://img.wattpad.com/cover/222033251-64-k672192.jpg)